Setelah terungkapnya rahasia besar Freya tentang Fiony, persahabatan antara Freya, Jessi, dan Lyn berubah secara signifikan. Meski awalnya mereka terkejut dan sedikit bingung, Jessi dan Lyn berusaha menerima kenyataan bahwa teman mereka hidup berdampingan dengan sosok tak kasat mata. Namun, perubahan ini juga membawa dinamika baru dalam hubungan mereka, yang terkadang menyulitkan.
Hari itu, Freya, Jessi, dan Lyn duduk di apartemen Freya seperti biasa. Jessi membawa buku sketsanya, Lyn datang dengan setumpuk tugas dari kuliah manajemennya, sementara Freya, seperti biasa, memegang novel sastra klasik. Namun, suasana lebih santai dari sebelumnya. Kini, mereka tidak lagi merasa canggung dengan kehadiran Fiony, meskipun mereka tidak bisa melihatnya.
"Jadi, apa Fiony ada di sini sekarang?" tanya Jessi tiba-tiba, tanpa mengalihkan pandangannya dari gambar yang sedang ia buat.
Freya menoleh ke arah sudut ruangan, di mana Fiony tampak melayang santai, menggantung di udara sambil memutar-mutar rambutnya. "Ya, dia sedang bersantai. Seperti biasa."
Lyn menghela napas panjang, masih merasa sedikit aneh meski sudah menerima keadaan ini. "Aku tidak akan pernah terbiasa dengan fakta bahwa ada hantu di ruangan ini setiap kali kita nongkrong," katanya, meski senyum kecil terulas di wajahnya.
"Tidak apa-apa, Lyn," kata Freya sambil tersenyum tipis. "Butuh waktu. Aku juga merasa aneh pada awalnya."
"Setidaknya sekarang kita tidak menganggapmu gila," goda Jessi, mencubit lengan Freya dengan ringan. "Sebenarnya, aku rasa ini keren. Maksudku, kita bisa punya 'teman' yang tidak bisa dilihat orang lain. Itu membuat kita lebih... istimewa."
"Memang," tambah Fiony dengan suara yang hanya bisa didengar Freya. "Dan aku juga merasa senang ada lebih banyak orang yang bisa diajak bicara, meskipun mereka tidak mendengarku. Mereka pasti menyenangkan."
Freya hanya tersenyum mendengar komentar Fiony, merasa lega karena Fiony mulai merasa nyaman dengan teman-temannya.
Meski begitu, ada dinamika yang mulai terbentuk di antara mereka bertiga—sebuah keseimbangan antara dunia nyata dan dunia gaib yang harus dijaga Freya. Jessi dan Lyn, meskipun menerima kenyataan bahwa ada hantu di antara mereka, seringkali menunjukkan reaksi berbeda terhadap situasi tertentu, dan Freya sering kali harus memainkan peran sebagai penengah.
Suatu hari, ketika mereka bertiga sedang berjalan di kampus, Lyn tiba-tiba merasakan sesuatu yang dingin dan aneh di sekitar mereka. "Oke, aku tahu ini mungkin hal yang konyol untuk ditanyakan, tapi... apakah Fiony ada di sini sekarang?" tanya Lyn sambil memeluk dirinya sendiri karena merasa ada angin dingin yang tiba-tiba muncul.
Freya mengangguk pelan. "Ya, dia memang ada di sini."
"Apakah dia suka muncul begitu saja di mana-mana? Maksudku, kita sedang di luar kampus. Apa dia bisa bergerak bebas?"
"Iya," jawab Freya sambil tersenyum. "Fiony bisa muncul di mana saja selama aku ada di dekatnya. Dia biasanya mengikutiku ke mana pun aku pergi."
Jessi tersenyum, meski sedikit skeptis. "Jadi dia seperti bayangan tak terlihatmu?"
"Kurang lebih begitu," kata Freya sambil tertawa kecil.
Namun, bagi Lyn, kenyataan bahwa Fiony bisa berada di mana saja tanpa terlihat mulai menimbulkan rasa was-was. Dia tidak suka gagasan bahwa sosok tak terlihat mungkin sedang mengamati mereka tanpa sepengetahuannya. "Jadi... apakah dia selalu mendengarkan kita? Maksudku, dia bisa mendengar semua yang kita bicarakan?"
Freya mengangguk. "Ya, dia bisa mendengar kalian."
Lyn tampak merenung sejenak, lalu berusaha untuk bersikap lebih santai. "Aku rasa aku harus lebih hati-hati dengan apa yang aku katakan mulai sekarang," katanya dengan senyum setengah canggung.
Freya tahu bahwa meski Lyn mencoba untuk bersikap terbuka, ada perasaan tidak nyaman yang tersisa. Dan itu adalah sesuatu yang perlu diatasi perlahan-lahan, karena tidak semua orang bisa langsung merasa nyaman dengan kehadiran dunia supernatural yang tak kasat mata.
Beberapa hari kemudian, Jessi mulai menunjukkan tanda-tanda semakin penasaran dengan dunia gaib. Dia sering menanyakan hal-hal aneh pada Freya tentang Fiony—seperti apa rasanya berbicara dengan hantu, apakah Fiony pernah menunjukkan kekuatannya, dan apakah Freya pernah melihat hantu lain.
Suatu sore, ketika mereka sedang duduk di apartemen Freya, Jessi menatap Freya dengan penuh antusias. "Aku penasaran, Freya. Apakah Fiony pernah menunjukkan kekuatan yang lebih dari sekadar hadir di sini? Maksudku, apa dia bisa melakukan sesuatu yang... supernatural?"
Freya berpikir sejenak sebelum menjawab. "Ya, dia kadang-kadang bisa menggerakkan benda kecil, atau membuat hawa dingin tiba-tiba. Tapi, itu bukan sesuatu yang sering dia lakukan."
"Serius?" kata Jessi dengan mata berbinar. "Bisa kita lihat? Aku penasaran."
Freya menoleh ke arah Fiony, yang melayang di sudut ruangan. Fiony tertawa kecil. "Baiklah, kalau mereka ingin sedikit hiburan," katanya.
Freya mengangguk. "Oke, Jessi, perhatikan cangkir itu," katanya sambil menunjuk cangkir teh di meja.
Jessi dan Lyn menatap cangkir itu dengan penuh antisipasi. Dalam sekejap, cangkir tersebut bergerak sedikit, bergetar di tempatnya. Jessi menahan napas, matanya membesar. "Lihat! Itu bergerak!"
Lyn, yang duduk di dekat Jessi, terdiam, tatapannya terpaku pada cangkir tersebut. "Astaga... ini nyata," gumamnya.
Freya tersenyum. "Ya, itulah sedikit kemampuan Fiony."
Jessi terlihat sangat bersemangat. "Ini luar biasa. Aku tidak percaya aku melihat hantu melakukan sesuatu secara langsung!"
Sementara Jessi tampak sangat tertarik dan antusias, Lyn masih merasa sedikit canggung. "Aku tidak tahu apakah aku harus merasa kagum atau takut... tapi ini benar-benar aneh," kata Lyn sambil tersenyum kecut.
Freya mengerti bahwa dinamika di antara mereka kini penuh dengan perasaan campur aduk—Jessi yang antusias dan ingin tahu, sementara Lyn masih berusaha menyesuaikan diri. Meski begitu, dia bersyukur bahwa mereka menerima Fiony, meskipun butuh waktu untuk terbiasa.
Waktu terus berlalu, dan seiring dengan itu, hubungan Freya, Jessi, Lyn, dan Fiony semakin berkembang. Meskipun ada tantangan dalam menyeimbangkan dua dunia ini, mereka berhasil menemukan cara untuk tetap saling mendukung dan tumbuh bersama. Fiony kini bukan hanya menjadi bagian dari kehidupan Freya, tetapi juga bagian dari lingkaran kecil persahabatan mereka, meskipun dia tetap tak kasat mata.
Namun, meskipun keakraban mereka semakin erat, Freya tahu bahwa masih banyak yang belum diungkapkan—terutama tentang masa lalu Fiony, yang perlahan-lahan mulai terkuak. Dan meskipun hari-hari mereka penuh dengan tawa dan kebersamaan, Freya merasakan bahwa sesuatu yang lebih besar dan lebih gelap akan segera datang.
.
.
.
to be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound by Love, Separated by Death [Frefio]
FantasiFreya, seorang mahasiswa sastra yang pendiam, memiliki kemampuan unik-dia bisa melihat dan berinteraksi dengan hantu. Ketika dia pindah ke apartemen barunya yang berhantu, dia bertemu Fiony, roh seorang gadis yang tidak bisa meninggalkan dunia ini...