16)🌷Feeling Blue

578 76 4
                                    

Pagi berikutnya, Sunghoon sudah mulai menjalani hari-harinya dengan normal. Keluar kamar setelah mandi dan berpakaian rapi, lalu menuju ruang makan.

Sesampainya di ruang makan, Tiffany tersenyum kala melihat Sunghoon. Jadi benar kata Haerin, bahwa Sunghoon sudah mendapati nafsu makannya kembali.

Tadi pagi saat dia bangun dan ke dapur, dia mendengar Haerin bicara pada Bibi Lee, mengatakan jika semalam Sunghoon sudah mau makan karena dibujuk Jay.

"Mau bekerja?" tanya sang ibu melihat anaknya sudah rapi memundurkan kursi dan duduk di dekatnya.

Sudah terlalu lama Sunghoon membiarkan perusahaannya di-handle orang lain selagi dia berduka. Meski begitu, orang kepercayaannya selalu melapor kondisi pabrik dan mengirim file yang harus dilihat Sunghoon melalui surel.

"Iya, Mama." Sunghoon menjawab pertanyaan ibunya, tetapi pandangannya mencari sesuatu di ruang makan itu.

"Jay dan Chloe belum bangun?" tanyanya kemudian. Ternyata pria itu tengah mencari sang istri dan anaknya.

"Sebentar lagi, Jay sepertinya memandikan Chloe dulu."

Selama Tiffany tinggal di rumah itu, dia mengamati bahwa Jay lumayan terampil mengurus Chloe. Selain itu Chloe selalu menempel pada Jay, makan hingga tidur harus ditemani Jay.

Padahal setahunya, dulu Chloe lebih dekat dengan Shuhua daripada Jay. Bahkan juga Bibi Lee mengatakan, tidak biasanya Chloe menempel pada Jay.

"Mama perhatikan, Jay sangat sabar mengurus Chloe." Tiffany mulai bicara lagi selagi Jay belum masuk ke ruang makan itu.

"Chloe sangat rewel belakangan ini, nangis terus dan ingin selalu digendong. Tapi Mama tidak mendengar Jay mengeluh." Ada rasa bangga terselip dalam nadanya.

"Mama jadi teringat Shuhua," lanjutnya lirih. Dia melirik anaknya yang hanya mendengarkan tanpa menghentikan sarapan nasi gorengnya.

Sementara itu di kamar, Jay baru saja selesai memandikan Chloe. Sudah beberapa malam ini Chloe tak lagi rewel dan tidur tepat waktu, maka bangun juga sudah seperti biasanya.

Kini hampir setiap malam sejak meninggalnya Shuhua, Chloe selalu ingin tidur di kamar Jay. Anak itu menolak tiap kali Jay mengajaknya tidur di kamarnya sendiri, padahal Jay bilang dirinya akan menemani, tetapi Chloe tetap menolak.

Ada alasan yang membuat Jay mematung ketika dengan polosnya Chloe bilang kalau di kamarnya ada Shuhua.

Tentu saja Jay tidak percaya. Shuhua sudah tidak ada di dunia ini, tidak mungkin Shuhua ada di kamar Chloe. Namun, anak itu keukeuh mengatakan jika dia melihat Shuhua.

Meskipun katanya mata anak kecil itu transparan atau bisa melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat orang dewasa, tapi Jay agak sanksi mempercayainya.

Jay yakin, Shuhua meninggal dengan cara yang baik. Arwahnya tidak mungkin gentayangan hingga dilihat anak kecil, kan?

Mungkin itu efek Chloe terlalu merindukan Shuhua. Yah, Jay lebih meyakini yang satu ini.

"Chloe mau tutu okat, Mmy." Chloe sudah rapi, memakai pakaian santai kaos pendek berpadu celana legging panjang yang membuatnya tampak nyaman mengenakannya.

Jay mengangguk, menyimpan sisir yang tadi dia gunakan untuk merapikan rambut Chloe. Jay berdiri, Chloe mengangkat kedua tangannya meminta Jay menggendongnya.

Namun baru beberapa langkah mereka keluar, tiba-tiba Jay menghentikan langkah. Perutnya tiba-tiba sakit hingga Jay harus menurunkan Chloe dari gendongannya, kedua tangannya mencengkram perut.

"Mmy inapa?" tanya Chloe polos melihat ibunya memejam mata erat sambil memegang perut.

"Perut Mommy sakit ..." jawabnya lirih.

Second Wife (Sungjay/Hoonjay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang