Jika boleh berlebihan. Mungkin, sejarah telah mencatat seorang Hwang Hyunjin sebagai salah seorang paling cemerlang di muka bumi ini. Ia adalah politikus brilliant, kandidat perwakilan rakyat. Termasuk kedalam populasi kaum elit di sekitaran Korea Selatan.
Sementara perempuan yang 'hot'nya tidak terkendali itu adalah seorang artis. Kebebasan adalah udaranya, dan cinta adalah kematiannya. Oh jangan cemas itu hanya perumpamaan ala-ala.
Yang benar saja.
Hingar bingar hingga flash kamera milik teman-teman pers, gemuruh sorak fans dipelataran yang sudah digelari karpet merah. Berjalan melambaikan tangan dan tersenyum sopan. Menyapa siapapun, menjawab interview chanel gosip. Jujursaja rangkaian formalitas sialan saat Hwang Yeji bekerja. Namun dunianya memang selalu kemerlap, melesat bak bintang di awang-awang.
Ditempat lain. Sepatu kulit barker black beradu sempurna dengan lantai granit keabu-abuan saat Hyunjin tiba didalam kamar pribadinya. Pria itu mendengus⁸, tubuhnya yang letih seolah tereksekusi oleh suasana ruang yang mewah, interior colour magenta dengan droplight yang menggoda. Sofa kulit dengan gaya barat memecah seluruh atensinya, tapi tunggu....
Hyunjin teringat akan sesuatu. Janji penting yang mengusik waktu bersantainya membuatnya tergugah untuk mengeluh.
"Sialan, apa keparat itu bisa diandalkan? Aku harus segera pergi menemuinya."
Yang dimaksud Hyunjin adalah Lee Heechan, teman karib. Katanya sedang menggelar pesta privat disalah satu tempat hiburan malam di Gangnam. Hyunjin tentu diundang. Dengan iming-iming yang juga menggiurkan.
Maka setelah billioner Hwang itu datang. Dua buah botol (alkohol) bloody marry tersuguh. Ditemani keju swiss yang lembut diatas cawan kristal, mereka duduk disamping dance floor dengan dentuman musik yang menggelegar.Dipandang-pandang. Keduanya nampak sempurna. Dua pemuda tampan yang duduk saling berjauhan, namun sesekali bertatap mata dan saling melempar senyum arogan.
"Semesta benar-benar memberimu kesempatan bagus. Coba lihat gadis berpakaian ungu itu? Kau ngefans berat padanya kan?" Heechan menunjukkan sosok wanita bertubuh sintal yang sedang duduk diantara para pria.
"Itu memang dia. Hwang Yeji si artis k-drama. Apa dia sedang dilecehkan?" Kata Hyunjin terkejut. Nyaris bangkit namun Heechan berhasil mencegah.
"Dia tidak punya pilihan lain dan terpaksa ambil pekerjaan sampingan. Baru hari pertama bekerja juga, jadi wajar kalau agak berontak." Beber Heechan.
Mata Hyunjin masih terbelalak beberapa detik. Tentusaja bukan asumsi sembarangan ketika Heechan berujar gadis itu secara ajaib muncul dihadapan Hyunjin dengan perubahan yang fantastis. 360 derajat utuh, gadis itu berbeda dari apa yang biasa ditayangkan di layarkaca, malah berpenampilan murahan, dengan raut wajah kesal karena dipaksa.
Hyunjin menelan bulat-bulat ludahnya masih tidak menyangka. Meneguk 1 shot alkohol dan melonggari ikatan dasi yang membuat sesak.
"Lucu banget melihatmu kaget. Yang lebih lucu, kau 'yang punya reputasi dan jabatan mentereng' malah jadi fans fanatik artis seperti itu." Heechan meletakkan gelas alkohol tersebut dengan sombong level lima.
"Jangan menghina perempuan. Lebih baik lindungi martabatmu saja sebagai pria." Hyunjin mencoba berkhotbah.
Heechan mendengus. "Bro, aku ini mucikari kelas kakap. Sekedar info. Agensinya habis kena tipu. Lalu managernya merangkak dan memohon agar aku memberinya pekerjaan sampingan. Sebelum keperawanannya dipesan orang. Apa kau mau satu sesi kencan plus-plus bersamanya?"
"Buat dia jadi milikku saja." Tegas tanpa ragu. Sudah semestinya segala hal tentang gadis itu membuat Hyunjin jadi penasaran dan posesif, sampai-sampai membuat Heechan melontarkan suara kekehan konyol.
"Yasudah. Gampang."
"Baiklah kalau begitu-"Hyunjin segera berdiri dan memasukkan sebelah tangannya kedalam saku. Mengeluarkan dompet kulitnya dan membuang black card tepat dihadapan Heechan. "Berapa juta?"
"Maksudmu milyar? Bro! Aku tidak menerima harga teman, kau kan kaya."
"Sialan. Kau mau memanfaatkan keadaan?"
Heechan meringis."Kau. Kan. Kaya." Ulangnya menyebalkan.
" Terserah, berapapun. Kirim dia padaku secepatnya."
"Oke-oke, aku suka ini, hubungan pertemanan kita adalah mutualisme. Jadi, deal?"
"Yeah."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTIST:part 1 [Yeji-Hyunjin]
FanfictionBagi artis yang kurang beruntung. Dijual tubuhnya oleh agency adalah jalan pintas agar karir terus bertahan. Bisnis sampingan yang terselebung tersebut menempatkan Yeji pada posisi sulit. Gadis itu dijebak, bahkan Hwang Hyunjin telah membelinya me...