10_Bumi Midyat_

540 54 9
                                    


"Hati memang bisa mencintai dengan tulus, namun hati tidak bisa memilih kepada siapa hati ini akan mencintai."

_Zanara Qairina Bilfaqih_

.
.
.
.

Bumi Midyat
By Dhea Farakhunnisa

***

Mendengar ucapan dari Gus Alif membuat Zafian yang baru saja datang menghampiri mereka pun langsung menatap tidak suka ke arah Gus Alif, tatapan mata tajam itu tidak sekalipun mengarah ke arah lain kecuali Gus Alif.

Lalu dengan sengaja Zafian mendekat ke arah Zanara dan berdiri di sampingnya, dan merangkul pundak Zanara dengan lembut.

Gus Alif yang melihat itu pun langsung menatap ke arah keduanya dan terheran melihat Zafian yang berani untuk memegang Zanara.

"Kamu tidak perlu melangitkan nama Zana di sepertiga malammu, saya sudah mendoakannya di setiap saat untuk kebahagiaannya,"ujar Zafian yang membuat Gus Alif terdiam.

"Kamu ini Alif bercandanya nggak lucu, Zana ini sudah menikah, istrinya teman Mas mu,"ujar Ning Lahya yang membuat Gus Alif menoleh ke arah Zafian, pantas saja Zafian berani menyentuh Zanara.

"Ouhh maaf sekali, saya hanya bercanda tadi,"maaf Gus Alif sambil melirik ke arah Zanara dengan rasa bersalah.

Melihat tatapan mata Gus Alif membuat Zafian langsung menoleh dan tersenyum tipis.

"Tidak masalah, kamu juga tidak tau jika Zana ini adalah istri saya,"ujar Zafian sambil merangkul pundak Gus Alif dan tersenyum kepada Gus Alif.

"Sekali lagi saya minta maaf, dan Mba maaf sudah lancang,"ujar Gus Alif meminta maaf.

"Emm Alif, kamu di panggil Buya untuk keruangan beliau ,"ujar Gus Anam kepada adiknya itu membuat Gus Alif menoleh dan mengangguk mengerti lalu meminta ijin untuk pergi untuk ke ruangan Abuya.

"Alif izin Mas mau ke ruangan Buya,"ujar Gus Alif sambil menyalami punggung tangan Gus Anam dan Zafian.

Kepergian Gus Alif membuat keheningan di antara mereka, apalagi rasa canggung di antara Zafian dan juga Zanara membuat keduanya bingung harus bersikap bagaimana.

Gus Anam pun langsung mengendong Adnan dan menatap ke arah istrinya itu, lalu menoleh ke arah Zafian.

"Saya sama istri pamit ya Latheef, kalau ada apa-apa kabarin aja, kalian bisa istirahat di kamar yang sudah di siapkan oleh santri Latheef, Assalamu'alaikum,"ujar Gus Anam sambil menepuk pundak Zafian membuat Zafian mengangguk mengerti dan tersenyum simpul.

Setelah itu Zafian menatap ke arah Zanara dan hal itu membuat Zanara menunduk melihat tatapan mata Zafian, apalagi melihat tatapan Zafian yang tidak seperti biasanya.

"Pantas saja Alif adiknya Gus Anam bisa mencintai kamu, hatimu selembut itu kenapa memilih saya yang hatinya sekeras batu, kamu bisa mendapatkan yang lebih dari saya,"ujar Zafian sambil menatap wajah Zanara, perempuan itu cantik bahkan jika Zafian lihat Zanara lebih cantik dari Deisha perempuan yang berada di dalam hatinya, lemah lembut, pintar dan yang paling baik gadis itu terlahir dengan didikan agama yang baik, harusnya dia bisa memilih lelaki yang lebih dari dirinya yang jauh dari kata agama ini, walaupun Zafian seorang Gus namun percayalah kehidupannya terlihat bukan seperti seorang Gus.

"Hati memang bisa mencintai dengan tulus, namun hati tidak bisa memilih kepada siapa hati ini akan mencintai,"ujar Zanara membuat Zafian terdiam sejenak.

BUMI MIDYAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang