d e l a p a n 🦋

209 34 54
                                    

Pernyataan Jay membuat Luna marah. Ia marah karena Jay bisa membacanya begitu mudah.
Luna tak bisa membiarkan hal itu, hatinya mungkin menunggu. Tapi otaknya terus mengingatkan betapa jahatnya Jay dulu. Luna kemudian bangkit dari duduknya.

"Saya nggak pernah nungguin kamu"
Luna lalu pergi begitu saja meninggalkan Jay sendirian duduk di sana.

Jay hanya diam, ia menunggu untuk menyaksikan Luna berjalan di depannya lewat dinding kaca. Gadis itu dingin tak ber senyum. Ia tak menoleh sedikitpun.

Jay tau usahanya tidak mudah. Yang ia lawan adalah masa lalunya yang tidak termaafkan.

Dalam gelap malam, Luna berjalan terburu-buru. Ia menghindari Jay yang ia tinggalkan. Dalam hati berdetak kencang, semoga ia tak terkejar. Jarak dan jalan terus di hitung Luna. Kakinya mantap meniti jalan pulang. Tibalah di persimpangan terakhir, persimpangan jalan dengan laju kendaraan yang kencang. Karena lampu rambu sudah berhenti pukul sepuluh.

Luna agak kesulitan menyebrang padahal ia harus cepat. Tapi seberapa cepat pun, Jay sudah siap melayangkan tangan yang panjang ke jalan persimpangan. Berjalan ke tengah untuk menghentikan laju kendaraan. Memberi jalan Luna agar bisa menyebrang.

Luna sudah pasrah, ia berjalan lagi dengan Jay berada jauh di belakangnya. Mengantarnya sampai masuk rumah.

***

Jam menunjukan 2 malam ketika Jay sampai di kamar hotelnya. Ia cukup lama berdiri di depan studio Luna sesaat setelah gadis itu masuk. Sekedar memastikan Luna sudah aman.
Jay lalu kembali ke Fairmont, merebahkan dirinya diatas ranjang. Tentu saja Ragnar teman sekamarnya sudah terlelap. Lusa akan ada pertandingan. Ia harus segera beristirahat. Tapi matanya tak juga terpejam. Bertemu dengan Luna, ia seperti mendapat energi besar. Gadis itu membawanya ke dalam pusara rasa yang selama ini ia rinduhkan.

Pikiran Jay melayang mengingat setelah kejadian pahit itu. Jay segera memutuskan hubungannya dengan Chloe. Ia hanya bertemu Luna sebentar lalu kehilangannya di halaman klinik. Dalam 8 tahun, ia tak tertarik pada wanita manapun. Sesekali ia terlibat cinta satu malam namun semua terasa hambar. Jay terkungkum dalam rasa bersalah dan obsesinya mencari Luna.

Setelah banyak mencari tau, Jay paham mengapa ia begitu sulit menemukan gadis itu. Luna mengganti namanya. Dulu di Mierlo namanya Aluna Raves, ia memakai nama ayahnya kandungnya. Saat di Indonesia Luna mengubahnya namanya menjadi. Lunara Hilman.
memakai nama belakang ibunya, untuk memulai kehidupan yang baru.
Sedikit demi sedikit informasi tentang Luna di dapat Jay. Ia akan terus berjuang demi meluluhkan hati Luna.


***

Siang tak begitu terik, ketika para kurir membawa turun bahan baku yang minggu lalu di pesan Luna. Luna mencocokkan surat pesanan dan jumlah barang yang datang. Tapi ia heran kenapa barang yang datang lebih dari yang ia pesan.
Di fakturnya pun jumlah barangnya lebih banyak. Selain itu bahan baku sudah dilunasi di awal.
Luna agak heran, namun lebih lanjut ia tidak bisa bertanya pada si kurir karena memang tugas mereka hanya mengantar barang. Bahan baku yang datang lumayan banyak. Clay, feldspar, granit, dolomit, pasir silica, pasir kuarsa.
Jadilah siangnya begitu sibuk. Menata di gudang.
Yang terakhir seorang kurir menurunkan sebuah buket bunga besar, cukup besar, sangat besar malahan dan juga sangat indah. Mawar merah segar yang harumnya semerbak.

"Ini punya siapa pak? "
Tanya Luna saat mendekat ke buket bunga besar itu.

"Itu bonus kak"
Jawab si kurir singkat sebelum ia pergi.

Broken Wings 🦋 Jay Idzes X JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang