Chapter 10

433 94 5
                                    

Selamat datang kembali dicerita Bitter Brew.
Jangan lupa vote dan komentarnya.

________

“Nam, kecilkan suaramu," desis Lynne, matanya memicing tajam ke arah Nam.

"Kamu tidak lihatkah kalau pengunjung lain sedang memandangi kita?!”

Nam terlihat terkejut dengan reaksi Lynne yang lebih keras dari biasanya.

"Oke-oke, aku akan memelankan suaraku," jawab Nam akhirnya, mengangkat kedua tangannya sebagai tanda menyerah. "Sekarang, ceritakan apa yang terjadi pada kalian berdua pada malam itu."

Nam mencondongkan tubuhnya ke depan, memasang telinganya baik-baik, seakan setiap kata yang keluar dari mulut Lynne adalah rahasia yang tak ternilai harganya. Lynne menggigit bibir bawahnya, ragu sejenak sebelum melanjutkan. Saat ia mulai berbicara, Nam menggeleng pelan, seolah kecewa dengan apa yang didengarnya.

“Ah, kupikir malam panas telah terjadi di antara kalian berdua. Ternyata hanya makan malam bersama lalu tiba-tiba dia berubah dingin kepadamu?!” Nam sengaja membesarkan suaranya, membuat beberapa orang di meja sebelah menoleh ke arah mereka. Di seberang ruangan, Feraya yang tengah berdiri di depan meja kasir, menoleh seketika ke arah Nam. Wajahnya menegang mendengar diskusi yang tampaknya mengarah kepadanya.

Dengan buru-buru, Lynne meraih lengan Nam dan menutup mulut sahabatnya. Matanya memicing semakin tajam.

“Nam! Jangan membuatku malu di sini, aku menyuruhmu datang untuk membantuku keluar dari situasi ini, bukan malah membuatnya semakin runyam.”

Nam tersenyum kecil, namun kemudian menggelengkan kepala. “Aku tidak terima jika gadis cantik sepertimu dipermainkan seperti itu.”

Phicaya yang sedari tadi hanya mendengarkan, kini menimpali dengan nada tenang, “Masalah ini tidak akan menjadi panjang jika kamu tidak benar-benar menyukainya, dan tidak menganggapnya penting dalam hidupmu.”

Mata Lynne terpaku pada gelas minumannya, tangannya gemetar di bawah meja. Phicaya melanjutkan dengan nada yang lebih lembut,

“Sekarang bagaimana perasaanmu terhadap Nona Feraya? Apakah kamu menyukainya?”

Lynne terdiam, menatap jari-jarinya yang mengait satu sama lain di pangkuannya. Ada jeda yang panjang sebelum ia akhirnya menjawab,

“Ti...dak. Aku tidak menyukainya. Hanya saja... aku merasa sedikit kehilangan sikapnya yang ceria, dan selalu menemaniku ketika aku berada di Bitter Brew. Rasanya sangat kosong. Tidak seperti biasanya.”

Nam yang mendengar itu menghela napas panjang. Wajahnya menunjukkan rasa frustrasi yang dalam. Tiba-tiba, ia mengacak-acak rambut Lynne dengan sengaja, membuat gadis berkacamata itu mendengus kesal.

“Nam, berhenti!”

“Aku tidak akan berhenti sebelum kamu sadar, Lynne. Kamu bilang kamu tidak menyukainya tetapi kamu merasa kosong ketika dia bersikap dingin kepadamu? Bodoh!” seru Nam sambil menatap wajah temannya yang kian memerah karena malu.

Phicaya menyandarkan tubuhnya ke kursi, dengan anggukan setuju ia menimpali.

“Kali ini aku setuju dengan apa yang dikatakan oleh Nam. Jika kamu tidak menyukainya, tidak mungkin seperti ini. Tentunya kamu hanya akan memandangnya sebagai pemilik kafe ini. Makan malam yang terjadi kemarin, anggap saja itu bonusmu sebagai pelanggan setia di sini.”

Nam, yang tengah menikmati rokoknya, mematikan batang rokok itu ke dalam asbak. Matanya menatap Lynne dengan sorot serius, sebelum dengan nada lembut ia menyarankan, “Apa kamu butuh bantuanku untuk bicara dengan Nona Feraya, hm?”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bitter Brew (Fayo21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang