17 >> ERROR <<

1.7K 239 3
                                    

>3500 kata nih. Anjay slebew.

***

"Kalau begitu..." Resta memasang kuda-kuda. Dia memukul kedua lututnya, lalu menggerakkan jemarinya depan-belakang. "Ayo maju bersamaan."

Eugene lebih dulu menyerang. Memberi tendangan, dan Resta dengan gesit menghindarnya, lalu memberi tendangan balasan.

Dugh!

Tendangan itu telak mengenai kaki Eugene. Eugene limbung. Dari sisi lain, Mahen menyerang dengan brutal. Resta menunduk, menghindar, kemudian memukul perut Mahen.

Mahen terpelanting mundur. Nathan langsung menyerang, tak memberi jeda untuk Resta. Resta menangkap tinju itu, lalu memiting tangan Nathan ke belakang.

Nathan mengaduh kesakitan. Tak memberi ampun, Resta mendorong tubuh Nathan menggunakan kakinya.

Bruk!

Nathan ambruk. Orang-orang yang menyaksikan terpaksa mundur saat Nathan hampir menabrak mereka.

Pertarungan itu terhenti saat mendengar suara derum motor yang bersahut-sahutan.

"DANDELION BERAKSI!"

Resta seketika mendongak. Ia hafal lagu itu. Matanya membelalak melihat anggota Dandelion menerobos masuk lewat kerumunan menggunakan motor. Orang-orang terpaksa memberi celah untuk mereka.

"WALAU PANAS TERIK MATAHARI!"

Eugene terkesiap. Nathan berdiri dengan tertatih-tatih, Lion terdiam dengan tatapan terpesona, Erik berdecak kagum dan Mahen yang diam seribu bahasa.

Anggota Dandelion sigap membentuk formasi, masih duduk di atas motor. Suara mereka terdengar lantang.

"BERULANG KALI, DANDELION BERAKSI, BAGI KAMI ITU LANGKAH PASTI!"

Resta menatap Sagara, seakan bertanya 'kenapa mereka bisa di sini?' Sagara mengangkat bahu, pertanda tidak tahu.

"HARI-HARI ESOK ADALAH MILIK KITA! SANG DANDELION KEBANGGAN RESTA!"

"CERDAS, CERDIK, SETIA WIBAWA! YANG SEMANGAT EMPAT LIMA!"

Gemuruh tepuk tangan terdengar. Resta menggelengkan kepalanya, lalu tertawa kecil saat menyadari sesuatu.

Dasar Resta asli sialan. Dia benar-benar Dandelion itu sendiri. Persahabatan sejati.

"Jangan melamun!"

Duagh!

Resta memukul Mahen yang menyerang tiba-tiba. Pukulannya lebih dulu mendarat dibanding Mahen, membuat Mahen terdorong ke belakang.

"Siapa yang melamun?" Resta mengepalkan kedua tinju di depan dadanya. Ia menyeringai. "Aku hanya sedikit takjub dengan Dandelion rongsokan-ku ini."

Resta menunduk saat tahu dari arah belakang Nathan memberikan pukulan. Resta menangkap tangan Nathan, lalu membanting anak itu ke jalanan aspal.

BUK!

"Yah, bagus, sih. Dengan begitu aku bisa memperkenalkan mereka pada kalian." Resta tersenyum miring. "Perkenalkan, Dandelion-ku perdana muncul di dunia liar."

Mahen menggeram, dia kembali berlari, melancarkan tendangan. Tetapi Resta menangkisnya ke samping dengan tangan, lantas memukul perut Mahen. Mahen mengaduh, kembali menyerang—

Bugh!

Tetapi Resta lebih dulu berputar dan menggunakan kaki kanannya untuk menendang dada Mahen. Mahen terpelanting beberapa meter.

ERRORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang