Keadaan Bintang setiap harinya semakin membaik, dia pun merasakan hal itu. Bahkan dia bisa mendengarkan wanitanya berceloteh sepanjang makan malam tanpa merasa terganggu. Seperti malam ini Natasha sengaja bicara tanpa henti sambil makan malam. Menceritakan tentang pengalamannya saat menjadi perawat.
"Heemm... Hati-hati," ucap Bintang ketika Natasha terbatuk karena tersedak. Dia menyodorkan minum ke arah wanitanya itu sambil menatap khawatir.
Natasha buru-buru minum air, tapi sayangnya air yang ia minum tersangkut di tenggorokan karena batuk yang hendak keluar. Tanpa bisa menahan diri Natasha menyemburkan air di mulutnya ke arah Bintang.
"Buset kak Nat!" keluh Bintang sambil memejamkan mata karena hujan lokal yang datang tiba-tiba.
Bukannya menyesal Natasha justru tertawa. Dia puas menertawakan wajah Bintang yang telah basah. Wanita itu meletakkan gelasnya dan segera berdiri untuk menghampiri kekasihnya. Dengan sisa tawanya Natasha mengusap wajah Bintang dengan kaos yang di pakainya.
"Maaf," ucap Natasha sambil menahan tawa.
"Tapi gak pake baju juga dong, kak," sekali lagi Bintang mengeluh sambil menatap wanitanya itu dengan lirikan kesal.
"Gak apa-apa biar kamu makin tergila-gila sama aku," jawab Natasha asal.
Bintang melingkarkan tanganya di pinggang Natasha. Menatap wanita itu dengan picingan mata, "Apa menurutmu, aku terlihat kurang tergila-gila padamu?"
Natasha bisa mendengar Bintang sengaja bicara dengan nada yang menggoda. Belum lagi kekasihnya itu tidak memanggilnya dengan sebutan 'kak' membuat aura maskulin Bintang keluar dan membuat bulu kuduknya berdiri. Ia tanpa sadar menelan ludahnya, saat melihat leher Bintang yang jenjang tampak indah saat mendongak menatapnya.
"Gara-gara kamu, selera makanku hilang. Sekarang aku ingin makan yang lain," ucap Bintang sambil menarik tangan Natasha, agar wanitanya itu menunduk.
"Aku sudah tergila-gila padamu, aku menginginkanmu setiap saat, aku menginginkanmu seumur hidupku," ucap Bintang tepat di depan wajah Natasha. Membuat Natasha memejamkan matanya karena jantungnya telah berdetak lebih kencang.
Tangan Bintang yang semula melingkar di pinggang, kini berpindah ke tengkuk leher Natasha. Ia menarik leher Natasha mendekat dan mencium bibir wanitanya dalam. Memimpin ciuman itu dengan apik dan sengaja menunjukkan sisi maskulinnya pada Natasha.
.
.
.
Natasha bisa merasakan dengan jelas, bahwa beberapa hari belakangan Bintang bersikap sangat maskulin selayaknya laki-laki. Membuat jantungnya mulai tidak aman, karena sikap maskulin Bintang dipadukan dengan kelembutan yang memang sifat asli Bintang membuat kekasihnya itu menjelma menjadi pasangan yang sempurna.
Selagi Natasha bertanya-tanya bagaimana kekasihnya itu bisa berubah, Bintang hampir setiap hari menghubungi Angkasa untuk meminta saran pada kakak laki-lakinya itu. Dia ingin membuat wanitanya terkesan, dia ingin membuat Natasha jatuh cinta padanya dan tidak bisa menolak ajakannya untuk diperkenalkan pada keluarganya sebagai kekasih.
Sore ini sesuai saran Angkasa, Bintang telah memesan restoran untuk makan malam romantis dengan Natasha. Dia gugup sejak pagi, karena meski dia telah membaik dan tidak lagi merasa mual atau pusing saat makan sambil bicara, tapi ini akan jadi pertama kalinya ia makan malam diluar.
Bintang menyandarkan kepala di atas meja kerjanya. Menghembuskan nafasnya dalam berkali-kali, berusaha mengusir kegugupannya. Bahkan ia tidak bisa fokus pada pekerjaannya hari ini.
"Kamu gak enak badan?" tanya Natasha sambil membelai rambut Bintang lembut.
Bintang segera menegakkan tubuhnya, dia sempat kaget karena tidak mendengar wanitanya itu masuk ke dalam ruangannya, "Nggak..."
KAMU SEDANG MEMBACA
in love again
RomanceBintang Oswald berusaha menghindar dari tunangannya yang tidak lain adalah sahabatnya dari kecil, dengan cara pindah ke Indonesia. Dia berharap dapat berpikir lebih jernih tentang hubungan mereka selanjutnya. Kepulangan Bintang ke Indonesia awalnya...