08_Bumi Midyat_

523 55 7
                                    

Zanara terbangun dari tidurnya saat merasakan suara Zafian yang terus-menerus mengigau kedinginan membuat Zanara langsung menoleh dan mendapati Zafian yang sudah keringat dingin sekarang, segera Zanara bangun dari tidurnya dan mengecek keadaan Zafian sekarang .

Suhu badannya sangat panas, bahkan tangan Zanara sampai di tahan oleh Zafian saat merasakan Zanara yang hendak pergi dari tempat tidur, tiba-tiba saja tangannya di cegah saat Zanara hendak pergi mengambil air hangat untuk kompres agar demam Zafian turun.

Merasakan tangan Zafian yang memegang tangannya membuat Zanara menoleh lalu bertanya kenapa Zafian mencegahnya.

Mengerti tatapan heran Zanara membuat Zafian langsung mengucapkan sesuatu walaupun tenggorokannya begitu keluh saat mengucapkannya.

"Di sini aja, jangan kemana-mana Zana,"ujar Zafian yang membuat Zanara mengangguk mengerti.

"Tapi badan kamu panas Mas, Zana izin sebentar mau ambil kompres di dapur,"ujar Zanara yang membuat Zafian langsung menggelengkan kepalanya lalu tanpa aba-aba sama sekali, tiba-tiba saja Zafian memeluk tubuh Zanara dan mencari tempat yang nyaman untuk dia tidur membuat Zanara refleks istighfar namun dia teringat siapa yang memeluknya saat ini.

"Kaya gini aja !"ujar Zafian lirih membuat Zanara mengangguk lalu membalas pelukan Zafian padanya.

"Kamu tidur lagi aja Mas, ada aku,"ujar Zanara yang membuat Zafian mengangguk mengiyakan lalu kembali memejamkan matanya untuk tidur.

Zanara menatap wajah Zafian tanpa sadar senyum di wajahnya mengembang sempurna dan mengelus rambut Zafian yang agak sedikit panjang, bahkan sampai di kepang rambut suaminya itu karna hobi Zafian yang suka rambut gondrong.

Setelah di rasa Zafian sudah tertidur pulas kembali Zanara langsung melepaskan pelukannya pada Zafian dan perlahan turun dari tempat tidur lalu berjalan keluar menuju dapur untuk mengambil minum sekalian juga mengambil kompres untuk Zafian.

Aqila yang melihat Zanara tengah malam sedang ada di dapur pun langsung tersenyum dan menghampiri menantunya itu, kebetulan sekali Zanara dan Zafian sedang menginap di pesantren beberapa hari ini, karna Nenek sedang sakit dan ingin cucunya tinggal di sini untuk sementara waktu.

"Nduk lagi opo ?"tanya Aqila membuat Zanara menoleh dan tersenyum ke arah mertuanya itu.

"Niku Buna, ambil minum sekalian bawa kompres buat Mas Latheef soalnya Mas Latheef demam Bun,"jelas Zanara yang membuat Aqila langsung terkejut.

"Latheef demam nduk, Ya Allah terus gimana udah agak mendingan?"tanya Aqila khawatir dengan kondisi Zafian, bagaimanapun Zafian adalah putranya.

"Mau Zana kasih kompres biar demamnya turun Bun,"ujar Zanara yang membuat Aqila mengangguk mengerti.

"Latheef kalau demam gitu biasanya suka Buna buatin wedang jahe nduk, nanti Buna bantu ajarkan buatnya ya ,"ujar Aqila sambil mengajak Zanara untuk membuat wedang jahe.

Saat kedua perempuan itu sedang membuat minuman yang sering di minum oleh Zafian saat demam Aqila sesekali mengajak menantunya itu bicara.

"Latheef ada nyusahin kamu nduk ?"tanya Aqila kepada Zanara membuat gadis itu menoleh dan menggelengkan kepalanya.

"Nggak sama sekali Buna, justru Mas Latheef selalu bantu Zana kalau Zana lagi kesusahan,"jawab Zanara yang di katakannya memang benar, Zafian selalu membantunya saat dirinya kesusahan bahkan sesekali Zafian membantu menyelesaikan tugas laporan skripsi dan pekerjaan rumah lainnya, hanya saja sikapnya kepada Zanara dan hatinya saja yang sering kali membuat Zanara seribu kali berpikir apakah keputusannya untuk menerima perjodohan ini salah, bisa di katakan pria itu penuh akan kejutan, kadang membuatnya sedih kadang sikapnya juga membuat Zanara terbang.

BUMI MIDYAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang