•10

39 5 3
                                    

"Heh!" teriak Nia, kaget melihat ketiga lelaki di hadapannya sedang mengintip di jendela UKS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Heh!" teriak Nia, kaget melihat ketiga lelaki di hadapannya sedang mengintip di jendela UKS.

Ketiganya sontak tersentak, kaget karena kepergok Nia.

"Ngapain lu bertiga, disitu?" tanya Nia, heran.

Ketiga lelaki itu terdiam, bingung harus menjawab apa.

"Hmm ... sebenarnya kita lagi liatin si Mikael," ungkap Luky, pasrah.

"Oh ... kalau mau masuk, masuk aja. Toh, di dalam juga ada Mikael."

"Lah, emang boleh?" ucap Luky sedikit bersemangat.

"Boleh, tapi awas kalau macem-macem!" Nia memperingati ketiga orang itu, matanya sedikit tajam.

"Ya enggak lah."

"Ya udah, gue mau ke apotik dulu," ucap Nia lalu beranjak pergi. Sementara Luky dan kedua temannya langsung masuk ke dalam UKS.

Mikael terheran-heran melihat ketiga temannya tiba-tiba muncul di UKS. Upacara kan belum selesai? Mengapa mereka bertiga bisa ada di sini?

"Ngapain lo bertiga kesini? Sakit?" tanyanya heran.

"Nih si Rayhan, pala nya tiba-tiba pusing, makanya kita berdua buru-buru bawa dia kesini," ucap Luky berbohong.

Sebenarnya, itu hanya alasan semata supaya Mikael tidak mengetahui bahwa mereka bertiga sedang menguntitnya.

'punya temen gini amat, apa-apa gue yang jadi sasaran,' gumam Rayhan dalam hati, pasrah.

***

Saat upacara selesai, semua murid berhamburan menuju kelas masing-masing. Sebagian menuju kantin, sebagian lagi ada bolos tanpa sepengetahuan guru, dan ada juga yang bertemu dengan kekasih nya.

Di sisi lain, Adit yang hendak ke kelas, tiba-tiba teringat sesuatu. "Oh iya, hari ini kan istri nya Pak Wisnu lahiran, itu artinya jamkos dong," gumamnya sendiri. Ia ingat bahwa hari ini Pak Wisnu---guru Bahasa Indonesia, tidak hadir karena istrinya sedang melahirkan.

"Mumpung jamkos, gue samperin mereka aja kali, ya?" gumam Adit, yang dimaksudnya adalah teman-temannya.

Adit berjalan menyusuri koridor, melewati gedung perakitan. Jalan menuju ruang UKS memang harus melewati gedung perakitan terlebih dahulu.

Sesampainya di depan ruang UKS, Adit segera masuk dan mendapati keempat temannya sedang duduk di sofa. Ella masih terbaring lemah di kasur, seperti orang yang sedang koma.

"Udah selesai?" tanya Mikael

"Udah."

Adit memperhatikan sekeliling, matanya seperti mencari seseorang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TKJ vs TKR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang