⚠️Boleh terinspirasi, tidak usah menjiplak karya seseorang, karena menulis membutuhkan effort yang tidak instan
***********
Give your support by voting🤗
Tandai kalo ada typo
happy reading all🎉
------------------------
Aku menyapa beberapa orang yang aku kenal disepanjang lorong, hari ini aku akan mengambil naskah untuk series dokumentasi Ilicil, karena kemarin Dohyun menginap di apartemenku, saat ini aku ditemani olehnya. David? Aku belum melihatnya, entahlah kemana pria itu. Seharusnya dia yang mengambilkan naskah ini, tapi... aku menghela nafas. Sebelum ber-acting di depan kamera, aku dan para member Ilicil membaca naskah terlebih dahulu sembari berlatih cara mengucapkan dialog yang ada di dalam naskah dan cara bersikap ketika berbicara. Selain itu aku juga berlatih fokal dan dance untuk konser NCT nation.
"Ada Yunseo hyeong dan Jinwoo-ya," kata Dohyun, berjalan cepat menghampiri mereka. Aku pun mengikutinya. "Sejak kapan kalian datang?" tanyanya.
"Baru saja, hyeong," jawab Jinwoo.
"Kalian sudah mengambil naskahnya?" timpalku bertanya.
"Imi, Taewon-ie," respon Yunseo sembari memperlihatkan naskah yang ia pegang.
"Apa member yang lain sudah datang?" tanyaku lagi yang tidak melihat yang lainnya selain Yunseo dan Jinwoo.
"Mereka masih dalam perjalanan, Hyeong," kata Jinwoo.
"Kita tunggu saja di dalam," saran Dohyun. "Kita juga bertemu dengan kru series yang lainnya kan?"
Aku, Yunseo dan Jinwoo mengangguk serempak. "Kajja!" Aku berjalan mendahului mereka.
Aku, Dohyun, Yunseo dan Jinwoo menunggu yang lainnya di didalam ruangan, kami menunggu sembari membaca naskah yang kami genggam. Sekali-kali Jinwoo melisankan dialog bagiannya dengan ekspresi serius. Sementara aku hanya membaca dalam hati sembari memikirkan proses syuting dokumentasi ini akan berlangsung. Apakah akan menyenangkan seperti aku berlatih dance? Berlatih fokal? Atau berlatih Rap? Entahlah, tapi yang jelas ini akan menjadi pengalaman baru untukku, dimana aku akan berakting yang tidak jauh dari keseharianku. Melirik kearah samping Dohyun sedang serius membaca naskah yang ia pegang, aku hendak membuka mulut untuk bertanya padanya tetapi Yunseo menghentikanku.
"Ngomongnya harus gitu?" Yunseo menukikkan alis tidak setuju dengan cara Jinwoo yang menurutku juga agak sedikit lebai.
Jinwoo tersenyum. "Nee, ini aku sedang menghayati peranku, Hyeong."
"Nggak sebegitunya deh, Jinwoo-ya," cetus Dohyun. "Aku rasa itu terlalu berlebihan, seperti drama telenovela."
Aku, Dohyun dan Yunseo tertawa geli, sementara Jinwoo mengerucutkan bibirnya. Tidak lama kemudian Jaewon, Minjun, Hyunki, Jungho dan Taeil datang menghampiri kami, ditangan mereka sudah ada naskah yang sama seperti yang aku genggam. Hyunki dan Minjun duduk disamping Jinwoo, Jaewon dan Taeil duduk disamping Yunseo sementara Jungho duduk disampingku. Baru aku sadari Minjun membawa kantung pelastik ditangannya ketika ia meletakan kantung pelastik itu diatas meja.
"Aku membelikan kalian minuman tadi di kafeteria," beritaunya sembari membuka kantung pelastik itu, mempersilakan aku dan yang lainnya mengambil minuman itu.
"Tumben kau baik, Hyeong?" cetus Hyunki sembari meraih kopi.
"Emang selama ini aku jahat?" tanya balik Minjun sembari menatap Hyunki dengan sorot mata heran.
"Ani," ringisnya sembari tertawa.
"Kru yang lainnya kira-kira kapan datangnya?" tanyaku entah pada siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama Kegelapan, Beautiful Darkness
Fiksi UmumKetampanan, kekayaan, ketenaran, kesuksesan semua itu telah menjadi milikku. Siapa yang tak mengenalku? Siapa yang tak menginginkan aku? Rasanya tidak ada, semua bisa aku dapatkan. Para gadis rela melemparkan tubuhnya untukku secara cuma-cuma, para...