Annyeong kawan!
Bisa dikatakan Aletta masih tergolong newbie di kawasan Jakarta. Sesering apapun Aletta singgah di Jakarta ia masih mencoba menghafal setiap jalanan di Ibu Kota, tidak jarang Aletta sesekali akan menandai tempat tertentu sekedar mencoba jajanan baru ataupun hangout sesaat nantinya. Siapa tau nanti dia mendapat teman baru.
Tapi di sinilah Aletta sekarang rebahan di sofa panjang ruangan rawat Aluna. Gadis itu lebih memilih pulang ke Rumah Sakit selepas Sekolah dari pada kembali ke rumah sendirian bersama Mbak ART, toh nantipun Regan juga pasti menyusul ke Rumah Sakit.
Dulu saat Aletta masih tinggal di Bandung setiap Aluna menjalankan kemoterapi Regan selalu menemani Aluna di Rumah Sakit. Melakukan segala aktifitasnya di Rumah Sakit sampai Aluna kembali pulang. Jadi, sekarang Aletta akan ikut tinggal di Rumah Sakit seperti yang dilakukan Regan ketimbang tinggal sendirian di rumah.
Awalnya Regan maupun Aluna menolak permintaan Aletta ikut tinggal di Rumah Sakit. Mereka takut Aletta tidak nyaman dan kesehatannya ikut terganggu karena kurang istirahat. Tapi Aletta tetap kekeuh meminta ikut tinggal bersama Aluna. Jadilah Regan membeli satu set kasur lantai untuk tidur gadis bungsunya. Jika waktunya sekolah Aletta akan bersiap di Rumah mengingat antara Rumah Sakit, Rumah dan Mandala terletak dalam satu arah.
“Le, kamu lagi deket sama Rey?” Aluna bertanya di tengah keheningan malam.
Sedari awal keduanya saling sibuk pada handphone masing-masing setelah makan malam singkat ala mereka. Hari ini mereka hanya tingal berdua, Regan berpesan jika ia akan kembali larut malam jadilah mereka makan malam terlebih dahulu.
“Rey siapa?”
Jawab Aletta tanpa mengalihkan pandangan dari layar handphone. Dia sedang menghafal koreografi dance baru pada salah satu konten fyp di sosial medianya.
“Reyhan adi dyaksa, anak kelas ku. Cowok yang pernah aku ceritain sama kamu,” Aletta nampak berpikir seperti namanya tidak asing.
“Oh, Si ganteng lesung pipit?” Aluna terkekeh mendengar perumpamaan yang di berikan sang adik.
Aluna mengangguk singkat.
“Enggak tuh, emang kenapa, Lun?” Perasaan Aletta tidak pernah dekat dengan lelaki itu. Baru melihat wajah dan berkenalan saja tadi siang. Memang itu dapat dikatakan dekat?.
“Kamu masuk akun base sekolah, Le.” Papar Aluna meperlihatkan handponenya menampilkan sebuah unggahan berisi foto Aletta bersama seseorang.
Penasaran Aletta meringsek mendekat ke tempat Aluna, mengambil handphone bercase baby pink milik sang Kakak mengamati lebih jelas gambar pada akun gosip mengatas namakan milik SMA Mandala.
“Anjir, jelek banget gue. Angle gue kan kiri malah dipoto dari kanan kan jadi jelek gini muka gue,”
Setelah kata keras kepala, definisi goblok mungkin dapat tersematkan pada nama Aletta. Kalau orang normal pada umunya mereka pasti mengamuk dengan alasan gosipnya. Lah, Si Aletta malah ngamuk persoalan salah mengambil angle poto. Sedari tadi pun Aletta terus sibuk me-zoom area wajahnya sendiri tanpa mempedulikan ribuan komentar masuk pada unggahan tersebut. Haruskah Aluna tertawa atau marah? melihat kepolosan sang Saudari.
“Siapa yang pegang akun base nya, Lun?” Geram Aletta merasa harus mencari dalang paparazzi poto jeleknya.
“Dulu katanya anak Jurnalistik tapi aku gak tau pastinya,”
Baiklah lihat saja besok Aletta akan membuat perhitungan pada anak Jurnalistik sialan yang sembarangan mengambil fotonya tanpa izin apalagi mengunggah tanpa menggunakan filter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Aletta~
Novela Juvenil"Hai, gue Aletta dan gue kembaran si Aluna. Kalo kalian ganggu Aluna lagi, gue jambak rambut lo pada sampe botak!" "Lun, beliin gue bakso ga pedes!" "Patah kaki lo? apa mau gue patahin?" ⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯⎯ "Lun, Om Regan bolehin kalian pacaran gak sih...