“Hei jelek, minggir.” ujar Theo sambil melewati Jenny dengan wajah songong nya. Jenny yang mendengar ucapan Theo menggeram kesal karena lelaki itu suka sekali mengejeknya.
Jenny tidak masalah jika wajahnya memang jelek, tetapi mau bertanya ke siapa pun tetap akan mengatakan kalau dia itu sangat cantik, bahkan seperti barbie. Hanya mata Theo saja yang bermasalah sehingga melihatnya menjadi jelek.
“Heh, lelaki sok tampan. Ini jalan umum jadi siapapun boleh berdiri disini. Lagipula jalan ini lebar tubuhmu yang seperti tiang listrik itu tidak akan lecet jika bersinggungan denganku. Justru aku yang akan tergeser.” balas Jenny dengan kesal.
“Dengar aku setelah tamat SMA, sebaiknya kau mengendap saja di rumah. Siapa tahu tubuhmu yang kecil dan lurus itu akan mengembang seperti tepung diberi baking soda.” ejek Theo.
Ya keduanya baru saja merayakan kelulusan SMA dan Theo yang memang selalu menjahili Jenny tidak membuang kesempatan terakhir mereka karena setelah ini Theo akan melanjutkan kuliahnya keluar negeri.
“Itu bukan urusanmu. Sebaiknya pintar pintar lah belajar agar kau bisa meneruskan usaha orang tuamu itu. Kalau tidak nanti setelah aku selesai kuliah aku akan menikah dengan orang kaya dan menggulung perusahaan orang tuamu biar kau bangkrut dan tidak bisa sombong kepadaku.” ujar Jenny kemudian meninggalkan Theo yang berdiri kaku karena mendengar ucapan Jenny.
“Jangan harap kau bisa menikah dengan orang lain. Kau boleh menggulung perusahaanku nanti karena aku rela menjadi apapun yang kau inginkan asal kau bersamaku.” gumam Theo dengan senyum tipis di sela bibirnya.
Itu adalah pertemuan terakhir Theo dengan Jenny 6 tahun lalu dan sekarang Theo sudah kembali ke Indonesia dan meneruskan usaha orang tuanya dan juga usaha nya sendiri yang dibangunnya dengan patungan bersama Erick sahabatnya sejak SMA.
“Sial, kenapa dia semakin cantik saja.” ujar Theo menatap ke arah Jenny yang sedang tertawa bersama teman temannya. Erick yang mendengar ucapan Theo langsung tertawa melihat sahabatnya itu belum bisa menerima kenyataan kalau gadis yang diincarnya sudah punya tunangan.
“Sudahlah, lebih baik lupakan. Dia sudah punya orang, masih banyak yang bebas dan bisa dijadikan gebetan.” ujar Erick tetapi Theo tidak menggubris karena tidak ada yang bisa menggantikan Jenny di hatinya.
“Elo juga salah, sudah tahu suka malah diajak ribut terus.” lanjut Erick kesal dengan kelakuan Theo yang lain di mulut lain dihati.
“Ckk berisik loe, cabut gue.” ujar Theo kemudian bangkit meninggalkan Erick sendirian.
“Huh, gue yang diajak, sekarang malah ditinggal. Dasar teman nggak ada adab.” ujar Erick tetapi Theo tidak peduli.
Theo merasa kesal dan rasanya ingin menghancurkan apapun yang ada dihadapannya karena mendapati fakta kalau Jenny gadis incarannya itu sudah memiliki tunangan saat dia mencari keberadaan Jenny. Tentu Theo tidak akan menyerah begitu saja.
Sebelum janur kuning melengkung, Jenny bukan milik siapapun kecuali milik Theo. Sungguh egois sekali pemikiran Theo jika berkaitan dengan Jenny.
Theo masuk ke dalam mobilnya kemudian menyandarkan diri ke sandaran kursi. Theo menyesali kebodohannya yang tidak pernah menunjukkan rasa suka pada Jenny dan justru sering mengajaknya ribut.
Dulu Theo kira apa yang dilakukan akan membuat Jenny tidak bisa melupakannya, memang mungkin Jenny tidak bisa melupakannya tetapi dalam artian buruk dan sekarang Theo merasa menyesal mendengar Jenny sudah bertunangan.
“Dah, sampai jumpa besok.”
Lamunan Theo buyar saat mendengar suara gadis yang dicintainya itu terdengar sangat dekat. Theo menoleh dan baru menyadari kalau mobil di sebelahnya adalah mobil si pujaan hati. Sepertinya Jenny sudah mau pulang setelah kumpul kumpul bareng teman temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY (AFFAIR)
RomanceFollow sebelum membaca Jangan lupa tekan ⭐ Cerita dewasa 21+ Bocah minggir Mature konten Cerita tentang hubungan terlarang diantara lelaki dan perempuan.