"Amora, kamu apa-apaan sih!" Kesal Alena mendorong bahu Amora.
Amora diam tak bergeming ditempatnya. Menatap Alena yang tubuhnya lebih rendah darinya.
"Apa?" Tantang Amora.
Alena menatapnya tajam, tangannya terangkat hendak menampar wajah Amora. Namun Amora menangkapnya sebelum tangan Alena menyentuh wajahnya.
_____
Di gerbang depan mansion Abkala.
Brumm! Brumm! Brumm!
Deru mobil hitam mewah berhenti di depan gerbang utama mansion Abkala, tidak hanya satu melainkan sepuluh. Dua orang penjaga gerbang bangkit dari duduknya dan membuka gembok di gerbang. Salah seorang keluar dan mendekati mobil hitam paling depan.
"Siapa ya?" Tanyanya pada pengemudi mobil.
Dari mobil yang di belakang, tiga orang keluar dan mendekati penjaga gerbang itu. Tubuh mereka yang besar segera mengunci gerakan penjaga gerbang yang bertubuh lebih kecil. Salah seorang lagi masuk dan membuka lebar gerbang utama, sedangkan seorang lainnya mengunci gerakan penjaga gerbang lainnya.
Kesepuluh mobil mewah berwarna hitam itu memasuki halaman mansion Abkala. Dan berhenti di depan tangga kecil di depan pintu utama. Satu persatu orang-orang keluar dari mobil, berdiri tegak membentuk dua barisan yang sejajar. Termasuk tiga orang yang berada di gerbang utama.
Noah Wilder keluar dari mobil paling depan. Dengan pakaian serba hitam dan kacamata hitam yang bertengger manis di hidungnya. Menatap datar sekitarnya, tempat yang telah ditempati putrinya selama sepuluh tahun jauh darinya.
Dia berjalan tegap memasuki mansion Abkala dengan di dikuti Thomas sang tangan kanan dibelakangnya. Dan Jack sang tangan kiri yang berjalan di belakang sisi kirinya. Membuka lebar pintu utama mansion Abkala.
Kriiett~!
Semua orang di dalam menoleh ke arah pintu utama. Disana Noah berdiri dengan tangan terangkat mendorong pintu supaya terbuka lebar.
Freddy dan Alena menatap bingung Noah, sedangkan Delisha tubuhnya sudah gemetar hebat dengan keringat dingin membasahi tubuhnya.
"Siapa kau? Beraninya masuk rumah orang tanpa permisi!" Ujar Freddy lantang.
"Siapa aku?" Ucap Noah pada dirinya sendiri, tatapannya memandang remeh Freddy.
"Papa!" Panggil Amora sembari menghempaskan tangan Alena yang hendak menamparnya.
Sembari meringis mengelus pergelangan tangannya, Alena menatap Noah dan Amora secara bergantian. Wajah Amora memang duplikat Noah versi perempuan. Hampir semua bagian wajah Amora mirip dengan Noah kecuali bibirnya. Bibir Amora mengambil dari bibir Delisha itu saja, sisanya diambil dari Noah Wilder.
"Sayang! Kemari!" Panggil Noah pada putrinya.
Amora pun berjalan mendekat dengan kopernya yang diambil alih oleh Thomas.
"Tidak! Amora jangan pergi!" Pekik Delisha.
"Kenapa?" Tanya Amora berbalik.
"K-kamu anak mama kan, disini saja ya jangan pergi dengannya" Ucap Delisha gugup dengan keringat dingindi pelipisnya.
Amora menatap Delisha datar. Memutar bola matanya malas.
"Tapi dia juga papaku" Jawab Amora lugas.
Noah nampak tersenyum pongah. Merasa menang melawan Delisha. Delisha mendekati Amora dan memegang sebelah tangan Amora dengan kedua tangannya.