7 - Peringatan Kewaspadaan

57.6K 4.2K 38
                                    

"Ras, lo udah gila ya?!"

Rasha tetap fokus dengan ponsel nya dan menggoyangkan kepala ke kanan kiri seirama dengan ocehan sangat tidak penting seorang Amel yang memuakan itu.

"Lo udah cukup ngebuat akun palsu ask.fm nya," ucap Amel risih. "Malahan waktu itu lo neriakin dia." tambah nya jengkel. Tidak mendengar sepatah kata pun yang keluar dari mulut Rasha membuat Amel mondar mandir dengan sesekali mengacak rambutnya frustasi.

"Dan sekarang? Lo secara terang terangan ngajak anak - anak lain untuk ngeberontak dia?" Amel melemparkan bantal ke Rasha. Bukan nya menjawab, Rasha malah menjadikan bantal lemparan Amel menjadi tumpuan kedua siku tangan nya.

"Mau lo apa sih?" suara Amel yang naik satu oktaf dengan nada yang memancing emosi membuat Rasha menaruh ponsel nya dan menatap kedua mata Amel lekat.

"Gue mau buktiin kalo dia gak bisa seenaknya gitu." jawab Rasha santai. Karena Amel yang sepertinya mengajak Rasha untuk berdebat, Rasha akhirnya mengubah posisinya menjadi duduk menghadap Amel yang masih berdiri dengan wajah memelasnya. "He's nothing." tukas Rasha yang mulai kesal dengan Amel yang terus – terusan membela Keenan.

Hembusan nafas berat Amel menandakan bahwa ia mengalah dengan Rasha yang sangat ambisius. Rasha sangat mirip dengan Keenan, selalu egois dengan gengsi yang tinggi. Sepertinya bagi mereka kalah berargumen dan pemintaan tidak dituruti itu sangat enggan.

"Jadi...." Amel melangkah dan duduk di sebelah Rasha. Rasha mengangkat satu alisnya menunggu Amel untuk melanjutkan apa yang ingin dia katakan.

"Lo lagi baca cerita apa?" tanya Amel melongok ke ponsel Rasha yang tergeletak di kasur.

Wajah Rasha yang tadi serius mendadak berubah menjadi ekspresi bahagia. "Ini cerita baru di wattpad, Mel! Lo harus baca pokonya! Seru banget anjir. Mana cowonya romantis bikin gregetan!" jawab Rasha dengan teriakannya yang melengking.

Amel hanya tertawa dan langsung ikut berbaring di samping Rasha dengan sesekali mengobrol tentang dunia nya masing masing.

Rasha Anindhita. Teman dekat Amel mulai dari hari pertama masuk SMA. Walaupun berbeda kelas, tetapi mereka berdua memang sangat akrab dengan sifat mereka yang sangat bertolak belakang. Apalagi dalam hal yang berhubungan dengan Keenan.

Lain dengan para perempuan lain yang langsung jatuh cinta hanya karena seorang Keenan Samudra yang berjalan di hadapannya, Rasha justru sebaliknya. Dimana saat para perempuan lain berteriak histeris dengan apa yang setiap Keenan lakukan, Rasha justru malah menggerutu risih. Dimana saat perempuan lain berlomba lomba mencari perhatian Keenan, Rasha justru malah menjauh.

"Ras, kira kira Keenan lagi ngapain ya?" tanya Amel ngelantur.

Pertanyaan bodoh Rasha membuat dirinya memutarkan kedua mata jengkel, dan kembali tetap fokus membaca deretan kalimat di layar ponsel nya, "Mana gue tau."

Seperti menertawakan dirinya sendiri, Amel justru menyengir dan menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal, "Iya juga ya."

Drrt. Drrt. Drrt.

Getaran ponselnya sendiri membuat Rasha kaget hampir saja menjatuhkan barang kesayangan nya itu ke lantai. "Rese banget sih nih orang" gerutu Rasha dengan kesal.

Ternyata ada telfon masuk dari nomer yang di rahasiakan. Rasha mencoba mengingat siapa saja yang mempunyai nomer telfon nya.

"Dari siapa? Tumben. Gebetan ya?" ujar Amel memencet tombol remote televisi nya terus menerus mencari acara yang ia cari. "Private number" jawab Rasha singkat.

Helter SkelterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang