Apa yang terpikir olehmu, ketika sebuah kejadian masa lalu bisa berubah? Aku bisa mengubahnya hanya dengan mendatangi lokasi dan menyebut tanggal kejadian. Tapi batas waktu hanya 24 jam, jika tidak akan terjebak di sana selamanya.
Seminggu yang lalu, aku mendapatkan sebuah permintaan dari seorang pemuda. Nama dia Farhan, nama yang sangat berarti bagi dia. Dia datang dengan sangat terburu-buru, sepertinya habis pulang bekerja.
"Kamu bisa mengubah kejadian masa lalu, bukan?" Tanyanya pada saat pertama kita bertemu. Aku belum mengetahui namanya waktu itu.
Aku mengangguk.
"Kalau mengubah masa lalu orang lain, bisa?" Tanyanya lagi.
Biasanya seseorang yang datang kepadaku meminta mengubah masa lalunya atau bertemu dengan orang tuanya, tetapi dia ingin mengubah masa lalu orang lain.
"Bisa," Jawabku singkat.
Aku menjelaskan bagaimana prosedurnya, tentu saja dengan konsekuensi.
"Kalau orang itu sudah meninggal, bagaimana?" Pemuda menundukkan kepala sambil mengucapkan dengan lirih.
Sebenarnya aku belum pernah menemukan kasus seperti ini dan aku juga tidak tahu untuk menjawaban pertanyaannya. Pemuda itu menatapku, berharap mendapatkan jawaban yang dia inginkan.
"Aku tidak tahu, aku belum pernah menemukan kasus seperti itu,"
Dia menghela napas.
"Bagaimana kalau kau mencoba? Bisa jadi keajaiban muncul dan orang itu tidak akan meninggal di masa depan," Pemuda itu terlihat bersemangat kembali dengan mata bersinar menatapku.
"Aku hanya bisa mengubah kejadian, bukan orang yang meninggal. Tetapi, jika kejadian itu bisa diubah dan orang itu tidak meninggal, maka takdir Tuhan yang bisa berkendak. Aku hanya manusia biasa,"
Pemuda itu termenung mendengar jawabanku. Setelah lima menit dia menimbang-nimbang, akhirnya menerima, apapun risikonya.
Dua hari sesuai janjinya, dia datang. Dia berpakaian lebih santai, berbeda dari waktu itu.
"Apakah sudah siap?" Tanyanya kepadaku.
Aku mengangguk. Dia kemudian melihat ke jam tangan dan matahari terbenam. Cukup lama dia menatap.
"Jadi? Siapa yang ingin kamu selamatkan?" Aku bertanya pertanyaan sama lagi.
"Seseorang yang tidak pernah aku lihat. Nama yang sama denganku, kamu akan mengetahuinya," Dia akhirnya menjawab, masih dengan menatap ke matahari terbenam.
"Aku tahu kamu pasti tidak akan membantu seseorang dengan cuma-cuma. Kamu juga memiliki banyak pertanyaan tentang siapa dia. Aku yakin kamu tidak akan menyesal menyelamatkannya,"
Pemuda itu menambahkan dengan sangat yakin, seperti ketika pertemuan awal dengannya. Aku tidak tahu magnet apa yang membuatku ingin membantunya.
"Sekarang waktunya," Pemuda itu segera menggenggam tanganku dengan erat dan aku pun menyebut tempat dan tanggal kejadiannya.
24 September 1999.
Aku membuka mataku dan melihat sekeliling. Pemuda disampingku juga melakukan hal yang sama. Kita melihat sesuatu yang tidak pernah terbayangkan. Foto-foto zaman dahulu terasa seperti berwarna dan berjalan di depan mata. Meskipun aku beberapa kali melakukan perjalanan waktu, tempat ini begitu berbeda dan lebih hidup.
"Ayo, kita harus mencari orang itu," Pemuda itu segera berlari ke dalam kampus.
Dia mencari seorang mahasiswa bernama Muhammad Farhan, seorang aktivis yang sedang kuliah jurusan hukum. Aku baru mengetahui nama pemuda itu saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPTEMBER HITAM
ActionDari pembantaian brutal hingga tindakan represif yang melanggar kemanusiaan, bulan september sering kali menjadi pengingat pahit akan rentetan peristiwa yang meninggalkan jejak duka dan trauma yang sulit terhapus dari ingatan kolektif masyarakat. Re...