Try Begging

Chapter 51

" Ha, ha... "

Leon membuka tangannya ke dinding klimaks wanita itu, tidak menyadari rasa malunya. Benjolan merah terlihat saat ia mengupas daging merah mudanya yang basah.

Darah mengalir deras, dan klitorisnya yang bengkak berdetak seperti jantung. Di bawahnya, ketika dia membuka lubang itu, merah dan bengkak karena kejadian tadi malam, dia bisa melihat dengan jelas dinding bagian dalamnya yang basah oleh air cabul dan berkedut serta kejang.

Tadi malam daging itu menjepitnya. Saat ia mengingat momen itu, pikirannya hampir menjadi keruh lagi.

"Nona Riddle, Anda tampak sangat berpengalaman."

Grace menggigit bibirnya mendengar ejekannya.

Kurang dari sehari telah berlalu sejak dia mengalami pengalaman pertamanya. Winston bertanya, sambil mengangkat pulpen hitam, mengingatkannya tentang banyak hal buruk yang telah dia lakukan dalam waktu yang singkat itu.

"Jadi, siapa manusia pertama?"

"...."

"Untuk penyelidikan menyeluruh."

Saat dia melotot ke arahnya alih-alih menjawab, ujung cambuk itu malah mengenai klitoris Grace.

" Hah! Le, Leon Winston..."

Dihadapkan dengan senyum yang dipenuhi kepuasan vulgar, Grace tidak dapat menahan amarahnya dan meludahkannya.

"...Bajingan bernama Leon Winston."

Winston mengernyitkan dahinya dan melengkungkan bibirnya.

"Pelacur Blanchard bersedia memakan bajingan. Menjijikkan."

'Menikmati hubungan seks dengan bajingan,' tulisnya di kertas itu sambil melirik Grace yang gemetar lalu tersenyum.

"Nona Riddle, haruskah aku membawa bajingan militer lainnya? Aku akan membiarkanmu memilih yang kau suka."

"Aku baik-baik saja dengan semuanya kecuali bajingan di depanku."

"Ya ampun, apa yang harus aku lakukan?"

Sambil berkata demikian, dia menyeringai kecil dan memasukkan jari-jarinya ke dalam dirinya.

" Ahh! "

Jari-jari yang keluar setelah menusuk-nusuk sekali basah oleh cairan cinta yang licin.

"Itu sangat mendesak, jadi satu-satunya bajingan yang aku siapkan adalah bajingan yang ada di antara kedua kakimu saat ini."

Penjepit di antara kedua kakinya menghilang, dan belenggu di pergelangan tangannya terlepas. Grace bangkit. Dan sebelum dia bisa melihat, pinggangnya dicengkeram dan dia meluncur ke sisi lain meja tempat Winston bersandar.

Kaki yang masih terikat itu ditekuk ke atas dan terbuka lebar. Begitu pantatnya menggantung di tepi meja, daging yang muncul di antara kedua kaki pria itu menembus celah itu.

" Ahhh! "

Saat potongan daging tebal itu menusuk seluruh bagian dalam tubuhnya sekaligus, Grace memutar punggungnya dan melawan.

" Ha-uhk! Terlalu dalam!"

"Aku bahkan tidak memasukkan semuanya, kau melebih-lebihkannya."

Sudah sulit menerimanya tanpa bekas luka yang masih dalam proses penyembuhan dari tadi malam.

Saat dia menarik pinggulnya ke belakang, tangan besarnya meremas dan menarik panggulnya. Perkelahian terjadi antara wanita yang harus berpegangan pada tumitnya di tepi meja agar tidak terseret, dan pria yang harus mendorong dirinya sendiri hingga masuk ke dalam tubuhnya.