9 >> ERROR <<

3.1K 321 3
                                    

Resta berlari ke tengah lapangan dengan tangan yang mendribble bola. Anggota basket segera menyusul. Resta dengan lincah melewati center tim lawan. Melakukan gerakan mengelabui saat dua orang menghadangnya, kemudian berlari menuju ring dan melakukan Dunk.

Bola masuk. Semua pemain tercengang. Sagara mengerjap. Tubuh ringan Resta terlihat anteng bergelayut dengan tangan kanan yang masih memegang ring. Lantas, pemuda itu melompat dan mendarat dengan halus. Baju putihnya tersibak ke atas oleh kesiur angin.

"Wow..." Kenan menghampiri Resta. "Slam dunk. Keren."

Resta tak menggubris. Anggota timnya mengambil bola. Lapangan kembali diisi semangat bermain dari para anggota basket. Tubuh Resta terlihat lincah menyalip di tim lawan, mencuri bola di tangan Harsa yang sedang melakukan dribbling.

Harsa terkejut. Gerakan itu cepat sekali membuat bola berhasil lepas dari tangannya. Resta berlari mendribble bola, membawanya mendekati ring lawan.

Dua tim musuh kembali menghadangnya. Resta melirik ke belakang dua orang itu, mendapati Sagara yang satu tim dengannya sedang berlari tanpa penjagaan. Resta mengangkat bola, dua orang dari tim lawan bersiaga untuk mengambil bola itu. Tetapi, Resta dengan cepat mengubah gerakannya ke samping, lalu melakukan passing.

Bola ditangkap oleh Sagara. Sagara segera melakukan shooting. Bola dengan halus melayang, masuk ke dalam ring.

"Yes!" Seruan anggota tim Resta terdengar. Mereka berlari ke arah Resta, bahkan salah satu dari mereka melompat, hendak merengkuh tubuh ringkih itu. Tetapi Sagara dengan sigap mendorongnya.

"Kita berhasil mencetak poin, Resta! Ini berkatmu!"

Resta tertawa tanpa beban. Ia melakukan tos dengan timnya. Entah mengapa, ia kembali teringat masa-masa dirinya di kehidupan yang entah ke berapa. Tertawa bersama teman basketnya, juga mengeluh bersama saat tim mereka kalah.

Menyenangkan.

Permainan kembali dimulai. Tanpa disadari mereka bermain sampai bunyi bel istirahat berbunyi. Para siswa yang hendak ke kantin, segera berlari ke arah lapangan basket kala mendengar suara gaduh di sana.

Para siswi terlihat memekik tertahan melihat Resta dimandikan air keringat, seringai memesona yang menjadi khasnya— sedangkan seragam putihnya sudah basah oleh keringat. Resta melakukan dunk, para siswi yang sudah banyak mengelilingi lapangan berteriak histeris.

Resta kembali menjadi sorotan. Tuan Muda Dewantara dengan sejuta pesonanya. Meski tabiat buruknya hampir dikenali seluruh siswa ExtraOrdinary High School, ketampanan anak itu dan pesonanya tak bisa ditolak oleh mereka.

Untuk pertama kalinya, mereka menganggap Resta benar-benar terlihat seperti seorang Tuan Muda. Seorang Tuan Muda yang bisa melakukan segalanya, bukan lagi Tuan Muda yang hanya bisa membuat keributan di sekolah.

Dari kejauhan, Xavier mengangkat ponselnya. Terdengar bunyi cekrek dari ponselnya itu. Xavier tersenyum melihat gambar Resta yang sedang mengusap keringat dengan senyum tanpa beban di layar ponselnya.

Segera, Xavier mengirim foto itu ke group keluarga.

Anda
Resta bermain basket. Fakta baru yang kita ketahui tentang dia.

Ternyata dia jago bermain basket.

Kak Sean
Keren

Kak Gabriel
Haruskah aku membeli baju basket sebagai hadiah ulang tahun untuknya?

Ayah
Bukan ide yang buruk
Aku juga akan membuat lapangan basket indoor di rumah

Anda
Aku masih belum tahu mau memberi apa

ERRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang