Tibanya Sky di rumah, yang baru saja membuka pintu dan melepaskan sepatunya untuk ia simpan dalam rak yang terdapat di ruang tamu, sebuah rasa lelah sudah muncul dalam dirinya, namun sore ini Sky harus tetap pergi berkunjung ke Heilder Company karena dirinya sudah terikat di sana, akan tetapi sebelum ia menggerakkan raganya untuk pergi kembali, Sky berniat untuk beristirahat terlebih dahulu merebahkan dirinya di atas kasur juga mengisi perutnya yang sudah terasa lapar.
Saat gadis itu membuka pintu kamarnya, ia cukup dikejutkan dengan barang-barangnya yang berserakan di mana-mana dan berbagai jenis senjata yang Sky simpan dalam lacinya sudah terkapar di atas kasur seolah seseorang telah mengumpulkannya, termasuk gaun merah yang ia pinjam dari lemari Ibunya, saat dalam menjalankan misinya bersama Noah pada malam pesta bertopeng. Saat ini gadis itu terbelalak kaget, ia keheranan dengan situasi saat ini, siapa yang telah membuat kamarnya menjadi seperti ini?.
"Oh, udah pulang?" Tanya seorang wanita paruh baya di dalam kamarnya, yang tengah duduk manis di depan meja belajar gadis itu, sambil memainkan sebuah kartu nama pemberian Heilder dalam genggaman jari-jemarinya.
Sky mengerutkan kedua alisnya dengan sebuah rasa amarah mulai menyelimuti dirinya, kini matanya sedang bertatap tajam dengan seorang wanita yang berperan sebagai Ibunya itu dan dengan santainya ia menempati kursi belajar Sky.
"Ibu, yang lakuin ini semua?" Tanyanya gemetar dengan matanya yang sudah berkaca-kaca, ia berharap bukan Rose pelakunya.
"Apa, maksudnya itu, Sky?" Tanyanya dengan lirikan matanya yang terarah pada kasur gadis itu, tanpa menjawab pertanyaan putrinya terlebih dahulu.
Sky mengeluarkan nafas beratnya sambil mengedarkan pandangannya pada seisi kamarnya itu, kemudian ia mengemasi berbagai senjatanya yang tersimpan di atas kasur sambil dimasukkannya ke dalam tas yang masih tergendong pada punggungnya. Lalu, sebuah lemparan kartu nama tepat mengenai tangannya hal itu dilakukan oleh Ibunya, membuat Sky hanya meliriknya sekilas tanpa memperdulikannya.
"Jawab Ibu! Apa maksud semua ini, Skyella!" Ucap Rose dengan begitu tegas sambil menarik lengan putrinya agar Sky bisa menatapnya, dengan Rose yang tengah bertanya geram. Namun Sky melangkahkan kakinya mencoba pergi untuk keluar dari kamarnya, akan tetapi Rose manahannya, dengan menutup rapat pintu kamar gadis itu.
"Sky, Ibu lagi bicara lho sama kamu! Sejak kapan kamu berhubungan dengan orang itu? Dari mana kamu dapat senjata-senjata itu? Sini, biar Ibu buang." Rose, mencoba meraih tas yang digendong oleh Sky berniat untuk membuang senjata-senjata yang sedang dibawa oleh putrinya itu, namun Sky menjauhkan tasnya dari tangan Rose yang berniat untuk mengambilnya itu.
"Lepasin! Masih kurang puas? Bikin kamar aku hancur kayak gini?" Tanyanya sambil menendang amarah yang terkumpul dalam dirinya.
"Ibu, nggak mau kamu dalam bahaya! Atau berbuat macem-macem, nggak susah kan jadi anak normal pada umumnya aja? Tanpa ngelakuin hal aneh kayak gini."
"Nggak mau dalam bahaya? Peduli apa Ibu selama ini sama aku? Jangan anggap rasa peduli Ibu cuman dari ngasih aku lembaran uang! Dari dulu, aku sama sekali nggak punya sosok Ib-."
"Sky!" Timpal Rose keras, menghentikan ucapan gadis itu.
"Apa? Anak normal pada umumnya? Aku sama sekali nggak ngerasain hal itu, dari pertama aku masuk sekolah, aku selalu dapet banyak ejekan sebagai anak pelacur! Masa remaja aku, hancur karena Ibu! Aku hidup cuman untuk nanggung rasa malu dari perbuatan Ibu itu!"
"Shut the fuck up! Asal kamu tahu, Ibu lakuin hal itu semua, juga untuk membiayai hidup kamu!"
Sky memicingkan matanya dengan kepalanya yang setengah dimiringkan menatap tajam Rose yang berada di depannya. "You, are full of shit!" Ujarnya dengan matanya yang memanas merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEXT TO THE MASK
Teen FictionSiapa yang tidak mendambakan kehidupan yang berjalan dengan bahagia? Tentu semua orang pasti selalu menginginkankannya, kehidupan yang damai tentram dipenuhi riang tawa akan rasa kebahagiaan menikmati hidup yang sempurna. Namun semesta tidak mengizi...