(melihat dede pt 2)

468 25 0
                                    

Taeyong tersenyum lembut melihat Mark yang masih memeluknya erat. “Nah, sekarang kita masuk ya, sayang. Bubu sama Daddy Jae di sini kok. Kaka Haechan juga nggak akan pergi ke mana-mana, kan?” katanya sambil menoleh ke arah Haechan yang berdiri di sebelahnya.

Haechan mengangguk sambil tersenyum hangat, "Iya sayang, kaka di sini. Kita semua ada di sini buat melk dan dede." Ia kemudian meraih tangan Mark dan menggenggamnya erat.

Mark masih terlihat sedikit ragu, tapi dengan dorongan lembut dari Taeyong dan bisikan dukungan dari Haechan, ia akhirnya melangkah masuk ke dalam ruangan dokter. Begitu mereka duduk, Mark tetap duduk di pangkuan Haechan, merasa aman di dekapan suaminya.

Dokter tersenyum lembut kepada mereka. "Jadi, ini kedua kalinya ya, Mark? Tenang, semuanya akan baik-baik saja. Hari ini kita hanya akan melihat bagaimana perkembangan dede di dalam perut, oke?" kata dokter sambil menyiapkan alat USG.

Mark memeluk erat lengan Haechan, sedikit gugup. "Hikss, iya dok... tapi... ini pertama kali tanpa bubu dan mae..." ujarnya dengan suara pelan.

Taeyong yang duduk di samping mereka langsung merespon dengan lembut, “Tapi bubu di sini sekarang, kan? Melk nggak sendirian. Bubu sama Daddy Jae selalu ada buat melk.” Jaehyun, yang duduk di sebelah Taeyong, mengangguk penuh dukungan.

Mark menarik napas dalam-dalam dan sedikit mengangguk. Haechan mengecup puncak kepalanya, "Kita lihat dede ya, sayang. Aku tahu melk pasti kuat."

Dokter mulai mengoleskan gel dingin ke perut Mark yang sudah mulai membuncit. Mark menggeliat sedikit, merasa geli, tapi Haechan langsung menenangkan dengan menggenggam tangan Mark lebih erat lagi. “Ini dia, yuk kita lihat dede.”

Begitu layar monitor menampilkan gambar bayi mereka, suasana ruangan langsung dipenuhi rasa haru. Mark, yang tadinya gugup dan ketakutan, langsung tersenyum lebar melihat gambar dede di layar.

“Lihat, sayang... itu dede kita,” bisik Haechan sambil mengusap pipi Mark. Mata Mark yang tadi berkaca-kaca karena takut, kini berkaca-kaca karena haru. “Hikss... dede... cantik banget...” ucapnya dengan suara bergetar.

Taeyong pun ikut tersenyum bangga, “Iya, dede sehat dan tumbuh dengan baik. Melk hebat, sudah menjaga dede dengan sangat baik.”

Setelah pemeriksaan selesai, Mark masih memeluk erat Haechan. “Kakaa, terima kasih ya... sudah menemani... melk takut, tapi sekarang melk senang banget lihat dede.”

Haechan tertawa kecil dan mencium kening Mark, “Tentu, sayang. Kaka selalu di sini buat melk dan dede. Melk kuat, aku bangga banget sama kamu.”

Mereka semua keluar dari ruang pemeriksaan dengan perasaan lega dan bahagia. Mark kini merasa lebih tenang, dan ia pun tidak sabar menunggu momen-momen berikutnya bersama dede mereka yang sebentar lagi lahir.

Mark masih memeluk erat Haechan saat mereka keluar dari ruangan dokter, namun kini air matanya bukan lagi air mata ketakutan, melainkan haru dan kebahagiaan. Mereka berdua, bersama Taeyong dan Jaehyun, berjalan menuju area ruang tunggu rumah sakit.

“Kakaa, tadi dede kayaknya lagi gerak deh... apa kakaa lihat?” Mark berbisik dengan mata berbinar, ekspresinya penuh kekaguman pada gambar bayi mereka yang tadi terlihat di monitor.

Haechan tersenyum lebar, mengangguk, sambil merangkul bahu Mark dengan lembut, “Iya, sayang, kaka lihat. Dede kita aktif banget, kayaknya dia nggak sabar pengen ketemu sama mommy dan daddy-nya.”

Di ruang tunggu, Taeyong dan Jaehyun menunggu sambil tertawa kecil mendengar obrolan pasangan itu. “Tuh kan, Mark, dede-nya sehat dan aktif. Kamu hebat banget. Kita seneng banget tadi lihat dedenya,” ujar Taeyong, memuji sambil mengacak rambut Mark yang kini sudah lebih tenang.

Baby Lion (HyuckMark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang