I can still smell you on my clothes,
Always hoping things would change.
Still strawberries and cigarettes always taste like you.∞∞∞
"Jo Jangsoo!! Ige mwoy- Oh!" Yoora yang sudah terlanjur masuk ke dalam kamar inap Jangsoo seketika membalikkan tubuhnya kembali saat melihat Jangsoo yang sedang mengganti baju pasiennya dengan seragam kebanggaannya.
Laki-laki itu sudah memakai celana PDL namun pinggang ke atas masih telanjang. Yoora tadi melihat dengan jelas bagian itu, siapa yang sangka tubuhnya tumbuh dewasa dengan sangat baik.
Yoora ke kamar ini karena mendapatkan telepon dari profesor Cha sang kepala departemen bedah, beliau menyampaikan untuk memulangkan Jangsoo dikarenakan markas laki-laki itu mengirimkan langsung surat perintah untuk memulangkan Jangsoo.
Yoora tentu saja tidak setuju, pasiennya belum benar-benar pulih bagaimana dia bisa dengan tanpa tanggung jawab membiarkannya keluar dari Rumah Sakit. Tapi sepertinya Profesor Cha juga mendapat desakan dari pihak militer sehingga beliau ikut mendesak Yoora untuk memberikan izin pasiennya pulang.
Lihat saja, bahkan sebelum Dokternya mengizinkan, pasiennya sudah secara mandiri melepas selang infus serta mengganti pakaiannya. Sungguh membuat Yoora menjadi teramat kesal.
"Sudah" Jangsoo bersuara, Yoora yang langsung membalikkan tubuhnya terkejut dan spontan mundur selangkah sampai punggungnya menabrak pintu karena tubuh Jangsoo tepat berada di depannya.
"Mundur" ucap Yoora, entah kenapa suaranya menjadi sedikit ciut tidak bisa selantang tadi. Laki-laki itu menuruti ucapan Yoora walau hanya mundur selangkah.
"Lagi"
"Shireo"
"Jo Jangsoo!" dengan kepala mengadah Yoora melototi Jangsoo seraya berkacak pinggang.
"Aku senang kamu memanggil namaku lagi, sejak aku disini kamu hanya memanggi aku dengan nama ayahku" laki-laki itu tersenyum lebar hingga lesung pipinya terlihat, senyuman yang dulu begitu indah di mata Yoora.
"Ige mwoya?" Yoora tidak memperdulikan ucapan Jangsoo, gadis itu memperlihatkan kertas yang di terima profesor Cha tadi.
"Oh, itu. Aku harus pergi bekerja"
"Tapi kamu belum sembuh"
"Arra"
"Besok.. Besok saja, sekarang kembali ke kasurmu"
"Aku harus pergi sekarang, aku sudah baik-baik saja, jangan khawatir. Kamu dokter yang hebat. Dokter sekaligus obat untukku"
"Ck, ternyata kamu tidak berubah" Yoora memandang dengan sebal.
"Yoora.. Maafkan aku, tolong ampuni aku yang brengsek ini. Aku tau aku sangat melukaimu tapi aku juga terluka"
"Siapa yang peduli?"
"Kenapa kamu tidak memacari si Dokter Kandungan itu?"
Yoora memincingkan matanya, seberapa banyak yang Soocheol ceritakan kepada laki-laki ini? Batinnya
"Kenapa kamu mau tau?"
"Sebenarnya aku sudah tau jawabannya"
"Oiya? Apa?"
"Sebab kamu masih mencintai aku"
"Mwo? percaya diri sekali"
"Aku sudah memikirkannya, itu jawaban yang paling masuk akal"
"Berhenti meracau, dan pakai kembali baju pasienmu. Aku tidak mengizinkan kamu pulang"
Jangsoo maju satu langkah hingga kedepan Yoora lalu jarinya mengelus pipi Yoora hingga gadis itu kehilangan fokusnya, keakan oksigen tidak dapat dia hirup, Yoora hanya bisa mematung dengan nafas yang tertahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fine Line (Duty After School X Yoora) Season 2
FanfictionMenceritakan kehidupan Im Yoora dan teman-temannya dari Peleton Dua SMA Sunjin bertahun-tahun setelah selamat dalam perang melawan bola ungu asing yang mematikan setengah populasi manusia di bumi. ••• Katanya kisah cinta terbaik adalah kisah cinta...