23)🌷Morning Routine

505 63 5
                                    

Hubungan Jay dan Chloe semakin hari semakin lengket. Meskipun saat ada Shuhua, Jay dan Chloe dekat, tetapi seringnya Chloe menempel kepada Shuhua.

Seperti malam yang sudah-sudah, Chloe tidur di kamar Jay. Anak itu baru saja mendarat ke alam mimpi setelah makan malam usai.

Chloe tidak tidur siang karena anak itu asyik bermain bayi mainan yang bisa menangis, mainan baru yang dibelikan Sunghoon saat pria itu pulang dari Busan kemarin malam. Maka baru pukul tujuh malam Chloe sudah mengantuk. Dia tidur satu jam lebih awal dari biasanya.

Ketika Jay baru saja ingin merebahkan diri di samping Chloe, ketukan pintu disusul suara Sunghoon memaksanya menyingkap selimut hangat yang melindungi kulitnya dari dinginnya AC. Sejujurnya Jay tidak terlalu suka menyalakan AC saat tidur, dia mudah kedinginan. Namun Chloe selalu berkeringat saat anak itu terlelap.

Jay turun dan berjalan mendekati pintu, lalu membukanya. Di depannya, Sunghoon berdiri tersenyum kala melihat wajah Jay.

"Hyung, ada apa?" tanya Jay.

"Tidak ada apa-apa," tapi kemudian tangan kanannya terulur, memegang gelas putih berisi air minum. "Untukmu. Tadi aku tidak melihatmu membawa minum ke dalam kamar."

Lama Jay menatap gelas itu dengan sorot mata keheranan, lalu pandangan naik untuk melihat wajah sang suami.

"Aku sering melihatmu keluar di tengah malam karena haus," kata Sunghoon menjawab rasa penasaran Jay.

Sunghoon sering sekali melihat Jay keluar kamar dan ke dapur untuk mengambil minum. Tadi, dia tidak melihat Jay membawa gelas saat pamit ke kamarnya. Bisa dipastikan pemuda itu akan keluar kamar di tengah malam lagi.

Akhir-akhir ini Jay memang sering haus saat tengah malam, meski begitu Jay selalu lupa membawa minum saat masuk ke dalam kamarnya.

Jay mengambil gelas itu dari tangan Sunghoon. "Terima kasih, Hyung," ucapnya. Meski hanya hal remeh, tetapi Jay harus menghargai usaha Sunghoon

"Chloe sudah tidur?" tanya Sunghoon kemudian.

Jay mengangguk.

"Boleh aku lihat?" Sunghoon meminta izin.

Kening Jay mengernyit, kemudian pemuda itu bertanya dengan nada curiga, "Kau tidak meminta bayaran karena sudah membawakanku air kan, Hyung?"

Awalnya Sunghoon terdiam mendengar tuduhan itu, tetapi kemudian tersenyum. "Aku membawakannya agar kau tak repot harus ke dapur."

Seketika Jay merasa jika dirinya termasuk orang yang berburuk sangka. Jay menunduk dan meminta maaf.

"Tidak apa-apa," jawab Sunghoon. "Rasanya sudah lama aku tak melihat Chloe saat dia tidur." Sunghoon menghela napas dalam. "Ya sudah, kau masuk lagi saja."

Jay mengangkat kepala. "Tidak jadi melihat Chloe, Hyung?"

"Lain kali saja."

"Hyung marah?" tanya Jay pelan.

Sunghoon menggeleng. "Aku mengerti."

Pria itu mengerti kalau Jay berpikiran yang tidak-tidak padanya. Tidak semua orang dengan mudah dapat menerima perubahan sikap seseorang yang sudah menyakiti hatinya. Berprasangka itu pasti ada, Sunghoon mengerti. Sunghoon tidak akan menyalahkan Jay jika semua yang dilakukannya mengundang kecurigaan untuk pemuda itu.

Memang seperti ini kan, jika seseorang baru saja berubah? Jangankan hal besar, hal baik sekecil apa pun yang dilakukannya akan membuat orang lain berpikiran yang tidak-tidak.

Yah, tidak gampang meyakinkan orang yang sudah disakiti hanya dengan sedikit perhatian. Seperti inilah ujian untuk orang yang ingin berubah.

"Maaf, Hyung. Aku masih belum terbiasa," ujar Jay, raut wajahnya meminta pengertian.

Second Wife (Sungjay/Hoonjay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang