"Bagian ini kamu perbaiki lagi dan
kesimpulan juga tidak menjawab tujuannya."Seokjin menangguk paham. Walau
perhatiannya sedari tadi fokus pada Jungkook yang bertelanjang dada di hadapannya.Seokjin masih di mansion Jungkook, setelah permainan panas mereka tadi malam, paginya Seokjin langsung meminta dosen itu untuk mengoreksi
tugasnya.Jungkook yang hanya memakai celana pendek hitam, tidak memakai atasan serta rambut acak-acakan ditambah lagi menggunakan kacamata, membuat Seokjin menggila akan ketampanan Jungkook.
Seokjin tidak pernah melihat Jungkook dalam penampilan berantakan seperti sekarang, apalagi dengan sesuatu bercak merah dileher pria itu akibat ulah Seokjin. Pikiran Seokjin melayang mengingat kejadian kemarin malam.
Jungkook sungguh lihai di ranjang, pria itu gagah dan kuat. Sudah beberapa kali Seokjin keluar, namun Jungkook masih saja bertahan. Apalagi Seokjin ingat ucapan Jungkook yang memanggilnya dengan sebutan Sayang.
"Sudah puas melihat tubuh saya?"
Suara berat Jungkook memecahkan lamunan Seokjin yang melihat ke arah tubuh Jungkook. Wajah Seokjin memerah. Sial, ini karena pesona dosennya itu tidak bisa dianggurkan.
"Selebihnya tidak ada yang perlu dikoreksi. Perbaiki poin 1 dan kesimpulan saja," ucap Jungkook seraya menutup tugas seokjin.
Tangan Seokjin terulur mengambil lembaran tugasnya saat ia membuka bagian poin 1. Matanya membulat, banyak coretan memenuhi kertasnya.
"Mr, kenapa harus dicoret segini
besarnya?" Kesal sudah dirinya. Seokjin tadi tidak memperhatikan Jungkook, ia hanya fokus pada tubuh Jungkook yang menggoda di matanya."Memangnya kenapa?"
"Mr Jeon masih bertanya kenapa?!" Seokjin mendengus kesal.
"Ngeprint itu mahal, Mr..!"
Karena bukan sekali dua kali Jungkook
mencoret-coret tugasnya itu.Jungkook menyenderkan badannya pada sofa, kedua kakinya dibuka lebar.
"Nanti saya yang bayar," ujarnya santai.
Seokjin menatap kesal Jungkook. "Serius?"
Jungkook mengangguk.
"Tapi ada syaratnya."
Seokjin memutar matanya kesal. Sejak
kejadian tadi malam, pria yang tadinya
dingin dan kaku kini menjadi pria mesum.Seokjin yakin sifat asli dari Jungkook itu seperti saat ini yang memberi syarat tentunya mengarah pada hal-hal tidak jauh dari kemesuman.
"Apa? Jangan aneh-aneh ya, Mr..!"
Jungkook terkekeh saat Seokjin seperti sudah mengetahui syarat "Come here."
Jungkook menepuk pahanya.
"Tuh kan dugaan saya benar! Saya tidak mau, Mr..!"
"Yakin? Nilai kamu mau bagus
bukan?" sahut Jungkook.Inilah yang membuat Seokjin tidak bisa menolak semua perintah Jungkook. Pria itu mengancamnya menggunakan Nilai.
Dengan hati yang tidak rela, Seokjin pun melangkah mendekati Jungkook dan duduk dipangkuan Jungkook.
Satu tangan Jungkook melingkar di pinggang Seokjin, satunya di paha Namja itu, mengelusnya di sana. Sebab Seokjin hanya memakai kaos putih oversize milik Jungkook dan tidak memakai celana.
"Kamu sengaja menggoda saya?" tanya Jungkook.
Dahi Seokjin berkerut bingung.
"Hah?!"