Hari-hari Freya bersama Fiony berjalan seperti biasa. Mereka semakin akrab, berbagi cerita dan tawa, seakan-akan Fiony adalah teman sekamar yang biasa, meskipun kenyataannya dia adalah sosok dari dunia lain. Namun, misteri tentang masa lalu Fiony masih menggantung di benak Freya. Fiony sendiri tampaknya tidak ingat apa-apa, dan meskipun dia menyembunyikan kegelisahannya, Freya tahu ada bagian dari Fiony yang tersesat dalam ingatan buram yang tidak bisa dia jangkau.
Hantu itu tidak memiliki ingatan tentang kehidupannya sebelum kematian, dan meskipun Fiony sering menepis pertanyaan Freya dengan mengangkat bahu atau menyeringai, Freya dapat melihat bahwa pecahan-pecahan masa lalunya yang hilang menghantuinya. Sesekali, Fiony akan melihat tatapan mata yang jauh, sikapnya yang biasa ceria menghilang, digantikan oleh sesuatu yang lebih gelap, sesuatu yang menyedihkan. Pada saat-saat itulah Freya tahu ada lebih banyak hal dalam kisah Fiony—sesuatu yang tragis yang belum siap dihadapi Fiony.
Freya ingin menolongnya, tetapi dia tidak tahu harus mulai dari mana. Dia tidak tahu bagaimana cara mengungkap misteri kematian Fiony, dan bahkan jika dia berhasil, apakah itu cukup untuk membawa kedamaian bagi Fiony? Atau justru akan memperburuk keadaan?
Suatu sore yang kelabu, Freya memutuskan untuk berjalan-jalan sendirian setelah selesai kuliah. Pikiran tentang Fiony, yang masih belum mengingat masa lalunya, terus mengganggu pikirannya. Di dalam apartemen, Fiony tampak selalu ceria, namun Freya tahu ada sesuatu yang lebih dalam yang tersembunyi di balik tawa dan senyum roh itu.
Tanpa sadar, langkah kakinya membawanya ke jembatan tua yang terletak di pinggiran kota, tempat yang sering ia lewati saat jalan-jalan. Ada aura kesedihan di sana yang tidak bisa ia jelaskan, seolah-olah tempat itu menyimpan banyak cerita yang tidak pernah terungkap.
Saat Freya mendekati jembatan, ia melihat seorang wanita tua dengan rambut yang sudah memutih berdiri sendirian, memandang jauh ke arah sungai. Di tangannya tergenggam setangkai bunga mawar putih, kelopaknya segar dan lembut. Freya merasa ada sesuatu yang aneh namun menarik dari pemandangan itu. Tanpa berpikir panjang, ia memutuskan untuk menghampiri wanita itu.
"Permisi," sapa Freya pelan.
Wanita itu menoleh perlahan, menatap Freya dengan mata yang tampak berat oleh kesedihan. Ia tersenyum kecil, namun ada bayang-bayang duka yang jelas terlihat di wajahnya. "Iya," jawabnya lembut.
Freya berhenti di sampingnya, merasakan suasana tenang yang melingkupi tempat itu. "Apakah ibu baik-baik saja?" tanya Freya, meski ia sudah bisa merasakan kesedihan yang mendalam dari wanita ini.
"Oh ya maaf, namaku Freya. Mahasiswa di kampus tak jauh dari sini, aku tadi sedang jalan-jalan sebentar sebelum pulang ke apartemen".
"Aku.. Marsha". Wanita itu tersenyum samar, lalu memandangi bunga mawar di tangannya. "Aku hanya sedang mengenang seorang teman," katanya pelan. "Setiap minggu aku datang ke sini, membawa bunga untuknya."
Freya memandang wanita itu lebih lama, merasa ada sesuatu yang menyentuh dari caranya berbicara. "Temanmu pasti sangat berarti bagimu, bu Marsha," ucap Freya.
Wanita itu mengangguk pelan, matanya kembali terpaku pada aliran sungai. "Dia... ya, dia adalah seseorang yang takkan pernah bisa kulupakan. Seorang teman yang sangat penting bagiku. Aku hanya berharap aku bisa melakukan lebih banyak untuknya ketika dia masih di sini."
Freya mendengarkan dengan penuh perhatian. Ada sesuatu yang begitu dalam dari kesedihan yang dirasakan oleh wanita ini. Rasa penasaran mulai merayap di dalam benaknya, namun ia menahan diri untuk tidak terlalu bertanya.
"Apa yang terjadi padanya?" tanya Freya, meski ia berhati-hati agar tidak terdengar memaksa.
Marsha menarik napas panjang. "Dia pergi... sudah lama sekali. Tapi aku masih sering merasa bersalah karena tidak bisa menolongnya. Dia butuh seseorang... dan aku cukup pengecut untuk menjadi orang itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound by Love, Separated by Death [Frefio]
FantasyFreya, seorang mahasiswa sastra yang pendiam, memiliki kemampuan unik-dia bisa melihat dan berinteraksi dengan hantu. Ketika dia pindah ke apartemen barunya yang berhantu, dia bertemu Fiony, roh seorang gadis yang tidak bisa meninggalkan dunia ini...