MAIZA

19K 129 3
                                    

“Mas, ini kita jadi pulang ke rumah papa?” tanya Maiza pada Arif sang suami yang sedang asyik memeriksa berkas kantor. 

Arif menatap Maiza yang terlihat menunggu jawabannya. 

“Iya, minggu besok kita berangkat. Kamu siapin pakaian kita. Paling satu mingguan kita disana.” jawab Arief kemudian kembali fokus pada kertas yang ada di tangannya. 

Maiza Calista wanita cantik berusia 23 tahun adalah seorang istri dari Arief Heryawan berusia 29 tahun seorang pengusaha sepatu yang cukup terkenal. 

Keduanya tinggal di kota sedangkan orang tua Arief memilih kali ke desa setelah ibunya Arief meninggal 10 tahun lalu. 

Arief memang sejak remaja memilih tetap tinggal di kota dan melanjutkan pendidikannya hingga mendirikan perusahaan sepatu yang terbilang sukses. Apalagi usianya masih tergolong masih muda dibawah usia 30.

Mendengar jawaban sang suami, Maiza langsung menyiapkan beberapa potong pakaian yang akan mereka bawa dan memasukkan ke dalam koper. Tidak lupa beberapa perlengkapan pribadi dimasukkan ke dalamnya agar tidak kelupaan. 

Minggu yang ditentukan, Arief dan Maiza dengan menggunakan kendaraan pribadi mereka menuju kampung halaman Arief dimana orang tuanya yaitu papanya tinggal. Kurang lebih menempuh perjalanan 10 jam karena beberapa kali singgah, akhirnya mobil yang dikemudikan Arief sampai di rumah besar milik Teguh.

Sebuah rumah megah yang terdiri dari dua lantai berdiri di sebuah lahan luas. Pagar yang mengelilinginya juga sangat bagus dan lumayan tinggi. Ini adalah kali kedua Maiza pulang ke kampung suaminya. 

Yang pertama kali adalah saat dia menikah, itu pun menginap hanya beberapa hari karena pekerjaan Arief yang tidak bisa ditinggal. 

Di kampung, Teguh juga termasuk salah satu orang terkaya yang dihormati dan disegani oleh warga kampung. Selama di kampung, Teguh mengawasi orang orang yang bekerja padanya dengan dibantu juga oleh beberapa mandor dalam mengurus kebun dan juga hewan ternak yang dimilikinya. 

Melihat mobil yang masuk ke dalam pekarangan rumahnya, Teguh yang kebetulan sedang asyik menikmati kopi dan kue yang disediakan oleh pelayan di rumahnya langsung berdiri dan menyongsong kehadiran anak dan menantunya itu. 

“Ealah nduk, kenapa nggak bilang kalau mau datang. Bapak nggak ada persiapan.” ujar Teguh saat Arief dan Maiza mengalami tangannya. 

“Sengaja Pa, mau buat kejutan. Papa juga nggak perlu repot repot. Kami datang kan mau ngejenguk papa bukannya minta dijamu.” ujar Maiza dengan suara yang lembut sementara Arief hanya mengangguk tanda setuju. 

“Sony, bantu Arief bawa koper ke kamar mereka.” teriak Teguh sambil menatap ke arah dalam rumah. 

Seorang lelaki keluar dari dalam rumah kemudian bergerak menuju mobil dan menurunkan koper milik anak majikannya itu dan membawanya ke kamar yang terletak di lantai dua. 

Berbeda dengan kamar Teguh yang terletak di lantai dasar. Arief dan Maiza lalu masuk ke dalam untuk membersihkan diri dan juga beristirahat karena setelah perjalanan yang mereka lakukan membuat tubuh perlu diistirahatkan. 

Sampai di kamar, Arief dan Maiza bergantian membersihkan diri. Waktu yang menjelang sore membuat keduanya segera ke kamar mandi karena Teguh sudah berpesan kalau makanan sudah siap dan mengajak makan malam bersama.

“Jadi bagaimana pekerjaanmu di kota?” tanya Teguh saat mereka sedang makan malam di ruang makan. 

“Lancar, Pa. Berkat doa papa pastinya.”

“Katanya Maiza sudah resign dari tempatnya bekerja?” tanya Teguh sambil menatap ke arah menantunya itu. 

“Iya Pa, rencananya mau program.”

SHORT STORY (AFFAIR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang