Liana Larasati yang biasa dipanggil Lia. Gadis cantik berambut panjang itu mengintip dari balik gorden rumahnya ke arah jalan. Sudah beberapa hari ini dia merasa ada yang mengikutinya.
Bukan terlalu percaya diri, tapi bisa dimaklumi dengan usianya yang baru 23 tahun memiliki wajah oriental, kulit putih serta bentuk tubuh yang seksi membuat mata para kaum adam tidak rela berkedip saat melihat ke arahnya.
Sebagai gadis mandiri, sejak usianya 18 tahun Lia sudah hidup mandiri karena kedua orang tuanya yang sudah berpulang lebih dulu.
Lia kembali duduk di sofa setelah memastikan kalau tidak ada orang di luar. Lia kembali fokus menscroll sosial media miliknya.
Kletak
Lia terperanjat saat mendengar suara dari arah pintu belakang. Dengan cepat Lia meraih tongkat kayu yang memang selalu dia siapkan buat memukul orang yang berusaha atau mencoba mencuri di rumahnya.
Lia berjalan pelan, mengendap endap sambil melihat kanan kiri. Lia sendiri menjadi bingung kenapa justru dia yang bersikap seperti maling.
Lia menjadi cemas saat melihat pintu dapur yang sudah terbuka. Dengan kaki gemetar, Lia semakin mendekat ke arah pintu dengan niat memeriksa dan menutupnya kembali.
Uhmmm…
Lia tersentak saat merasakan mulutnya di bekap dari belakang. Tongkat ditangannya terlepas karena Lia berusaha melepaskan tangan seseorang yang menutup mulutnya.
Lia berusaha memberontak saat tubuhnya dipojokkan ke dinding.
“Lepaskan, siapa kamu?” tanya Lia saat bekapannya terlepas. Ingin berteriak meminta tolong percuma karena rumahnya jauh dari rumah rumah yang lain ditambah sudah larut malam.
Lia berusaha memberontak saat kedua tangannya diikat di belakang begitu juga kakinya hingga Lia tidak bisa bergerak.
Kemudian tubuh Lia dibalik hingga Lia bisa berhadapan dengan seseorang yang telah mengikatnya.
“Arya ka_. uhmm..” suara Lia tidak keluar lagi setelah orang yang ternyata bernama Arya itu memasang lakban di mulutnya.
Lia menatap nyalang ke arah Arya yang tak lain adalah rekan kerjanya di kantor atau tepatnya atasannya. Arya menyukainya tetapi Lia menolak karena tidak menyukai sikap Arya yang angkuh dan juga sombong.
“Halo sayang, aku datang ingin mengajakmu bersenang senang.” ujar Arya sambil menempelkan tubuhnya ke tubuh Lia hingga membuat gadis itu berteriak teriak dari balik sumpalannya.
Arya tersenyum puas melihat Lia yang tidak berdaya.
“Katakan dimana kamarmu, aku sudah tidak sabar mengajakmu bertempur. Aku ingin mendengar suaramu yang lebih dahsyat daripada saat di kantor.” lanjut Arya kemudian mengangkat tubuh Lia seperti karung beras.
Lia bergerak gerak di atas bahu Arya saat lelaki itu membawanya masuk ke dalam ruangan yang memang adalah kamar pribadinya.
Bruk..
Arya melemparkan tubuh tidak berdata Lia ke atas kasur empuk milik gadis itu hingga tubuhnya memantul pelan. Arya kemudian melompat ke atas kasur dan menindih tubuh Lia yang terus berusaha bersuara dan bergerak gerak.
Arya menatap wajah Lia yang sangat cantik kemudian membelai pipinya yang putih mulus dan juga lembut seperti kulit bayi.
“Ah, kamu memang sangat cantik dan membuat aku tergila gila.” ujar Arya sambil mengendusi pipi dan juga leher Lia yang putih.
Tangan Arya bergerak ke arah dada Lia yang terlihat membusung kemudian menyentuh salah satunya dan memberi remasan.
Arya melihat ke arah mata Lia yang terlihat tidak terima dengan tindakan kurang ajarnya tetapi Arya tidak peduli. Sudah lama dia menahan diri dengan mencoba mendekati Lia dengan cara baik baik. Tetapi karena tidak berhasil, terpaksalah Arya mengambil jalan pintas dengan menjadikan Lia miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY (AFFAIR)
RomanceFollow sebelum membaca Jangan lupa tekan ⭐ Cerita dewasa 21+ Bocah minggir Mature konten Cerita tentang hubungan terlarang diantara lelaki dan perempuan.