31)🌷Problem Solving

481 60 7
                                    

Sudah yang keempat kalinya Jay memeriksa handphone. Menekan tombol hingga layar itu menyala seketika. Namun notifikasi sebuah pesan yang biasa sering muncul saat jam makan siang, tidak dia dapatkan siang itu.

Saat mengantar tadi pagi, Sunghoon memang terlihat berbeda. Meski melakukan rutinitas yang beberapa waktu lalu menjadi kebiasaan mereka, Jay menangkap wajah masam suaminya sejak Yuna membawa nama Jake di meja makan tadi pagi.

Jay berdecak. Dia tak pernah merasa sebenci ini pada orang lain, apalagi Yuna yang merupakan kerabat suaminya.

Baru saja dia dan Sunghoon memulai hubungan baik. Kemunculan Yuna bagaikan ranjau tajam di tengah jalan mulus yang sedang mereka perbaiki.

Mungkinkah Sunghoon termakan omongan Yuna? tanya Jay dalam hati.

Namun, dia sendiri tidak tahu apa yang sudah Yuna katakan pada Sunghoon di belakangnya.

"Tuan."

Jay mengerjap mata, membawa kesadaran dari lamunannya ketika dari arah rumah, Haerin memanggil.

Sudah dua puluh menit dia menemani Chloe bermain di dekat kolam ikan. Jay menoleh ke samping, menghela napas pendek saat melihat kantong makanan kecil untuk ikan sudah habis Chloe tumpahkan ke kolam kecil itu.

Jay menghela sabar, mengusap puncak kepala Chloe dan memberi senyum ketika anak itu menoleh padanya.

"Mau membereskannya sekarang?" Haerin bertanya saat sudah berada di dekat majikannya.

Jay mengangguk, berdiri dari tempatnya duduk di samping kolam. "Iya," katanya.

"Kau jaga Chloe, ya."

Haerin mengangguk dan menggantikan tempatnya untuk menjaga Chloe di dekat kolam ikan.

Jay masuk ke rumah, tidak ada Yuna di sana. Entah ke mana perempuan itu, Jay tidak peduli. Tadi Yuna terlihat buru-buru keluar sambil melebar senyum penuh kebahagiaan. Mengingat senyum perempuan itu, Jay sangat dongkol.

Bisa-bisanya Yuna tersenyum setelah membuat kegundahan bagi perasaan Jay. Kesalnya Jay pada Yuna sampai ke ubun-ubun.

Sambil berjalan menuju ke kamar, Jay membuka ruang chat dan mengirim pesan pada suaminya.

Sementara itu, pria yang baru saja dilamunkan Jay terlihat sedang menunggu seseorang di dalam sebuah coffee shop.

"Sunghoon Oppa." Kemudian seorang perempuan memanggilnya.

Sunghoon menoleh pada pintu masuk dan melihat Yuna berjalan mendekatinya.

"Menunggu lama?" tanya perempuan itu seraya menarik kursi di depan Sunghoon, lalu duduk di sana. Sunghoon menjawab dengan gelengan kepalanya.

"Tumben mengajakku bertemu di luar?" tanya Yuna lagi, pandangannya menyapu sekeliling penjuru ruangan kafe itu, dia tersenyum sebelum kembali melihat kakak sepupu di depannya.

"Iya, ada hal yang ingin ku bicarakan denganmu."

Lagi Yuna tersenyum, alih-laih mengerut kening selayaknya orang yang penasaran. "Apa? Kenapa tidak bilang di rumah saja?"

"Tidak bisa," jawab Sunghoon.

"Kenapa? Apa karena Jay?"

Sunghoon mengangguk membenarkan. Kemudian dia berkata, "Bisa kau lebih sopan padanya? Dia istriku. Kakak sepupumu juga."

Yuna mengedikkan kedua bahu, tersenyum tipis. Dalam hati dia berdecih.

"Mama menanyakanmu." Sunghoon bicara.

"Bibi Tiffany? Aku sudah bilang kalau aku menginap di rumah Sunghoon Oppa."

"Mama hanya tahu kau menginap sehari, lalu kembali ke Gangwon."

Second Wife (Sungjay/Hoonjay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang