Chapter 1

2.8K 217 13
                                    

Happy reading.
Tinggalkan vote dan komentarnya.
Aku update setiap 2/3 hari sekali ya.
Follow dan tambahkan ke reading list supaya tau kalau aku update.
_____

Berlin, Jerman.

Feraya Malisorn, seorang perempuan muda yang cantik dan penuh karisma, berdiri di belakang jendela yang menghadap ke jalan raya. Pagi di Berlin selalu sama, seolah menggenggam sejuk yang menusuk, memeluk setiap sudut kota dengan kabut tipis yang mengapung di udara. Bitter Brew, salah satu kafe paling terkenal di kota ini, telah beroperasi selama satu tahun terakhir. Tidak mudah bagi Feraya mempertahankan kafe tersebut di tengah gempuran kafe-kafe baru yang berlomba menawarkan diskon besar-besaran demi menarik perhatian para pelanggan.

Feraya melipat kedua tangannya di bawah dada, memandang keluar dengan mata yang penuh keteguhan. Cahaya pagi menembus celah-celah jendela, memantulkan kilauan keemasan yang lembut di atas permukaan meja dan kursi yang tertata rapi. Senyum tipis terbit di sudut bibirnya ketika ia melihat kursi-kursi yang sebelumnya kosong kini mulai terisi oleh pelanggan yang datang membawa laptop di tangan, sibuk dengan dunia mereka sendiri.

"Selamat pagi dan selamat datang di Bitter Brew," sapa Feraya dengan suara hangat. Beberapa pelanggan membalas sapaan itu dengan senyum ramah, sementara yang lain hanya mengangguk kecil. Setelah memberikan sambutan pada pelanggannya, Feraya, sebagai pemilik kafe, duduk di salah satu kursi kosong. Dengan anggun, ia menempatkan tubuhnya, wajah tegasnya dan rambut cokelatnya yang terurai rapi semakin menonjolkan pesona karismatik yang ia miliki. Blazer hitam longgar yang ia kenakan tak mampu menyembunyikan kesan profesionalnya. Di balik blazer itu, terdapat kaos abu-abu polos yang ia selipkan ke dalam celana jeans hitam, dilengkapi dengan ikat pinggang sederhana. Di lehernya tergantung lanyard berwarna gelap dengan kartu identitas yang menunjukkan posisinya sebagai pemilik kafe tersebut.

Pandangan Feraya jatuh pada secangkir kopi yang ada di atas meja. Sekilas, ia melirik ke arah Patricia, yang tengah sibuk di belakang meja barista. Patricia tersenyum manis dan mengacungkan jempolnya. "Terima kasih," bisik Feraya dari kejauhan. Perlahan, ia menyeruput kopi itu, menutup mata sejenak, merasakan setiap tegukan seolah membawa kembali kenangan masa lalu. Ia menggelengkan kepala, mencoba mengusir bayang-bayang yang kembali mengganggunya. Nama itu kembali bergaung di kepalanya—Averiella. Sambil menghela napas panjang, Feraya meletakkan cangkir kopi yang ia pegang, menunduk sejenak, berusaha menghapuskan ingatan tentang perempuan itu.

"Kamu baik-baik saja?" Suara lembut dan tepukan pelan di pundaknya membangunkan Feraya dari lamunan. Ia terkejut sejenak, mengusap wajahnya dengan jemari, lalu tersenyum tipis. "Aku lihat-lihat, Bitter Brew semakin ramai, dan ulasan di internet pun menunjukkan bahwa para pelanggan selalu puas dengan pelayanannya," kata Patricia, yang sudah bekerja bersama Feraya selama setahun terakhir. Patricia, perempuan berwajah oval dengan rambut cokelat gelap bergelombang yang jatuh sempurna di atas bahunya, duduk di sampingnya dengan santai.

"Ini memang yang kita harapkan sejak awal, bukan?" jawab Feraya dengan senyum samar. Patricia mengangguk dan menepuk bahu Feraya sekali lagi. "Aku tahu, melupakan bukanlah perkara mudah. Tapi mungkin, pelan-pelan, kamu bisa mencoba," ucapnya lembut. Mata Feraya menyapu kafe yang semakin ramai, melihat orang-orang berlalu-lalang.

"Sudahlah, Patricia. Aku tidak ingin lagi terjebak dalam masa lalu yang hanya membuatku gila. Aku ingin menghapus perempuan itu dari ingatanku. Dia telah menghancurkan hidupku, dan kamu tahu itu," kata Feraya dengan nada tegas.

Feraya memang memiliki kenangan pahit bersama mantan kekasihnya, Averiella. Perpisahan beberapa tahun lalu membuat Feraya terperosok ke dalam kegelapan, menjadi pecandu seks yang menyewa wanita malam demi mendapatkan pelarian sejenak dari bayang-bayang Averiella. Meskipun sulit, ia terus berusaha melupakan perempuan itu. Namun, tiga tahun lalu, Feraya memutuskan untuk keluar dari dunia gelap yang menjeratnya.

Bitter Brew (Fayo21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang