Bab.13. Zyran?

39 3 0
                                    

Maaf ya up nya lama.
Semoga suka.

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

*ZAFAGARA*
\(^o^)/

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Lanjut....

Jam sudah menunjuk kan pukul 12.44, entah berapa lama zafa mesih terduduk di lantai, ia merasa putus asa. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia harus keluar dari ruang gelap itu namun Badan nya juga mesih terasa Sakit.

Ceklek

Suara pintu terbuka namun zafa mesih tetap diam duduk di lantai dengan putus asa

"Kenapa kau duduk dilantai!" Tanya seorang pemuda yang berada di ambang pintu.

Zafa tersentak, tubuhnya menegang. Ia mendongak, matanya menatap pintu kayu yang sudah terbuka . Seorang pemuda berjubah hitam berdiri di ambang pintu, siluetnya terhalang oleh cahaya redup yang masuk dari luar.

"Kau sedang apa duduk dilantai," kata pemuda itu, suaranya terdengar lembut namun dingin. "Apa kau sudah merasa lebih baik."

Zafa terdiam, menatap pemuda itu dengan curiga. Ia ingat wajah pemuda itu, wajah yang sama dengan yang tadi?.

Entah kenapa zafa merasa seperti dekat dengan pemuda yang berada di ambang pintu itu, entah itu perasaan nya atau pun... entah lah.

Em seperti...nyaman!.

"Kau siapa?" tanya Zafa, suaranya sedikit kecil. "Kenapa kau menyelamatkan aku?"

Pemuda itu tersenyum tipis, "Aku adalah temanmu," jawabnya, " apa kau tak menginginkan ku?." Tanyanya

Zafa mengerutkan kening, "Teman? Aku tidak mengenalmu."

Pemuda itu tertawa pelan, "Kau lupa? Kita dulu sering bermain bersama di taman dekat rumahmu. Aku, Zyran. Ingat?"

Zafa terdiam, mencoba untuk mengingat. Zyran? Nama itu terdengar familiar, tapi ia tidak bisa mengingat wajah pemuda itu, apa karena zafa asli belom memberikan semua ingatan nya!.

"Zyran?" gumam Zafa, "Aku... Aku tidak ingat."

"Tidak apa-apa," kata zyran, "Kau mungkin masih lemah. Sekarang, kau harus makan ini lalu istirahat. Kau masih lemah." Lanjut nya

"Aku ingin keluar dari ruang ini" ucap zafa, lalu ia menatap Zyran, Zyran yang mendengar itu pun menjawab.

"Ya kamu akan keluar dari sini" ucap zyran lalu mambantu zafa berdiri dan berjalan untuk keluar dari ruang itu.

Zafa merasa kakinya gemetar saat zyran membantunya berdiri. Tubuhnya masih terasa lemas, namun entah bagaimana, sentuhan zyran memberinya sedikit kekuatan. Mereka berjalan pelan-pelan keluar dari ruangan gelap itu. Cahaya redup dari luar semakin kuat, membuat mata Zafa menyipit sejenak saat ia melangkah ke ambang pintu.

Zyran terus memegang lengannya, menuntunnya dengan tenang. Saat mereka keluar dari ruangan, Zafa menyadari bahwa tempat di luar sama sekali tak dikenalinya. Langit tampak kelabu, seakan-akan matahari tersembunyi di balik awan yang tebal. Udara dingin menyambutnya, menusuk kulitnya.

"Di mana ini?" tanya Zafa dengan suara lirih.

Zyran menatapnya sebentar, kemudian menjawab, "di hutan hujan."

Zafa mengerutkan dahi. "Kenapa kita berada di sini?, "

Zyran berhenti melangkah dan menatap Zafa dengan sorot mata serius. "Berlindung Dari mereka yang ingin mencari kebenaran, kenapa ada ledakan di tengah hutan yang awalnya senyap, Zafa."

Zafa yang mendengar itu pun mengerti apa yang dikatakan zyran. Mereka berdua pun melanjutkan jalan nya menuju sebuah mobil hitam yang berada di balik pohon besar.

Sesampainya nya di dekat mobil zyran langsung memasukkan zafa kedalam mobil. Zafa duduk di sebelah kanan dan zyran duduk di sebelah kiri untuk menyetir mobil dengan tenang.

Mobil pun berjalan melaju meninggalkan tempat itu. Entah mengapa tiba² Jantung Zafa berdetak lebih cepat. Ia menatap zyran dalam-dalam. di balik ketenangannya zyran, entah apa ada perasaan tak menentu yang tak bisa ia jelaskan.

"Apa yang kamu sembunyikan dariku?" tanya Zafa, suaranya dingin Denga tatap tajam namun menatap ke depan.

Zyran terdiam sejenak sebelum menjawab, "Aku tidak menyembunyikan apapun. Semua akan terungkap pada waktunya. Tapi sekarang, kamu perlu istirahat. Kita akan mampir terlebih dahulu ke restoran."

Zafa ingin protes, ingin tahu lebih banyak, tapi tubuhnya terlalu lelah untuk bertanya lebih lanjut. Tanpa berkata lagi, ia memiliki untuk memejamkan mata.

Perjalanan untuk meningkatkan hutang itu cukup lama, entah sudah berapa lama zafa duduk dan melihat keluar jendela mobil yang hanya memperhatikan pohon pohon tinggi. Ia memilih memejamkan mata nya lagi. Tak lama mobil itu keluar dari hutan tersebut.

Setelah keluar dari hutan mobil itu melaju membelah jalanan menuju sebuah restoran. Zafa tidak tidur ia hanya memejamkan mata dan Diam saja, entah ia tidak punya topik untuk di bicarakan. Tapi di hati nya ia ingin mempertahankan semua pertanyaan yang ada di kepala nya.

Mobil yang dikendarainya zyran sudah sampai di depan restoran. Zafa mesih terlihat nyaman untuk memejamkan matanya. Zyran yang melihat zafa mesih nyaman untuk memejamkan mata nya pun memilih untuk membangunkan zafa.

"Zaf bangun, kita harus sudah sampai di restoran, kau harus makan" ujar zyran.

Zafa yang merah di panggil pun membuka mata nya, sesaat iya pun sadar bahwa ia sudah sampai di sebuah restoran. Sebelum zyran mengatakan kalimat nya. Zafa sudah terlebih dahulu membuka pintu dan beranjak bangun dari duduk nya. Zyran yang melihat itu pun langsung terburu buru keluar dari mobil lalu menghampiri zafa yang terlihat mesih lemas untuk berdiri.

Zyran membantu zafa berjalan memasuki restoran, dan mendudukkan zafa di salah satu kursi di restoran tersebut lalu memesankan beberapa makanan. Zafa yang sudah duduk, secar tiba tiba zafa bertanya.

"Di mana pemuda yang bersama saya?" Tanya zafa secara formal dan Tatapan yang dilayangkan terlihat datar. Zyran yang mendengar itupun melihat ke zafa. Lalu menjawab.

"Sudah di pindahkan ke mansion ku." Jawab zyran. Lalu memainkan ponselnya kembali.

" Apa saya boleh meminjam ponsel anda?" Tanya zafa.

Zyran yang mendengar itupun Tampa keberatan memberikan ponsel nya ke zafa. Setelah menerima ponsel zyran, zafa langsung menghubungi seseorang.

"Halo"

"....."

" Hm"

"....."

"Ya saya baik baik saja"

"....."

"Nani saya pulang"

"....."

"Hm"

Zafa langsung saja mematikan ponsel nya lalu memberikan nya ke zyran. Tak lama pesenan merekapun datang.

Melihat pesanan mereka sudah datang, mereka pun langsung memakannya. Selesai makan mereka melanjutkan perjalanan nya ke mansion zyran.

______________________________________

Bersambung.......

Jangan lupa vote ya, ouh iya komen juga. Kalo bab ini rame nati ai lanjut lagi.
Maaf kalo bab nya banyak yg typo.
Ai mesih awal bikin kaya gini jadi maaf ya.
Jangn di baca doang tapi di vote juga.
Tolong bantuan nya ya.
Maaf ya kalo kata nya semakin sedikit.


20-10-2024
978 kata

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi Arion Barendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang