Di dalam hutan belantara yang jauh dari hiruk piruk perkotaan. Selepas terjadinya bentrok antar musuh, sekarang terjadi bentrok di dalam organisasi mafia yang selama ini mendominasi dunia bawah di wilayah H. Wilayah H adalah wilayah dengan organisasi mafia terbanyak. Wilayah H juga mencakup banyak negara.
Dor! Dor! Dor!
"Ughh"
Sring!
"Ukh"
Crak!
Buak!
Crash!
Dor! Dor!
"Ughh"
Jleb!
"Argghhh!"
Jleb!
"Arrghhh!"
Crash!
"Akhhh"
Bunyi dentingan senjata dan teriakkan saling bersahutan di dalam hutan belantara. Di balik suasana yang menyesakkan dan menegangkan ini. Hanya satu orang yang dapat tersenyum lebar, bahkan tertawa.
"Lagi!" Teriak Amoorea dengan sedikit keras, senyumnya kian melebar.
Crash!
Ia menebas leher seorang pembelot.
"Lagi!"
Crash!
"Lagi!"
Crash!
"Ahahahahahahaha" Ia tertawa senang dengan wajah berlumuran darah.
Crash!
Crash!
Crash!
Crash!
Pedang kembarnya terayun menebas leher para pembelot seiring Amoorea melangkah. Bahkan ia seperti tengah menari dan melompat lompat kesana kemari diantara banyaknya senjata yang diarahkan ke tubuhnya.
"Ihihihihihihihi" Tawanya semakin keras membuat merinding siapa saja yang mendengar.
Crash! Crash!
Crash! Crash!
Crash! Crash!
Crash! Crash!
Crash! Crash!
Entah sudah berapa ratus orang yang ditebasnya.
"AHAHAHAHAHAHA!" Amoorea tertawa terbahak-bahak diantara para mayat di sekeliling nya.
Melihat itu para pembelot yang tersisa menegang, bahkan merinding di tempat tak mampu bergerak.
Tekanan ini! Aura ini! Perasaan ini! Matilah aku!' itulah isi kepala para pembelot.
Namun, mati sekalipun mereka harus menghabisi jelmaan setan itu!
Segera mereka kembali menyerang Amoorea. Beberapa diantaranya berhasil mendaratkan serangan di tubuh Amoorea, namun setelahnya mereka tewas ditempat setelah lehernya ditebas oleh Amoorea.
"Uhuk" Amoorea terbatuk dengan banyaknya darah yang keluar dari mulutnya.
Sepertinya inilah batasnya. Tubuhnya terasa berat untuk digerakkan. Ia telah mendapat lima luka tembak di bahu, lengan dan kakinya. Tiga buah belati menancap di punggung dan pahanya.
Dua buah pedang panjang menancap di perut dan bahunya. Serta memar pukulan di seluruh tubuhnya. Bahkan pakaiannya pun telah terkoyak di sana sini.
"Huuhh.. Akhirnya... " Evan yang semula entah kemana kini muncul di depan Amoorea yang tengah menunduk dengan kedua pedang ditancapkan ditanah sebagai tumpuan.