Pria itu tampak menyeret kaki kirinya di trotoar yang keras, membuat sebuah suara yang berulang kali terdengar di kesunyian malam. Sesekali ia berhenti melangkah dan menatap ke arah rembulan yang bersinar dengan terang, hanya untuk kembali berjalan setelahnya.
Dan di detik berikutnya, tubuhnya pun roboh mencium dinginnya aspal di malam hari. Air mulai menetes dari kedua mata miliknya. Jangankan kembali menggerakkan kakinya, ia bahkan tidak lagi bisa merasakan kedua tangannya. Untuk yang kesekian kalinya, ia menatap wajah gadis yang berada di dalam liontin yang menggantung di lehernya. Dengan kesadaran yang tersisa, ia mengucapkan kata yang selama ini ia benci.
"Maaf."
***
6 Oktober 2024- Maaf -
Genre : ---
Word : 100
Source : My own imagination
***
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Wor[l]d For You
Historia Corta100 adalah sebuah angka. Yang menentukan banyak sedikitnya angka 100 adalah diri kita sendiri dan menurut sudut pandang yang berbeda-beda. Setiap hal di dunia ini tidak lah bernilai sama harganya, seperti 100 berlian yang tidak akan bernilai jika di...