Tak banyak kata, ini hanyalah sebuah kisah tentang si bungsu Ajishaka yang hidup bahagia bersama kedua orang tua sekaligus ke enam kakaknya.
Ini hanyalah kisah, tentang si bintang yang bersinar di naungan keluarga cemara.
Tentang si bungsu yang di s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sore yang cerah.
Karena di luar sana, mentari sedang bersinar dengan hangatnya. Tampak cantik nan indah bersama hamburan rayleign.
Tak jauh indah, dengan wanita berambut panjang yang kini tengah sibuk menata bunga bunga kesayangannya. Senyum lebar kala menatap bunga nya merekah, membuat siapa saja turut senang melihatnya.
"Sibuk banget kayaknya, sampai suaminya pulang malah dikacangin?" celetuk seseorang yang tiba tiba berdiri di belakangnya.
"Mas? Ih, ngagetin aja!" reflek wanita itu memukul kecil bahu sang suami.
Pria itu hanya terkekeh kecil. Lantas mendekatkan diri pada bunga bunga yang tampak segar di depannya. "Aku tebak, diantara bunga di sini, kamu paling suka ini?" tunjuknya pada mawar merah yang tampak paling mencolok.
"Gak kaget, sih. Cowok tuh emang suka lupa." dengusnya sedikit kesal. "Padahal dulu paling tau, sekarang? Nebak aja salah."
Papi Damar, pria tersebut tertawa puas melihat ekspresi lucu istrinya. Cantik, gemas, dan tetap sama. Sama saat dulu keduanya masih di usia remaja. "Nggak, sayang. Aku masih inget, kok. Ngetes kamu aja itu tadi." jawabnya mengecup ujung kepala sang istri.
"Halah, ngeles mulu."
"Loh? Kamu gak percaya?" tanya nya menatap intens mami Luna yang masih sedikit cemberut. "Look at me," lanjutnya memegang dagu mami Luna. Mengarahkannya pada salah satu tanaman yang berada di ujung kanan.
"That's your favorite flower, right?" tanya nya, sukses mengubah wajah murung mami Luna menjadi memerah malu.
"Aku gak akan pernah lupa, gak akan ada satupun hal yang bisa aku lupain kalau menyangkut kamu." Mendengarnya, mami Luna tertawa keras.
Damar memanglah penggombal handal. Meski usianya yang tak lagi muda, ia selalu bisa menggoda wanita.
"Udah, ih. Sana masuk dulu. Katanya kamu kangen anak anak?"
"Habis ini dulu,"
"Kenapa?"
Papi Damar tak langsung menjawab. Pria paruh baya itu justru membawa raga sang istri untuk dipeluknya erat erat. "Karena aku, lebih kangen maminya." bisiknya membuat mami Luna semakin tersipu malu.
Tak menolak, wanita bernama lengkap Luna Amelia itu membalas pelukan sang suami. Tenggelam nyaman pada daksa seseorang yang telah menjadi rumah di hidupnya selama ini.