chapter 12

735 132 33
                                    

"Jinn, selamat! Akhirnya impian kamu
terwujud juga ya, Jin." Hoseok memeluk seokjin lalu memberikan buket bunga.

" Joon.. selamat ya.." Jimin memeluk sahabatnya itu juga yang sudah selesai wisudanya.

Seokjin tersenyum bahagia begitu juga Namjoon.. Ditengah kesibukan kedua sahabat mereka yang sedang menyusun skripsi, hoseok dan Jimin masih menyempatkan datang sehabis Seokjin dan Namjoon selesai acara wisuda.

"Cantik parah, beb!" puji Jimin menatap Seokjin.

"Thank you, guys." Seokjin memeluk kedua sahabatnya.

"Eh, eh, Jim, jangan terlalu mepet
peluknya!" tegur Hoseok saat Jimin
semakin merapatkan pelukannya.

"Oh iya, maaf, maaf." Jimin spontan
mundur.

"nggak apa-apa kan perutnya?"
tanya Jimin berbisik.

Seokjin menangguk seolah berkata tidak apa-apa. Perut Seokjin sudah mulai membuncit namun masih bisa ditutupi oleh Jasnya.

"Berangkat malam jadinya?" tanya Hoseok.

"lya, soalnya dapetnya malem," jawab
Seokjin.

"Kita semua pasti kangen kamu, Jin" ucap Jimin yang kembali memeluk Seokjin.

Malam nanti Seokjin terbang ke Aussie. Keputusannya sudah bulat.
Kepergiaannya juga hanya diketahui oleh ketiga  sahabatnya. Jangan berharap pria itu mengetahui, sebab setelah Seokjin sidang Jungkook diberitahu mengundurkan diri.

Mereka bertemu saat sidang. Namun
Seokjin tidak perduli dengan pria itu, walau waktu itu Jungkook terlihat bagaikan mayat hidup, Jungkook yang biasanya menjaga penampilan pun saat sidangnya tidak serapi biasanya. Bagaikan tidak ada semangat hidup.

Jungkook pun juga tidak mencoba berbicara dengannya atau menghampiri nya saat selesai sidang. Jungkook pergi begitu saja dan saat menjelang wisuda, salah satu dosen berkata kalau Jungkook sudah mengundurkan diri. Walaupun saat sidang Seokjin sepertinya mengidam ingin memeluk Jungkook, ingin mencium harum tubuh pria itu. Sering kali Seokjin merasa ingin Jungkook bersamanya. Seokjin berpikir mungkin itu karena kehamilannya. Tetapi ia tidak bisa mengelaknya terus menurus kalau Seokjin masih menyimpan rasa cintanya pada Jungkook hingga saat ini.





***

3 Tahun kemudian

"Tuan, nyonya memanggil anda."

Seokjin tersadar dari lamunannya.
Pemandangan indah di belakang rumah Halmonie nya sangatlah indah. Banyak yang beranggapan Aussie hanya cocok untuk tempat bisnis dan berlibur saja, tidak dengan tinggal di negara tersebut.

Namun, tidak bagi Seokjin yang sudah
melewati tiga tahun lebih di Aussie.
Seokjin pun segera beranjak saat suster
pribadi halmonie nya memanggilnya.

Rumah milik Halmonie nya terbilang besar dan luas. Didominasi oleh warna putih dan cream yang membuat ruang semakin terlihat besar.

Halmonie nya tidak hanya tinggal sendiri, ada beberapa pekerja di rumah ini yang terbilang cukup banyak karena untuk menemani keseharian Halmonie nya agar tidak merasa sepi. Harabeoji nya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, dan ini menjadi alasan Halmonie seokjin berpindah ke Aussie.

"Halmonie.." panggil Seokjin dengan nada manja.

"Halmonie, kenapa manggil aku?"

Halmonie Seokjin menatap galak cucunya.

"Kamu ini bagaimana bisa meninggalkan Seon di kamar sendirian! Anakmu tadi menangis-nagis, untung saja suster Halmonie langsung naik ke atas dan menenangkannya!"

Its MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang