Protective Brother

3K 96 1
                                    

Di kamar Galen yang sederhana namun nyaman, cahaya matahari sore menerobos lewat celah-celah tirai, memberikan kehangatan lembut yang menyelimuti ruangan. Christy berbaring di atas tempat tidur, kepalanya bersandar pada lengan, sementara Galen duduk di sebelahnya dengan posisi bersandar pada dinding. Tidak ada suara kecuali dengung kipas angin yang berputar pelan, menemani suasana santai di antara keduanya.

Christy: "Kakak..."

Galen: (sambil main HP) "Hm? Kenapa, dek?"

Christy: "Aku diajak ketemuan sama temen aku."

Galen: (angkat alis, penasaran) "Ohh, yaudah dateng aja. Mau kakak anterin sekalian?"

Christy: (ragu-ragu, sambil mainin ujung baju) "Ehm... tapi dia bilangnya cuma berdua doang, Kak..."

Galen: (berhenti main, mata membulat) "HAH?! Cuma BERDUA?"

Galen yang tadinya fokus ke HP-nya seketika langsung mendekati Christy.

Galen: (nada serius) "Temen kamu itu... cewek apa cowok?"

Christy: (sambil mainin rambut) "Cowok..."

Galen: (matanya menyipit tajam) "Cowok?"

Christy: (mengangguk pelan) "Iya, cowok..."

Galen tiba-tiba terdiam, gerakannya membeku seperti patung. Pikiran yang semula melayang ringan kini terhenti oleh satu kenyataan yang baru saja menyusup ke dalam kesadarannya-adiknya, Christy, baru saja diajak kencan oleh seorang laki-laki. Kamar yang sebelumnya dipenuhi suasana santai kini terasa sedikit berbeda, seolah udara menjadi lebih berat tanpa alasan yang jelas.

Matanya perlahan beralih ke arah Christy yang masih berbaring santai di tempat tidur, wajahnya tanpa beban, seakan hal itu adalah sesuatu yang biasa saja. Namun, bagi Galen, hal itu bukanlah sesuatu yang bisa dilewatkan begitu saja. Pikiran-pikiran yang selama ini tidak pernah terlintas mulai menyeruak di benaknya. Siapa laki-laki itu? Apa niatnya? Apakah dia cukup baik untuk Christy?

Galen: (pasang muka tegang, meletakkan HP perlahan) "Oke, sebut nama, alamat, nomor HP, nama orang tua, dan golongan darah dia. Kakak perlu semua datanya sekarang."

Christy: (ketawa kecil) "Ih kak, serius amat sih. Dia cuma temen biasa kok."

Galen: (bersedekap, ekspresi gak percaya) "Dek, cowok ngajak ketemuan cuma berdua itu gak ada yang 'biasa.' Apalagi kalo dia tahu kamu cantik kayak gini. Fix ada modus."

Christy: (berusaha menahan tawa) "Modus apaan sih, Kak. Dia tuh cuma mau bahas tugas kelompok, kok."

Galen: (ngetok meja) "Ngapain tugas kelompok dibahas cuma berdua? Tugas kelompok itu rame-rame, Dek, makanya disebut 'kelompok'!"

Christy: (geleng-geleng kepala) "Yaampun kakak... beneran deh, aku bisa jaga diri."

Galen: (mencibir) "Bisa jaga diri? Kemarin aja pipis minta ditemenin, sekarang bilang bisa jaga diri?"

Christy: (protes) "Itu beda! Itu karna aku takut!"

Galen: (pasang ekspresi super serius) "Pokoknya, kalau dia ngelakuin yang aneh-aneh, kabarin kakak langsung. Sekali dia macem-macem, kakak datang pake sandal jepit aja cukup buat ngurus dia!"

Christy: (ketawa ngakak) "Ih kak, tenang aja. Aku tuh bukan anak kecil lagi, aku bisa handle kok."

Galen: (meringis) "Yaudah, tapi inget ya... cowok tuh sama aja. Ngeliat cewek cakep kayak kamu, pasti otaknya auto nge-glitch."

Housemates!!🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang