열넷

774 76 3
                                    

Suasana hening melingkupi isi mobil, tak ada yang berani berkomunikasi selain hanya diam, diam dan diam.

Ingin rasanya bicara namun sepertinya si pengemudi tak minat untuk bersuara.

Mark yang sedari tadi bingung dengan tingkah Jeno, kini ia harus memberanikan diri untuk bertanya.

"Jen...".

"Hm?".

"Ada apa denganmu?".

"Tidak ada".

Mark mendengus, ini jawaban yang tidak memuaskan.

"Bohong, raut wajahmu tak membenarkan ucapan mu".

Jeno menghentikan mobil, menghela nafas sebentar lalu menoleh ke arah mark dengan raut wajah serius.

"Siapa dia?".

"Siapa apanya?".
Mata bulatnya menatap dengan tatapan bertanya.

"Dokter tadi".

"O-oh, itu Kun hyung".

Mark mengalihkan pandangan, takut-takut ia bisa di serang serigala buas seperti orang yang sedang bersamanya ini.

"Dia kekasihmu?".
Tanya jeno yang mampu membuat atensi mark mengarah padanya.

"Kekasih? Aku tidak punya kekasih, Jen...kau bicara seperti ini hanya untuk mengetahui status ku, ya?".

Mark menahan tawa ketika melihat ekspresi di sebelahnya lagi salah tingkah, jadi alasan Jeno diam hanya karena ingin tahu tentang hubungannya dengan Kun hyung?

Hah, lucu sekali tuan muda Jung ini.

"Lupakan itu".

Jeno kembali menjalankan mobil, wajah datar masih sama tapi jantung yang berbeda, detaknya tak karuan karena bahagia mendengar mark tak punya pasangan.

Ini kesempatan yang tidak boleh di lewatkan.










___________________________

Benar saja, mark kembali ke mansion Jung, ia tengah asik menemani jeano bermain di taman belakang sedangkan Jeno sedang berada di kantornya.

"Ayo kak, kejar Jean".

"Baiklah, kakak jadiin Jean mangsa kalau begitu".

Mark berlari pelan agar anak itu tak ia dapatkan.

"Hehe, kak dokter gak bisa ngejar jean".

Jeano tak melihat kedepan, ia masih sibuk menggoda dokter itu.

"JEAN AWAS!!!".

Brakk

"Awww hiks".

Mark segera menghampiri jeano yang tersungkur akibat jatuh tersanjung batu.

Ia mengangkat tubuh kecil itu dan membawanya menuju dalam mansion.

Mendudukkan perlahan jeano di sofa dan beralih mengambil kotak p3k.

Mengobati siku dan lututnya yang lecet, pelan-pelan agar anak itu tak merasa sakit.

"Bilang sama kakak kalau sakit".

"Sakit hiks".

Dengan sentuhan lembut, mark memberi plester di 2 bagian yang luka
"Sebentar lagi, oke?".

"Eum".
Lengkungan bibir ke bawah syarat menahan tangis membuat mark merasa gemas melihat makhluk lucu di depannya ini.

"Sudah, sayang".
Ia mengangkat tubuh jeano ke pangkuan dan menenangkannya.

"Jam berapa kakakmu pulang".

Jeano menunjukkan dua jari yang berarti pukul 2, anak itu enggan berbicara karena malu habis menangisi luka kecilnya.

Wajahnya ia benamkan di dada dokter manis itu, menyamankan diri untuk mencari posisi yang tepat.

Usapan lembut yang ia terima mampu membuat matanya memberat.

Mark mengintip sedikit wajah jeano, tersenyum manis ketika ia berhasil membuat anak itu tenang dan terlelap seperti saat ini.

Nomark

TBC

true love {Nomark}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang