Bagian 11

4 3 0
                                    

Jangan lupa follow akun authornya, serta vote dan juga komen. Terimakasih.

_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______

Adya berjalan untuk kembali pulang ke rumahnya. Dengan perasaannya yang saat ini menjadi campur aduk. Bukan karena apa, tetapi dia tak bisa mengambil keputusan.

Adiknya sudah lama menghilang. Tak ada yang mau membantunya untuk mencari keberadaannya. Polisi ataupun orang-orang terdekatnya.

Dan sekarang dia harus terlibat dengan hal yang menurutnya tak masuk akal. Menurutnya tak ada makhluk seperti Oey di dunia ini.

Hanya pemikiran orang-orang tertentu saja yang menciptakan deskripsi cerita tentang sosok itu.

Langkahnya terhenti, ketika di hadapannya jongkok seorang anak laki-laki kecil.

Nampak begitu compang-camping dan memiliki luka di bagian salah satu pipinya.

Adya melangkah sedikit untuk mendekatinya.

"Hai," celetuknya kecil. Ia sedikit membungkukkan tubuhnya.

Namun tak ada jawaban dari anak kecil itu. Dia hanya terus-menerus memfokuskan tatapannya ke arah aspal. Tanpa mau menengok kebelakang.

Adya kembali mencoba untuk berbicara. "Apa yang kamu lakukan di sini?" ucapnya kembali dengan nada lembut.

Berharap anak kecil itu memberikan jawaban kepadanya.

"A-aku ... aku," Anak kecil itu menjawab singkat dengan terbata.

"Kayaknya dia pengemis deeh?, yaudah enggak usah peduliin kali ya?" ucap benak Adya mencoba mencari jalan yang terbaik.

Adya membuang nafasnya tipis, lalu kembali meluruskan badannya. Perlahan melangkahkan kakinya, untuk pergi dari sana.

Tetapi satu kakinya disentuh langsung oleh anak kecil itu.

Yang tentu saja membuat Adya terkejut saat itu juga. Ia menoleh langsung padanya.

"Tu-tunggu ... tunggu. Tolong selamatkan aku. Se-selamatkan aku," ucap anak itu dengan nada yang semakin lemah.

Adya langsung saja jongkok dan menatap sayu wajah anak lelaki itu.

"Akhirnya kamu bicara. Maaf aku sempat berpikir untuk meninggalkan mu,"

"Se-selamatkan aku. Aku mohon,"

Adya semakin merasa kalau anak ini benar-benar butuh bantuannya. Hatinya tak bisa melihat hal yang seperti ini.

ABADIL [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang