𝙧𝙖𝙨𝙖 𝙠𝙚𝙘𝙚𝙬𝙖 𝙖𝙦𝙚𝙚𝙡𝙖

80 6 8
                                    

Tidak butuh waktu lama dokter silvi sudah datang "ada apa den arkha?"

"Tolong periksa dia" ucap dingin arkha

"Baik" dokter silvi menuruti perintah, terlihat sibuk mempersiapkan semua alat. Setelah semua alat di persiapkan dokter silvi memulai mengecek dengan seteliti mungkin

"Kha, gk mau ke kelas gitu, kerjaan lu udah beres emang" tanya dafy

Arkha terus melamun melihat gralind yang sedang terbaring "cantik juga ni cewek" celetuk batin arkha

"Kha, arkha" dafy mencoba memanggil

"Ngomong apa tadi gue Masa gue suka" batin arkha

"Woy!" dafy menepuk bahu arkha

Arkha mengangkat sedikit kepala sekilas memberi kode pernyataan 'ada apa'

"Terpesona, ya" dafy menurun naikan kedua alis bersamaan

"Terpesona apaan ke gralind?!, enggak" jawab nya pura pura cuek

"Emang gue bilang terpesona apa gue kan gk hilang terpesona ke gralind hayoloh ketauan lu mulai jatuh cinta ya.. Cie cie" ledek dafy

"Den arkha" panggil dokter silvi

"Seperti nya dia keracunan sesuatu muka dia terlihat sangat pucat apakah sebelum nya dia memakan sesuatu atau meminum sesuatu takut nya dia salah memilih" sambung dokter silvi

Dafy hanya menengok bingung ke arah arkha mereka tidak tau apa apa tentang soal itu sama sama bingung harus menjawab apa

"Untuk supaya dia bisa cepat pulih butuh waktu istirahat panjang jangan terlalu memaksakan jika belum pulih, untung saja sakit nya tidak terlalu parah tapi harus hati hati tetap harus waspada karena ini penyebab keracunan jika di biarkan bakteri dalam tubuh bisa menyebar luas ini akan mengakibatkan fatal"

"Tapi dok dia orang nya keras kepala kemarin aja pas demam dia maksain buat kuliah di suruh istirahat gk mau susah buat di bujuk" ucap dafy

"Mau bagaimana lagi tidak ada cara lain hanya makan obat saja tidak cukup untuk menyembuhkan butuh istirahat yang panjang dan ingat jangan asal makan atau minum"

"Tapi perasaan kalo di pikir pikir si gralind belum makan apa apa baru minum air putih doang kan" batin dafy

"Ini" dokter silvi memberi beberapa obat pada mereka berdua

"Buat saya dok?" tanya polos dafy

"Bukan buat temen kalian" jawab ramah dokter silvi

"Kalo gitu biar saya aja dok saya kasih ke sahabat nya kebetulan pacar saya sahabat dia" dafy mengambil semua obat dari tangan dokter silvi

Karena Perkerjaan sudah selesai dokter silvi merapihkan beberapa alat ke dalam kantong tempat khusus

"Hayuk kha ke kelas nanti di marahin dosen" tangan dafy di tepis saat ingin merangkul "hehe maap ke lupaan"dafy memperlihatkan gigi putih

"Kalo gitu saya permisi" pamit dokter silvi

"Nanti ikut gue buat ke rumah gralind"

"Buat apaan"

"Gue mau tau keluarga gralind seperti apa karena waktu itu gue gk sengaja ketemu gralind tidur di luar malem malem hujan hujanan dan lu inget waktu pipi dia merah?"

"Inget lah pasti orang gue liat berapa kali"

"Gue ngerasa gralind tuh nyembunyiin sesuatu dari temen temen dia di tambah gue denger ayah dia yang selingkuh"

Mata gralind perlahan mulai membuka penglihatan mulai jelas kembali. Saat ingin membenarkan posisi tubuh terasa lemas seperti tidak ada tenaga lagi tersisa dalam tubuh

you are my sunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang