26. Malam yang berbeda

5.9K 208 2
                                        

••••

Malam tiba, tapi suasana di Mansion Vara sepi seperti tidak berpenghuni. Vara dan Evan juga belum keluar dari kamarnya masing-masing sedari sore tadi dan para bodyguard juga entah pergi kemana.

Di Mansion ini tidak begitu banyak Bodyguard, karena Vara itu agak malas untuk mempekerjakan banyak orang, hanya sekitar 15 bodyguard. Maid juga bisa di hitung jari, mungkin hanya 8 orang saja termasuk Bi Ijah. Bi Ijah dan 2 maid memasak dan sisanya bersih-bersih. Ada juga 2 tukang kebun dan 2 satpam.

Biasanya Mansion ini akan ramai, karena Vara membebaskan pekerjanya melakukan sesuatu yang disukai mereka tapi tetap waspada, seperti main catur atau apalah itu. Tapi hari ini entah kenapa sepi saja.

"Ini tumben sepi gini Mansion?" Tanya Yono.

"Tadi kata si Doni pas non Vara pulang sekolah suasananya udah gak enak apalagi wajahnya tuan muda Evan juga sama," jawab Jono.

Jono dan Yono ini satpam kembarnya Vara dan Doni bodyguard yang di depan pintu.

"Jadi?"

"Ya mereka juga gak enak kalo mau berisik seperti biasa," jawab Jono.

"Bener juga sih tadi pas non Vara pulang biasanya nyapa tapi tadi cuma bunyiin klakson aja tanpa buka kaca mobil," timpal Vara.

"Udah deh biarin aja mungkin lagi ada masalah"

Mereka pun melanjutkan aktivitasnya masing-masing, tanpa memperdulikan suasananya. Berbeda dengan di dalam Mansion, Vara sudah bangun tapi belum juga keluar. Dia sedang chattingan dengan sahabatnya membahas rencana selanjutnya untuk Fani.

Vara memandang layar ponselnya dengan tatapan serius, jari-jarinya lincah mengetik pesan-pesan kepada sahabat-sahabatnya di grup chat.

Ladies Lol🍭

Me
Oke, jadi gimana? Kita mau pakai rencana yang mana?

Shaniaaa🍀
Gue sih setuju sama ide kemarin. Yang penting dia ngerasain apa yang dia lakuin ke kita.

Nuella🍁
Iya, dia udah kelewatan, apalagi waktu dia bilang gue cuma numpang tenar. Please deh.

Via🌜
Tapi kita harus hati-hati, jangan sampai ketahuan. Kalian tahu Fani itu jago playing victim.

Zahra💃
Bener, jangan sampai dia balik nyalahin kita. Kita harus bikin ini rapi.

Vara membaca semua pesan itu sambil berpikir keras. Dia tahu Fani memang sering memanipulasi keadaan dan membuat orang lain merasa bersalah. Tapi kali ini, dia ingin membuat sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang akan membuka mata semua orang tentang siapa Fani sebenarnya.

Me
Oke, kita lakukan seperti yang kita rencanakan. Tapi kita jangan langsung serang dia. Kita mulai dari hal-hal kecil dulu, buat dia merasa tertekan tanpa sadar kita yang melakukannya.

Nuella🍁
Sounds good! Gue udah gak sabar lihat mukanya panik.

Shaniaaa🍀
Aku bisa siapkan beberapa hal buat nge-trigger dia.

Via🌜
Gue juga, tapi kita harus kompak ya. Jangan ada yang bertindak duluan tanpa diskusi.

Zahra💃
Setuju. Kita harus pinter mainin emosinya, biar dia yang kehabisan akal.

Setelah membahas strategi dengan lebih mendetail, percakapan masih berlanjut tapi Vara tak menghiraukannya. Vara meletakkan ponselnya di samping tempat tidur dan menarik napas panjang. Di balik ekspresinya yang tenang, dia merasa puas dengan rencana yang mereka buat. Dia tahu, kali ini Fani tidak akan bisa lari dari akibat perbuatannya.

Elvara! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang