2 Konser Solo

93 52 53
                                    

Terima kasih atas dukungannya berupa vote, comment jika ada typo. selamat membaca :)

------------------------

Berada di back stage, diterjemahkan oleh Kinara, aku mengobrol dengan beberapa artis Indonesia yang akan menjadi artis pembuka didalam konserku nanti. Atas nama kesopanan, aku sharing mengenai karirku di Korea Selatan, aku juga bertanya-tanya mengenai karir di Indonesia. Selain itu aku juga bertanya tentang budaya Indonesia, makanan Indonesia yang belum aku tau dan beberapa pertanyaan dasar lainnya yang awam ditanyakan seorang turis seperti aku. Ditenga obrolan kami, salah satu kruku memintaku untuk bersiap-siap.

"Saya pergi dulu," ucapku sembari membungkuk sopan.

Mereka mengangguk dengan senyum. Kakiku melangkah ke ruang ganti, sebelum dirias aku ganti baju terlebih dahulu. Didalam konserku ini aku memakai penata busana yang biasanya mengurusiku saat perform dengan Ilichil. Menatap pantulan bayanganku dari cermin kusunggingkan senyuman puas, karena penampilanku terlihat sempurna. Bagaimana tidak penata style ini selalu serasi memadu padankan pakaianku dan tema lagu yang akan kubawakan. Sebelum perform, aku meraih ponsel mengambil fotoku, kemudian aku upload fotoku di Instagram.

"Tae?!"

Baru saja aku keluar dari ruang ganti, David memanggilku. Aku mengerutkan dahi pasalnya ekspresi David terlihat aneh, semakin mengerutkan dahi ketika netraku melirik seorang gadis di depan pria itu. Siapa gadis itu? Apa ini kekasih baru David? Ah, rasanya tidak mungkin, dia kan setia dengan satu kekasihnya meski sebenarnya dia memiliki wanita penghibur juga. Oh, ya, mungkin gadis ini salah satunya. Tapi dari belakang sini, gadis ini tidak asing. Ugh! Memang aku pernah melihatnya di mana? Apa mirip saja dengan gadis-gadis yang pernah kutiduri? Entahlah.

"Kenalin, ini Taewon-ssi," ucap David mengenalkan aku pada gadis itu. "Dan ini Ivy-ssi, Tae-ssi," lanjutnya membuatku terkejut.

Gadis itu sudah berada di hadapanku? Mana kala ia memutar badannya, aku dapat melihat senyuman tulusnya. Tak hanya itu aku juga bisa melihat ada rasa tertarik dari sepasang bola mata itu. Sudah aku katakan tidak ada satu gadis yang tidak jatuh hati padaku. Membungkuk sopan, aku menyapanya, "Mannaseo bangapseumnida, Ivy-ssi."

"Mannaseo bangapseumnida, Taewon-ssi," balasnya sembari membungkuk pula.

Aku kira setelah ia mengucapkan kalimat itu, ia akan selalu menatapku atau mencuri pandang kearahku tetapi ia malah mengfokuskan pandangannya kearah David. Entah mengapa melihatnya seperti itu membuatku tidak terima, bagaimana bisa dia tidak memperhatikan aku? Sementara banyak gadis diluar sana selalu memperhatikan aku. Ada apa ini? Apakah ketampananku sudah memudar? Tidak, tadi ketika aku melihat cermin aku masih tampan seperti biasa. Yang aku lakukan selanjutnya hanya menatap gadis yang bernama Ivy ini dengan ekspresi kesal. Eh, tapi mengapa jadi aku yang terus menatapnya begini sih? Harusnya kan dia yang begini, ini sungguh kebalik.

"Ok, silakan bersiap-siap dulu, Ivy-ssi," kata David mempersilakan.

Gadis itu mengangguk, kemudian ia berpamitan kepada David sebelum kepadaku. Masih dengan tatapan yang sama namun tidak secemerlang tadi, ia membungkuk kearahku, lalu ia beranjak pergi ke ruang ganti. Sementara aku masih terus mengawasinya dari sini, menatap punggungnya yang perlahan menjauh. Damn, mengapa aku jadi sangat iingin memperhatikan dia terus? Ini tidak benar. Menggeleng pelan, netraku kuarahkan kelain tempat, tetapi entah mengapa seperti ada maknetnya mataku ingin terus memandangnya yang hendak hilang dilorong ganti.

"Apa kau sudah tertarik pada gadis itu?" ledek David mengejutkan aku.

Aku tersenyum miring. "Menarik, tidak salah aku menjadikan dia sebagai target," kataku. "Tetapi sebelum aku mengajaknya, aku bisa melewati malam panjang dengannya."

Bersama Kegelapan, Beautiful DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang