(mam ramen 014)

279 14 0
                                    

Setelah makan ramen di restoran, mereka masih melanjutkan obrolan ringan sambil sesekali tertawa. Mark tampak semakin santai dan nyaman, tak lagi canggung seperti di rumah sakit. Bahkan, sesekali ia bercanda dengan Taeyong yang duduk di seberangnya, membuat suasana semakin hangat.

"Bubu, terima kasih ya udah datang tadi," ujar Mark sambil tersenyum manis pada Taeyong. "Kalau nggak ada bubu sama Daddy Jaeh, mungkin Melk masih nangis sampai sekarang."

Taeyong tertawa kecil, mengusap lembut puncak kepala Mark. "Nggak usah terima kasih, sayang. Ini sudah tugas bubu kok untuk selalu ada buat Melk. Bubu tahu kok, kadang periksa kandungan itu bikin tegang, apalagi kalau dede-nya lagi aktif kayak tadi."

Mark mengangguk pelan, masih tersenyum. "Iya... tadi melk juga ngerasa aneh. Awalnya takut, tapi begitu lihat dede di layar, semua ketakutan hilang..."

Haechan yang duduk di sebelah Mark hanya tersenyum lebar sambil sesekali mengusap lembut punggung istrinya. "Yang penting sekarang Melk tenang, dan kita tahu dede sehat. Itu yang paling penting."

Setelah beberapa lama, mereka memutuskan untuk kembali ke rumah. Di perjalanan, suasana masih dipenuhi dengan canda tawa. Haechan yang menyetir sesekali melirik Mark, memastikan istrinya tetap nyaman. Sementara itu, Taeyong dan Jaehyun di belakang tampak sibuk berbicara tentang persiapan untuk kelahiran dede.

"Kira-kira, sudah mulai siap belum kamar untuk dede?" tanya Jaehyun, memecah suasana. "Dede akan lahir sebentar lagi, loh."

Mark, yang tadinya bersandar lelah di kursi, tiba-tiba tersentak, "Iya ya... kamar dede belum selesai..."

Haechan tertawa kecil mendengar kekhawatiran istrinya. "Tenang aja, sayang. Kaka sudah atur semuanya. Kemarin tukang datang untuk pasang wallpaper, terus minggu depan kasur dede datang. Kita masih punya waktu, nggak usah panik."

Mark menghela napas lega. "Oh... kirain belum diurus. Melk jadi takut nanti dede nggak punya tempat tidur."

Taeyong yang ikut mendengar percakapan itu, menepuk lembut bahu Mark dari belakang, "Dede-nya aja belum lahir, Mark. Masih ada waktu. Santai aja, jangan stres ya, biar dede juga nggak stres."

Mark tertawa kecil. Ia tahu, ia sering terlalu cemas soal hal-hal kecil, apalagi sejak kehamilan ini. Perubahan hormon dan perasaan yang sensitif membuatnya lebih mudah khawatir. Tapi di tengah kecemasan itu, ia selalu merasa bersyukur karena ada Haechan, Taeyong, dan Jaehyun yang selalu ada untuk menenangkannya.

Sesampainya di rumah, Haechan membantu Mark turun dari mobil dengan hati-hati. "Pelan-pelan, sayang," katanya sambil memegang erat tangan Mark. Saat masuk ke dalam rumah, mereka langsung disambut dengan hangat oleh suasana rumah yang nyaman. Aroma wangi dari lilin aromaterapi yang menyala di sudut ruangan membuat suasana semakin tenang.

"Mau langsung istirahat, sayang?" tanya Haechan sambil mengusap punggung Mark yang terlihat kelelahan.

Mark mengangguk pelan. "Iya kak... Melk capek banget. Hikss, tadi nangis terus jadi lemes."

Haechan tersenyum, lalu dengan penuh kasih sayang menggendong Mark dalam posisi bridal style. "Kakaaa! Hikss, nggak usah digendong, nanti kaka capek," ucap Mark sambil tertawa kecil, meski ia tahu Haechan tidak akan mendengarkan protesnya.

"Biarin, sayang. Kaka senang kok gendong Melk. Ayo, kita istirahat," jawab Haechan, lalu membawa Mark ke kamar mereka yang nyaman.

Di kamar, Haechan dengan hati-hati menurunkan Mark di atas kasur. Ia kemudian membantu Mark berbaring, menyelimuti tubuhnya yang lelah. "Istirahat dulu ya, sayang. Biar Melk bisa tidur nyenyak, nanti dede juga pasti tidur nyaman," ujar Haechan sambil mengecup kening Mark.

Mark tersenyum manis, merasa begitu dimanja oleh suaminya. "Kaka, terima kasih ya... selalu jaga Melk dan dede."

Haechan mengangguk, "Kaka janji akan selalu ada buat Melk dan dede. Sekarang Melk tidur dulu ya."

Tak lama kemudian, Mark pun tertidur, kelelahan setelah hari yang penuh dengan emosi. Haechan duduk di samping tempat tidur, memandangi istrinya yang terlelap. Wajah Mark tampak damai dalam tidurnya, membuat Haechan merasa semakin bersyukur memiliki keluarga kecil yang penuh cinta ini.

Setelah memastikan Mark tertidur dengan nyaman, Haechan keluar dari kamar dan bergabung dengan Taeyong dan Jaehyun di ruang tamu. Mereka duduk bersama, membicarakan rencana untuk persiapan kelahiran dede.

"Kira-kira, Mark bakal butuh apa lagi untuk persiapan?" tanya Haechan sambil menyeruput secangkir teh hangat.

Jaehyun mengangkat bahu. "Sepertinya tinggal peralatan bayi yang kecil-kecil aja. Baju bayi, popok, dan mainan. Tapi yang penting sekarang, pastikan Mark nggak stres."

Taeyong mengangguk setuju, "Iya, jangan biarkan dia terlalu banyak berpikir. Sekarang Mark gampang khawatir, kita harus jaga perasaannya."

Haechan menghela napas pelan, merasa sedikit khawatir. "Melk memang jadi lebih sensitif sejak hamil. Kaka kadang takut kalau dia terlalu banyak mikir. Tapi untung ada bubu sama Daddy Jaeh yang selalu bantu."

"Tenang aja, kita semua di sini untuk Mark," jawab Taeyong sambil tersenyum lembut. "Mark kuat, dia pasti bisa melewati ini. Apalagi dengan Haechan yang selalu di sampingnya."

Pembicaraan mereka terus berlanjut hingga malam menjelang. Setelah berbincang cukup lama, Taeyong dan Jaehyun pun pamit untuk pulang. Haechan mengantarkan mereka hingga pintu, berterima kasih atas dukungan yang selalu mereka berikan.

Setelah Taeyong dan Jaehyun pulang, Haechan kembali masuk ke kamar, memastikan Mark masih tertidur nyenyak. Ia duduk di sebelah tempat tidur, menatap wajah istrinya dengan penuh kasih sayang. Haechan kemudian berbisik pelan, "Melk, kamu hebat. Kaka bangga sama kamu."

Ia mengecup kening Mark lagi, lalu berbaring di sebelah istrinya, merangkulnya dengan hati-hati. Dalam keheningan malam itu, Haechan merasakan betapa beruntungnya ia memiliki keluarga kecil yang hangat dan penuh cinta.

Di tengah tidurnya, Mark bergerak pelan, lalu merapat ke pelukan Haechan, seolah mencari kenyamanan. Haechan tersenyum dalam hati, lalu memeluk istrinya lebih erat, memberikan kehangatan dan rasa aman yang selalu diinginkan Mark.

Dalam keheningan malam itu, mereka berdua tertidur dengan damai, bersama bayi kecil mereka yang tumbuh sehat di dalam perut Mark, menantikan hari ketika ia akan hadir di dunia, melengkapi kebahagiaan keluarga kecil mereka.

---

Tbc~~~

Baby Lion (HyuckMark)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang