Just stop your crying, it's a sign of the times.
We gotta get away from here.
It'll be alright.∞∞∞
Senin ini sangat menyenangkan tak seperti senin biasanya, karena weekend kemarin Yoora dapat menikmati liburannya. Sangat jarang Yoora mendapatkan libur dua hari apalagi di hari sabtu dan minggu.
Karena ini momen langka bagi Yoora, maka orang tuanya mengajak Yoora untuk menghabiskan hari liburnya bersama dengan mereka serta kakaknya. Mereka menginap di villa milik ayah Junho di pinggir Pantai Sokcho.
Pemandangan yang cantik, cuaca yang bersahabat, kegiatan yang menyenangkan membuat mood Yoora jauh lebih baik untuk menghadapi minggu terakhirnya sebagai Dokter Residen sebelum ujian komprehensif di Kementerian Kesehatan.
Ponsel Yoora bergetar saat gadis itu sedang membaca beberapa instruksi dari Dokter Han untuk persiapan operasinya besok. Haru rekan residen satu departemen dengannya meminta bantuan karena UGD yang sedang chaos karena ada tabrakan beruntun di jalan TOL, beberapa korban di bawa ke Rumah Sakit tempat mereka bertugas.
Yoora berlari masuk ke dalam UGD lalu menghampiri bed yang di isi oleh laki-laki muda yang meringis kesakitan. Belum ada yang menanganinya dapat di lihat rekan-rekan medisnya tengah kewalahan menangani pasien darurat yang membeludak. Yoora segera melakukan pengobatan untuk luka-luka yang terbuka di dahi dan kaki pasiennya. Percakapan di ujung ruang memecah konsentrasi Yoora.
"Siapa namamu?" seorang perawat bertanya kepada pasien yang tergeletak di tempat tidur itu.
"Apa dia tidak biaa berbicara?" seorang residen bertanya kepada perawat Song.
"Aku tidak tau, mungkin kita butuh seseorang yang bisa bahasa isyarat"
Setelah memberikan pengobatan, Yoora minta salah satu perawat untuk merujuk pasien itu ke Dokter Ortopedi karena tangan sang pasien patah,Yoora hanya bisa memberikan pertolongan pertama untuk tangannya itu.
Yoora menghampiri bed paling ujung.
"Wae?" tanya Yoora kepada juniornya.
"Sunbae aku harus menyuntikan ampule ini, aku ingin menanyakan alerginya tapi aku rasa dia tidak bisa bicara"
Gadis yang terbaring itu tampak masih di bawah umur, mungkin masih SMP, kondisinya sadar namun tidak sekalipun mengucapkan apa apa. Yoora memeriksa luka - luka yang di dapat gadis itu. Dahinya berdarah sisanya hanya luka goresan. Yoora menyerit mana kala melihat lebam-lebam di beberapa titik tubuhnya.
"Dia termasuk korban kecelakaan beruntun?"
"Yaa, Dok" jawab perawat Song yang membantu Yoora.
"Dimana walinya?"
"Kami belum menemukannya, namun kata paramedic gadis ini satu mobil dengan laki-laki di yang di tangani Dokter Hana"
"Suntikan saja dulu antialergi lalu tangani dulu luka di dahinya" Yoora menugaskan juniornya itu.
"Ne!"
...
Yoora berdiri di ambang pintu critical care unit. Nara sedang berjuang menyelamatkan laki-laki yang terlihat terluka sangat parah. Darah terus keluar dari perutnya yang tertancap besi yang masih belum di lepas dari lukanya.
"Hubungi Dokter Cha!" seru Nara kepada junior yang membantunya. Yoora mundur keluar agar tidak menghalangi juniornya yang berlari keluar critical care unit.
Dari luar kaca Yoora dapat melihat logo bertuliskan Petugas Kebersihan Pusat Olahraga Daegu pada baju seragam pasien yang di tangani Hana.
"Siapa namanya?" Yoora menunjuk pasien yang di maksud kepada regu paramedic yang masih ada disitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fine Line (Duty After School X Yoora) Season 2
FanfictionMenceritakan kehidupan Im Yoora dan teman-temannya dari Peleton Dua SMA Sunjin bertahun-tahun setelah selamat dalam perang melawan bola ungu asing yang mematikan setengah populasi manusia di bumi. ••• Katanya kisah cinta terbaik adalah kisah cinta...