Bab 1. awal pertemuan

237 15 0
                                    

Semoga suka maaf kalo typo
W

kwkwkwkw

'Oke, semua kembali lagi dengan azla! 😊
Apa kalianenyukai perkembangan ceritanya!
Berikut adalah bagian yang telah aku perbaiki:


-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

*ZAFAGARA*
(◍•ᴗ•◍)

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-


"Eghh',"

Suara dengusan pelan keluar dari bibir Arion, menandai kebangkitan pemuda itu dari tidur panjangnya. Jari-jemarinya bergerak perlahan, dan kelopak matanya mulai terbuka sedikit demi sedikit.

Arion membuka matanya dan menyesuaikan pandangannya dengan cahaya ruangan. Matanya yang sudah terbuka sempurna, meneliti ruangan putih yang berbau obat-obatan.

"Dimana ini?" gumam Arion dalam hati. "Bukanya gua dah mati ya?"

"Apa ini surga? Tapi kenapa berbau obat? Anjir badan gua sakit semua!"

Arion merasakan seluruh tubuhnya sakit, seolah remuk. Ia kesulitan untuk bergerak sedikit saja. Alat-alat rumah sakit seperti infus dan masker oksigen masih terpasang rapih di tubuhnya.

"Cek lek,"

Suara pintu terbuka membuat Arion dan seorang pria berpakaian serba hitam yang berada di ruangan itu menoleh ke arah pintu. Pria itu melangkah cepat memasuki ruangan dan mendekat ke tempat tidur Arion.

"Tuan muda, apa anda sudah bangun? Apa butuh sesuatu, tuan muda?" tanya pria itu, namun tidak mendapat jawaban dari Arion.

"Tunggu sebentar, tuan muda. Saya panggil dokter dulu," gumamnya.

Arion tidak menjawab, ia malah bertanya dengan dingin dan tatapan tajam, "Siapa?"

"Apa maksudnya, tuan muda?" tanya pria itu.

"Cek lek,"

Suara pintu terbuka kembali. Arion dan pria itu menoleh ke arah pintu. Seorang dokter dan suster muncul di ambang pintu.

"Permisi, saya mau memeriksa pasien atas nama Zafa. Apa benar?" tanya sang dokter.

"Ya, tapi kemana Dokter Andrian ya? Biasanya dia yang memeriksa Tuan Muda Zafa, soalnya," tanya pria itu.

"Tuan Muda Andrian sedang ada kepentingan, jadi tidak berangkat kerja dulu. Jadi saya yang menggantikannya," jawab sang dokter.

"Silakan, Dok," jawab pria itu.

Dokter pun memeriksa Arion yang sejak tadi bertanya-tanya, "Siapa Zafa?"

Selesai memeriksa, dokter bertanya kepada Arion, "Apa ada yang sakit, Tuan Muda Zafa?"

"Tidak ada, tapi siapa itu Zafa? Dan dia itu siapa?" jawab dan tanya Arion, sambil menunjuk ke arah pria yang dari tadi menyimak pembicaraan mereka.

"Apa kau tidak mengingat namamu sendiri?" tanya sang dokter.

"Gua inget nama gua, nama gua Arion Barendra Agastara, tapi saya tidak mengingat atau pun mengenal dia," jawab Arion, sambil menunjuk ke arah pria itu lagi.

"Tuan muda, saya asisten pribadi anda. Dan juga, maaf, nama anda itu Zafagara Aliagnan Afagantara," jawab pria itu.

Dokter yang dari tadi menyimak pun berfikir kalo Tuan Muda Zafa itu mengalami amnesia. Dokter pun akhirnya menyuruh pria itu untuk mengikutinya.

"Tuan, apa Anda bisa ikut saya terlebih dahulu?" tanya sang dokter kepada pria itu, dan dibalas anggukan kepala.

"Permisi dulu ya, Tuan Muda. Saya izin keluar dulu," ijin pria itu.

"Hmm," jawab Arion, atau lebih tepatnya Zafa.

Ruangan Dokter

"Gimana Dok, keadaan Tuan Muda?" tanya pria itu.

"Mungkin Tuan Muda Zafa mengalami amnesia karena benturan yang cukup keras di bagian belakang kepalanya. Nanti coba saya bilang ke Tuan Muda Andrian untuk memeriksa nya kembali," jawab sang dokter.

"Kalo gitu saya pamit untuk kembali ke ruangan Tuan Muda Zafa," pamit pria itu.

"Cek lek,"

Suara pintu terbuka kembali. Arion yang sedang duduk di tempat tidur, menoleh ke arah pintu.

"Halo, Tuan Muda. Apa saya mengganggu waktu Anda?" tanya seorang pria yang baru saja masuk.

"Tidak," jawab Arion dingin.


"Maaf, Tuan Muda. Saya hanya menyampaikan keadaan Tuan Muda. Kalo Anda amnesia, jadi saya ingin memperkenalkan diri. Kalo nama saya Bagastian, dan saya adalah asisten pribadi Anda," ucap Bagas, sambil tersenyum ramah. Arion hanya berdehem sebagai jawaban.

"Tuan Besar akan datang nanti malam bersama Abang-abang Anda, Tuan Muda," sambung Bagas.

"Perasaan gua ngga amnesia dah," batin Arion.

"Hmm, gua mau istirahat dulu," ucap Arion, suaranya masih terdengar dingin.

"Yasudah, saya tunggu di luar ya, Tuan Muda," ucap Bagas, namun tidak dijawab oleh Arion.

Bagas pun keluar dari ruangan dan meninggalkan Arion yang kembali menutup matanya.


* * *


Waktu menunjukkan pukul 19:00 malam hari. Suasana di sebuah ruangan rumah sakit terlihat ramai. Lima orang laki-laki sedang menunggu seseorang bangun dari tidurnya.

"Eghh,"

Suara dengusan pelan dari Arion membuat semua mata tertuju padanya.

Mata yang awalnya tertutup mulai terbuka. Saat matanya sudah terbuka, Arion merasa ada yang mengawasinya. Ia memposisikan badannya yang awalnya berbaring menjadi duduk bersandar, walaupun agak susah karena masker oksigennya belum boleh dibuka.

Saat sudah terduduk, mata Arion melihat lima orang laki-laki sedang menatapnya.

"Siapa?" tanya Arion, suaranya lirih karena ada masker oksigen di wajahnya, tapi masih bisa didengar oleh mereka.

"Jangan berca..."

______________________________________

Jangan lupa vote ya

Maaf kalo typo

Jangn bosen baca nya

Transmigrasi Arion Barendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang