______________________________
"Itu Abang Lo ya" Ucap Farrel.
"Iya"jawab Nadya."tapi sepupu"
Kini di pinggir jalan, mereka duduk sembari memakan makanan ringan yang tadi mereka sempat beli di Alfamart.
"Sepupu?"Tanya Farrel.
"Iya , namanya bang Faisal"
"Oh"
"Ayo kak , pulang". Ajak Nadya, beranjak dari tempat duduknya.
"Okay".
Nadya menaiki motor,memegang tas Farrel yang menjadi pembatas mereka.
"Udah siap"
"Udah"
Motor itu melaju dengan kecepatan sedang,membelah jalanan yang sedikit sepi.
Nadya merasa perjalanan menuju rumah pamannya itu terasa lambat. Merasa bahwa waktu sedang berpihak pada nya.
"Rumah Lo dimana dya?"tanya Farrel.
"Blok A nomor 05"ucap Nadya.
"Yang ini"tunjuk Farrel pada rumah yang mewah.
"Iya"ucap Nadya,lalu turun dari motor itu.
"Makasih ya kak"
"Sama sama,ntar gw chat"Ucap Farrel lalu mengacak lembut kepala Nadya.
"Gw pulang ya"Farrel memutar balik,ia tersenyum simpul lalu melaju meninggalkan rumah itu .
"Hati hati"teriak Nadya.
Belum melangkah masuk kedalam rumah.Dibalik gerbang sudah terpampang, seseorang berdiri tegak,mata lurus menatap Nadya.
"Sudah berani pacaran?"Ucap seseorang itu lalu berjalan mendekat dengan angkuh.
"Sini kamu, sialan sekali kamu ini huh?"Ucapnya lalu menarik tangan Nadya masuk kedalam rumah,ia mendorong Nadya ke tembok pojok dapur lalu mencengkram dagu Nadya "Tidak tahu Malu kamu,suami saya sudah rela menampung kamu dirumah ini,memberi makan, membayar keperluan sekolah, apakah kamu tidak malu huh?"ucapnya semakin kuat mencengkram dagu Nadya hingga kukunya terlihat masuk kedalam kulit Nadya.
"Anak sialan seperti kamu harus musnah, Kenapa gak ikut mati aja sama orang tua kamu itu huh?"ucapnya lalu melepaskan cengkraman tangannya.
"Muak saya lihat muka sialan seperti kamu itu"sambungnya lalu menendang perut Nadya.
Nadya mulai menitikkan airmatanya,ia menggigit pipi dalamnya agar isak nya tidak terdengar.
Mata yang berkaca-kaca menatap Wanita didepannya,ia tak tahan mendengar semuanya.ia juga tak mau seperti ini.
Andai Waktu bisa di ulang, mungkin Nadya ingin ulang dimana terjadinya kejadian yang membuat kedua orang tuanya melayang.
Ia menangis tanpa suara .
"Awas ka-"sebuah tangan besar melindungi wajah Nadya yang hampir tertampar itu.