Suara desahan Nyonya Besar menggema di seluruh rumah. Ia sedang tenggelam dalam kenikmatan dari layanan Galen. Dengan dua jarinya, Galen mengocok vagina Gracia dengan ahli, sementara mulutnya menyantap klitorisnya dengan rakus, memberikan pelayanan yang tak terlupakan."Ngghh... p-pelan-pelan, sayanghh... Tante baru aja keluar... kalo kamu kencengin terus nanti tante keluar lagi... aanhh..." Gracia berusaha memperingatkan, namun suaranya justru penuh dengan kenikmatan.
Tidak mengindahkan kata-kata Gracia, Galen malah meningkatkan kecepatan dan kekerasan gerakannya, membuat Gracia semakin kehilangan kontrol.
"AHH!! G-GALENN STOPHH! I'M COMINGG AAAHHHH!"
Gracia mencapai klimaks untuk yang ketiga kalinya, tubuhnya gemetar hebat, selangkangannya terangkat, dan cairan yang penuh gairah muncrat dengan tak terkendali. Setelah orgasme yang dahsyat itu, ia terbaring lemas di kasur, tubuhnya basah oleh keringat dan bagian bawahnya lembap dari cairannya sendiri, bahkan sprei kasur pun basah karena muncratan Gracia yang liar.
Galen memandang karya seninya dengan kepuasan, Gracia terbaring di hadapannya seperti seorang dewi yang baru saja dipersembahkan kepada altar kenikmatan.
"Napasnya berat banget, Tante. Kecapekan, ya?" Galen berkata sambil mengusap lembut kening wanita itu.
Gracia terkekeh kecil, meskipun tubuhnya masih terasa lemas. "Kamu tuh yang bikin Tante capek. Malam ini, kamu agresif banget, sayang. Ada apa sih?" tanyanya sambil menatap Galen penuh perhatian.
"Hehe, maaf, Te," Galen tersenyum tipis, sedikit malu. "Aku lagi stres, banyak yang dipikirin."
"Stres?" Gracia menegakkan tubuhnya sedikit, tangannya terulur mengusap lembut rambut Galen. "Kenapa nggak cerita sama Tante? Kalau ada yang bisa Tante bantu, pasti Tante bantu, kok."
Galen menggeleng, menundukkan wajahnya. "Aduh, jangan deh, Te. Aku nggak mau ngerepotin."
Gracia menarik Galen ke pelukannya, menyandarkan kepalanya di dadanya. "Ngomong gitu terus, sih. Kamu tuh bagian dari hidup Tante, tahu? Kalau kamu lagi berat, Tante juga mau bantu ngurangin bebannya."
Galen tersenyum kecil mendengar nada lembut itu, lalu membalas pelukan Gracia. "Makasih, Te. Kadang aku merasa nggak pantas dapetin perhatian sebanyak ini."
"Hush, nggak ada tuh yang namanya nggak pantas. Kamu tuh spesial buat Tante," jawab Gracia, mengecup dahi Galen penuh kasih.
Mereka berbaring berdampingan di atas ranjang. Gracia menarik selimut menutupi tubuh mereka, memeluk Galen erat seperti enggan melepaskannya.
"Oh iya, Len," ucap Gracia tiba-tiba, memecah keheningan nyaman di antara mereka. "Besok ada penghuni baru pindah ke sini. Tante nggak bisa di rumah buat nyambut. Kamu bisa bantu handle, kan?"
Galen mengangguk tanpa ragu. "Aman, Tante. Aku urus semuanya."
Gracia tersenyum lega, lalu mengecup lembut bibir Galen. "Makasih, sayang. Kamu memang yang terbaik."
Galen hanya tersenyum kecil sambil menatap wanita itu dengan mata setengah mengantuk. Dalam keheningan malam itu, mereka saling mendekap erat, menemukan kehangatan dalam kebersamaan sebelum perlahan-lahan tenggelam dalam lelap.
...
Sore itu di ruang tengah, suasana rumah terasa begitu santai. Cahaya matahari yang mulai meredup masuk melalui jendela, memberikan nuansa keemasan pada ruangan. TV menyala dengan suara pelan, menjadi latar bagi keheningan yang nyaman. Zee duduk di sofa, matanya terpaku pada layar ponselnya, jemarinya sibuk menggulir layar. Di sebelahnya, Galen berbaring santai dengan kepala bersandar di pangkuannya, menikmati kenyamanan sambil menonton acara TV tanpa banyak bicara.
![](https://img.wattpad.com/cover/376988898-288-k1677.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Housemates!! [21+]
Hayran Kurgu[Sedang revisi] Chapter yang belum ada ✅, itu belum di revisi, dan nama karakternya beda. Jadi agar tidak bingung jangan di baca dulu, tapi kalau kalian nggak masalah ya baca saja. Intinya cerita tentang pria muda yang serumah dengan 6 wanita, ikuti...