BAB VIII

407 23 4
                                    

Menunggu Lian untuk koreksi tugas akhirnya tidak membuat seorang Salsa bersantai-santai diwaktu luangnya dia gunakan untuk mengerjakan tugas akhir dari progam studi Psikologi. Memang menguras tenaga dan pikiran tapi mau gimana lagi memilih double degree adalah pilihannya dulu.

Sebenarnya keluarga Salsa terbilang dalam kategori keluarga cemara. Mama dan papa selalu mengutamakan anaknya terdahulu. Papa Satria seorang yang humoris tapi perfeksionis terhadap pendidikan. Terlebih papa Satria tidak yakin bahwa musik bisa membawa dampak baik untuk masa depan anaknya. Terkadang ucapan sang papa membuat Salsa merasa terpojok. Tidak ingin menjadi anak bungsu tapi takdir membawa Salsa menjadi anak bungsu. Bagi Salsa anak bungsu itu tidak menyenangkan saat dibayangkan. Disinilah Salsa menjadi seorang anak bungsu yang selalu dapat tekanan dan dituntut untuk menjadi sempurna di bidang pendidikan.

"Sal?" Ucap Papa Satria saat dikamar Salsa
"Yes,pa"
"Anak papa udah 4 tahun di Korea sekarang udah speak in English kalo di Indonesia hihi papa udah kalah start ini" Kata Papa Satria sembari bangga
"Ishhh papa, sama anaknya gitu" Ucap Salsa sambil salting
"Gimana capek ambil double degree" Kata sang papa sambil melihat Salsa dengan intens
"Biasa aja pa" sambil senyum lebar
"Papa kan dulu udah bilang ambil sekiranya mudah digapai. Kedokteran, manajemen atau ambil keguruan biar jadi dosen kayak kakakmu itu. Bukan malah double degree malah satunya ambil musik
"Pa please aku suka musik pa. Jangan larang aku buat menyanyi. Ini udah pernah dibahas dulu banget dan papa udah setuju kan?" Bantah Salsa saat papa mengungkit tentang hal ini
"Terus gimana kuliah kamu?"
"Lancar kok pa, semuanya udah sampai tahap tugas akhir semuanya" Jelas Salsa
"Good job anak papa ini. Setelah ini selesai papa harap kamu bisa kembangkan ilmu psikolog kamu di dunia kerja. Tidak apa-apa kalo mau bernyanyi jadikan itu hobi atau kerja sampingan. Kerja paling utama harus pakai ilmu psikologi. Buat papa bangga ya. Seperti kak Greta bikin papa bangga" Ucap sang Papa sembari mengelus kepala Salsa
"Iya pa, doain Salsa ya. Eh papa mau berangkat kerja?" Tanya Salsa untuk mengalihkan pembicaraan
"Iya bentar lagi ada rapat. Ya udah papa berangkat ya. Udah gak usah sedih anak papa hebat kok" Ucap Papa Satria t
sambil tersenyum dan berjalan keluar

Setelah mendengar pernyataan sang papa, seketika mood Salsa jadi kurang begitu baik
"Hufft gini banget ya jadi anak bungsu. Selalu dituntut untuk jadi sempurna di bidang pendidikan" Seraya sambil memejamkan mata
"Kalo aku mau nyanyi di kerja paling utama papa pasti marah. Padahal impianku bisa menyanyi diatas panggung besar, ditonton ribuan fans dari berbagai daerah" batin Salsa sambil meneteskan air mata

________°°°__________°°°_________°°°________

Seketika Salsa merasakan penat dan segera menghubungi Nabiya dan Davira untuk nongki di cafe panaroma, Cafe milik Nando. Tapi ternyata Davira tidak bisa karena sudah ada janji dengan sang pacar tapi beruntungnya Nabiya bisa untuk diajak melepas penat di cafe panaroma

"Sal? Udah lama maaf ya tadi Rafa tantrum"
"Santai biya. Aku baru aja sampai kok" Jawab Salsa seadanya
"Kenapa sih murung gitu" Peka Nabiya kepada sahabatnya ini
"Biasa papa ehehehe"
"Sabar, banyakin sabarnya. Bisa pasti bisa dan semangat pokoknya" 
"Iya harus itu" Ucap Salsa dengan penuh optimis
"Sal?" Cicit Nabiya pelan
"Hmm"
"Abang gimana?" Tanya Nabiya hati-hati
"Pak Lian? Kenapa? Heran Salsa
"Udah masuk kriteria calon suami idaman belum? Ucap Nabiya sembari naik turunkan alis
"Lah?" Bingung Salsa
"Mau gak Sal jadi istri bang Lian? Jangan ya dek kalo belum ngerasain di cuekin berminggu-minggu apalagi jarang pulang" Ucap Nabiya dengan santai
"Ang ang ang" Seketika Salsa dan Nabiya ketawa bersama
"Eh si Rafa gimana biya? Sehat kan?" Ucap Salsa mengingat anak dari Lian
"Sehat kok"
"Giman ceritanya Rafa sama pak Lian bisa jauhan gitu padahal anak bapak?" Tanya Salsa yang sudah penasaran
"Alysa, mantan istrinya bang Lian selingkuh sama temen kerjanya abang. Saat ini sikapnya abang seperti itu karena Alysa. Lebih tepatnya abang kalo liat Rafa pasti keinget Alysa dan itu buat bang Lian sakit hati Sal" Jelas Nabiya
"Trauma masa lalu berarti dong ya" Sembari melihat Nabiya yang menganggukkan kepala setuju dengan statementnya
"Aku boleh minta tolong Sal" Pinta Nabiya dengan lirih
"Tolong bantu bang Lian buat keluar dari zona itu setidaknya hubungan bang Lian sama Rafa seperti anak dan ayah pada umunya. Aku tahu ini sulit tapi aku yakin kamu bisa dengan bekal ilmu psikologi kamu itu"Mohon Nabiya
"Kakak kamu setelah cerai gak dekat dengan cewek? Mungkin pacar atau sahabat cewek yang mungkin bisa merubah atau membawa keluar dari zona itu?
"Enggak Sal. Lebih tepatnya sudah tidak percaya akan cinta dan perkataan manis perempuan kecuali keluarganya"
"Luka yang ditorehkan mantan istrinya sedalam itu Biya dan aku usahain tapi aku gak janji ya bisa atau enggaknya aku bawa kakakmu keluar dari rasa trauma itu" Ucap Salsa
"Aku berharap besar sama kamu sal" Ucap Nabiya"
"Semoga ya" Sambil tersenyum melihat Biya

_______°°°_________°°°_________°°°__________

Sedangkan di kantor Pradipta Grup Lian sedang kebingungan karena ada beberapa tour off air yang dia datangi tapi sang asistennya masih dalam keadaan cuti. Lian gak mungkin pergi hanya dengan manajemennya saja terlebih fans Lian kian hari makin bertambah. Rasanya ingin mengajak Nando tapi apa kabar klien kantor yang saat itu ada janji berbarengan dengan Lian off air di luar kota

"Ndo? Jadwal bertemu dengan Mr. Alex dari David Grup besok ya?
"Hmm, manggung lo ke Makassar aman gak nih? Harusnya aman kan. Lo off air aja. Kantor dan klien urusan aku. Setelah beres urusan kantor nanti aku nyusul tour off air yan"
"Asistenku masih cuti bro bang Roy masih ada di kampung halamannya. Gak mungkin kan aku tiba-tiba nyuruh balik ke Jakarta"
"Terus gimana? Besok kan? Fansmu makin bertambah Lian kalo cuma sama manajer bakalan ricuh kayak event kemarin itu" 
"Cariin orang jadi asisten sementara aja sampe bang Roy kembali Ndo"
"Gak semudah itu. Kalo Salsa mau gak? Keknya dia free deh cuma ngerjain tugas akhir aja"
"Salsa?"
"Kemarin ada yang ke rumahmu gak? Salsa dari universita di Korea? Itu sepupu aku"
"Yang minta bantuan tugas akhir itu kan?"
"Ya udah coba hubungi dia Ndo siapa tahu mau. Bilang ada fee-nya"
"Oke nanti aku kabar lagi. Yan, Biya kan seangkatan sama Salsa harusnya free dong? Gak mau sama Biya aja"
"Ckk lo mau modus kan?" Tuding Lian kepada Nando
"Enggak yaelah protektif banget jadi kakak"
"Ribet kalo sama Biya Ndo. Rafa pasti ikutin Nabiya mulu. Mama pasti overprotektif chat mulu ke aku ditambah pasti diakhiri kata makanya Lian punya istri lagi. Garis bawahi punya istri lagi" Gerutu Lian
"Bhawahahaha bener tuh kata mama Eliza cari istri bapak CEO yang terhormat"
"Ckkk sama aja lo sama mama"

Seketika Lian ingat tentang rute tour dan langsung menanyakan hal ini kepada Nando bagian yang belum dimengerti. Nando bukan hanya seorang sekretaris dan sahabat bagi Lian tapi Nando juga bisa merangkap jadi seorang asisten pribadi saat off air gini.

"Tournya dari mana sih ini?"
"10 kota untuk tour ini Lian, 5 kota untuk bulan ini"
"5 kota lagi?"
"Schedule menyusul Lian, sepertinya 2 bulan dari sekarang"
"Hah? Maksud?"
"5 kota bulan ini terus jeda 2 bulan lanjut 5 kota lagi"
"Besok dari jakarta dulu?"
"Balikpapan-medan-makassar-Padang Jogjakarta"
"5 kota lainnya? "
"Solo-Surabaya-Bandung-Jakarta- Tanggerang"
"Oke"
"Tapi setelah tour pertama, sehabis dari kota Jogja lanjut ke acara private di malang dan Bengkulu
"Padet juga ealah"
"Ada jedanya. Yang tour itu jedanya ke kota lain sehari. Yang acara private gak ada jedanya"
"Hmm oke"
"Ndo gue belum koreksi tugas akhir Salsa. Padet banget jadwal gue bulan ini"
"Bawa aja besok waktu tour ada Salsa
"Salsa bisa?
"Bisa sih bisa tapi aku nanti siang mau ke rumahnya minta izin sama papanya"
"Kenapa gak Salsa aja?" Heran Lian saat itu 
"Hmm papanya Salsa overprotektif kalo anaknya berkaitan dengan musik"
"Lah kok aneh? Kuliah Salsa bukannya di musik"
"Iya dia ambil double degree karena hal ini. Papanya bahkan hanya bisa kuliahkan Salsa di jurusan psikologi"
"Kuliah yang jurusan musik gimana? Gak mungkin dong gratis secara cuma-cuma
"Kepintarannya Salsa, yap dia dapat beasiswa karena IPK selalu mendapatkan sempurna hampir 4"
"Wow"
"Aku denger dari Biya dia gak pulang 4 tahun ya?"
"Yap, karena dia gak mau selalu dibanding-bandingkan kalo dirumah ditambah dia disana ambil job nyanyi di cafe buat memenuhi kebutuhan kuliah di jurusan musik"
"Gak ada kiriman dari orang tuanya? Apalagi merantau jauh di luar negeri gitu"
"Ada tapi lumayan cukup buat makan dan kebutuhan kuliah di jurusan psikologi aja  sedangkan Salsa double degree. Mana cukup?"
"Ohhh i see"

Music and Sign of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang