" Saya kira kamu sungguh pintar, namun ternyata kamu bodoh."
"Excuse me?!"
"Kenapa? Kamu tidak menerima fakta
tersebut?" ucap Jungkook sembari menatap Seokjin dengan pandangan menyebalkan dimata Seokjin."Mr.Jeon Jungkook, saya tidak mengerti tujuan anda menyeret saya hingga ke dalam mobil anda dan sekarang Mr.Jeon mengatai saya bodoh dasar Ompret sarap?!" Emosi Seokjin tidak bisa ditahan.
"Lain kali kamu harus lebih peka terhadap sekitar kamu. Kalau saja tadi saya tidak bergerak cepat, kamu sudah dilecehkan oleh pria itu. Pakailah pakaian yang lebih layak. Dan apa maksud kamu mengatai saya ompret sarap justru kamu itu yang sudah sarap" ucap Jungkook dengan kesal.
"Hahaa Mr.Jeon Marah ya dikatain om kampret sarap??? Dan ya saya bebas memakai pakaian yang saya mau, saya juga memakai pakaian terbuka di tempat yang memang cocok untuk itu. Terima kasih Mr sudah melindungi saya dari pria tadi yang tidak lain adalah mantan saya sendiri. saya harus membayar pertolongan Mr dengan apa?"
Seokjin tidak mau berhutang budi pada pria di sampingnya ini. Ketidaksukaannya pada Jungkook semakin meningkat. Apalagi saat pria itu mengkritik pakaiannya.
Jungkook hanya diam saja. Entah kenapa Seokjin merasakan setiap Jungkook menatapnya seakan ada kabut nafsu di mata pria itu.
Baru saja Seokjin menerka-nerka apa yang ada di dalam pikiran Jungkook, mata dosennya itu tertangkap melirik dadanya yang sedikit terbuka dan celana nya yang super ketat itu.
Seokjin tersenyum miring, ia melirik ke arah selangkangan Jungkook dan benar saja celana dosennya terlihat mengembung seperti kemarin.
"Kenapa Mr.Jeon menatap saya
terus?" Entah dari mana Seokjin mendapat keberanian mengucapkan hal itu. Jungkook hanya diam saja."Kenapa? Mr. terangsang liat tubuh
saya?" ucap Seokjin. Persetan dengan
sopan santun. la hanya menebak isi
kepala Jungkook.Jungkook masih tidak menanggapi,
namun Seokjin melirik tangan Jungkook yang mencengkram setir mobil."Dari foto saya kemarin Mr.Jeon sudah
terangsang bukan?""Seokjin, tutup mulut kamu" ucap Jungkook.
"Kenapa? Mr.Jeon tidak menerima fakta tersebut?"
"Seokjin!"
" Saya berbicara fakta, Mr. Saya bisa
menerka seberapa kerasnya di bawah sana." Seokjin melirik selangkangan Jungkook."Saya dosen kamu, jaga bicara kamu,"
ucap Jungkook penuh penekanan."Gimana kalau pertolongan Mr.Jeon tadi saya balas dengan melakukan sesuatu yang bergairah di hotel dekat sini?" Seokjin tersenyum menang saat terlihat tatapan Jungkook berkabut nafsu. Selanjutnya, Seokjin panik luar biasa saat Jungkook menjalankan mobil.
Apakah Jungkook sungguh membawanya ke hotel?!
***
Harapan Seokjin gugur. Jungkook tidak
membawanya ke hotel melainkan
rumahnya. Setelah hari itu Seokjin tidak
berhubungan atau bertemu kembali
dengan dosennya itu.Karena kejadian itu perbaikan nilai Seokjin pun terhambat. Jungkook tidak menjawab pesannya dan tidak ada di kampus juga.
Tiba-tiba kericuhan di kelas menjadi
hening saat seseorang membuka pintu.
Seokjin menahan nafasnya sesaat saat Jungkook yang memasuki kelasnya."Selamat pagi. Mata kuliah statistika
digantikan oleh saya, sebab Mr.Park
sedang cuti menemani istrinya lahiran.!"Jika sebelumnya kelas Mr.Park selalu
di isi dengan gelak tawa karena dosen
tersebut suka melawak, kali ini kelas
seperti mencekam. Tidak ada yang berani mengobrol sekalipun.Di bangku paling belakang, Seokjin sesak nafas saat melihat Jungkook yang memakai balutan hitam-hitam. Kemeja yang pria itu pakai mencetak jelas dada bidang dan juga bisep tangannya.
Saat Jungkook sudah memulai menjelaskan materinya, pria itu tidak hanya diam menjelaskan di depan sana. Jungkook berjalan mengitari ruangan, sampai dimana pria itu berhenti di belakang kursi Seokjin.
Mahasiswa semuanya menatap ke layar monitor dan Jungkook menjelaskannya dari belakang. Seokjin menelan ludahnya susah payah, ia hampir saja berteriak saat merasakan tangan Jungkook berada di pundaknya, mengelusnya lembut.
para sahabat Seokjin berada di depannya, namja itu tadi telat datang. Jadi Seokjin hanya kebagian tempat duduk paling belakang. Karena itu Jungkook juga berani menyentuhnya.
Lama kelamaan usapan Jungkook naik ke lehernya, mengusapnya dengan jempol. Spontan Seokjin merapatkan kedua kakinya, ia merasa sesuatu yang tidak enak di bawah sana. Jantungnya berdegup cepat, Jungkook terus saja mengusap lehernya. Sampai dimana ada salah satu mahasiswa bertanya dan Jungkook baru menghentikan aksinya.
Seokjin menghela nafas lega saat Jungkook melangkah kembali ke depan. Saat tatapannya bertemu dengan dosennya itu, tatapan Jungkook menyelusuri tubuhnya.
Sesi kelas berakhir dan Hoseok serta Jimin juga Namjoon pergi duluan ke kantin agar mendapatkan meja. Sedangkan Seokjin sibuk merapikan barangnya, ia tidak sadar jika kelas sudah kosong. Hanya tersisa dirinya dan Jungkook yang tengah menatapnya.
Dengan ragu Seokjin bertanya saat sudah berjalan mendekati dosennya.
"M-maaf Mr, apakah saya ada berbuat salah?" la bingung mengapa Jungkook terus menatapnya.
"Pakaianmu terlalu ketat," jawab Jungkook seraya melihat bokong Seokjin dan dada nya karena kancing kemeja seokjin sedikit terbuka.
Seokjin langsung mengancing satu kemeja atas nya yang terbuka itu.
"Kenapa ditutup?" tanya Jungkook santai.
Seokjin tidak bisa menyembunyikan
keterkejutannya."Maksud anda apa Mr.Jeon.. ?"
Jungkook mempersempit jarak keduanya hingga ia bisa merasakan deru nafas mahasiswa nya.
"Minggu kemarin kamu nantangin saya bukan? Saya menyetujui ajakan kamu. Pertolongan saya saat itu dibayar dengan kamu mengangkang di hadapan saya. Kamu setuju?"
Seokjin sesak nafas. Tidak bisa berkata
apapun. Dirinya begitu kaget. Jungkook tersenyum remeh saat melihat ketakutan di mata Seokjin. la memajukan wajahnya hingga berada di telinga seokjin lalu berbisik."Fakta yang kemarin kamu katakan semua itu benar. Saya terangsang melihat tubuh kamu yang begitu sempurna. bokong kamu saja sudah indah apalagi rasanya."
Seokjin yang sedari tadi memejamkan mata, terkejut saat Jungkook menyentuh
pinggangnya."Mr..?!"
Jungkook tersenyum miring. Dengan
santainya ia menjauhkan tangannya dan melangkah mundur. Kedua tangannya dimasukan ke dalam saku celana. Menatap tubuh Seokjin dari atas-bawah dengan pandangan nakal."Jika kamu mau memperbaiki nilai kamu datang ke rumah saya," ucap Jungkook setelah itu melangkah keluar.
Seokjin kaget dengan cepat berkata.
"K-kenapa harus di rumah Mr.Jeon?""Kamu mau di hotel?"
"Mr!. Mr.Jeon saya mengaku bersalah akan ucapan saya saat itu. Saya mohon maaf, semua ucapan saya hanya bercanda, Mr!"
Jungkook tidak menjawab sampai pria itu keluar dari ruang kelas meninggalkan Seokjin yang terkejut luar biasa akan tingkah dosennya itu.
" Dasar Ompret mesum!!!!" Umpat Seokjin dalam hati.
Apakah seokjin mendatangi rumah Jungkook hmm???
" Demi bibi Han pasti seokjin datangin nih 🤣"
![](https://img.wattpad.com/cover/376880345-288-k811159.jpg)