|takdir|

608 70 8
                                    

avantika dan Drupadi saling menatap akan hal ini, avantika merasakan takut yang sangat besar karena pemberontakan ini, tangan avantika menggenggam tangan nakula, nakula yang melihat langsung mengeratkan genggaman itu

"kalau begitu banyak raja kesatria, sampai membunuh kami seorang pertapa maka mereka akan berdosa karena membunuh seorang pertapa" ucap arjuna

"kau yang telah memulainya, untuk melawan, membunuh mu adalah hak kami" ucap salah satu raja

"berhenti bicara para raja! ayo serang!"
"ayo serang!"

ratu kavya dan raja vikram langsung berdiri, raja Drupada juga menatap dengan panik karena hal ini, arjuna dan nakula langsung berdiri didepan Drupadi dan Avantika guna melindungi mereka

pangeran Drestadyumna dan Pangeran kiran yang berada disamping sudah bersiap untuk melindungi adik mereka

saat para raja berjalan, Bima yang kesal pun mengambil sebuah tiang yang sangat besar dan menaruh nya dilantai dengan sangat kuat sehingga membuat gempa dan membuat lantai tersebut retak

avantika yang melihat langsung terkejut, dirinya menutup mulutnya dan menatap hal itu tdrngan tidak percaya

kemudian sangkuni masih menghasut Duryudana untuk mengangkat senjatanya

"kau tidak perlu ragu keponakan ku, ayo angkat senjata mu" ucap sangkuni

kemudian saat Duryudana menghampiri mereka, avantika langsung dilindungi oleh nakula, Drupadi juga dilindungi oleh arjuna

"tidak hari ini, hari ini kalian boleh menikmati kemenangan mu, kalian pasti akan bertemu kematian nanti, biar nanti pertapa itu mengetahui nya" ucap Duryudana

saat Duryudana meninggalkan area tersebut, avantika menghentikan nya

"tunggu dulu pangeran Duryudana" ucap avantika, Duryudana pun terhenti, nakula langsung melihat avantika yang berjalan kedepan menghampiri Duryudana

"Orang yang tinggi hati seperti burung merpati, terbang tinggi namun tak sadar bahwa angin bisa saja menghantamnya, sama saja dengan kau yang tinggi hati tapi tak sadar bahwa itu adalah bahaya bagimu" ucap avantika

mendengar ucapan avantika, Duryudana melihat avantika dengan tatapan kesal, tapi dirinya ditenangkan oleh karna, kemudian Duryudana, Dursasana, sangkuni, dan karna pun meninggalkan avantika

"pangeran mahkota Drestadyumna, pangeran mahkota kiran" panggil krishna

mereka berdua yang dipanggil langsung menatap kearah krishna

"saat seseorang mengundang orang lain untuk upacara, maka dia tidak boleh mengurus pedang nya, sekarang tenanglah, sarungkan pedang kalian" ucap krishna

mereka berdua pun menuruti ucapan krishna dengan langsung menyarungkan pedang mereka

"para raja, para pangeran, atau pangeran mahkota aku minta kepada kalian semua untuk memberikan doa pada kedua pemuda ini dan kedua tuan putri, untuk meninggalkan kalian semua yang terhormat" ucap krishna sambil menyatukan tangannya

raja drupada dan raja vikram pun menyatukan tangannya juga memberi hormat kepada mereka

kemudian krishna menatap kembali ke arah arjuna dan nakula

"sekarang kau juga harus pergi pertapa muda, pangeran mahkota akan mengatur sebuah kuda dan tandu" ucap krishna

"ya itu benar, siapkan lah tandu juga untukku aku ada dipihak mempelai pria" ucap salah satu pertapa tua

avantika pun menahan tawanya melihat hal itu, drupadi juga tersenyum menahan tawanya melihat pertapa tua itu

"izinkan kami untuk pergi, tapi kami tidak akan memakai kereta, kami sudah bersumpah untuk berjalan kaki" ucap arjuna

Cahaya diantara PandawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang