Mark seorang dokter yang waktu itu mendapat telpon dari donatur rumah sakit memintanya untuk datang ke mansion besarnya. Jeano, si bungsu keluarga Jung sedang sakit dan butuh perawatan.
Di sini awal mula mark bertemu dengan si sulung yaitu Jung Jeno...
Suasana malam begini enaknya nyantai nikmatin hidup untuk beristirahat sejenak sebelum bergerak kembali.
Tapi tidak bagi mark, namja manis itu terlihat lelah setelah seharian bekerja untuk melayani pasien nya.
Baru ingin beranjak setelah mengunci pintu apartnya, sebuah telpon terdengar mengurungkan niatnya.
Merogoh ponsel itu di kantong jas putih khas pakaian dokter miliknya, menatap layar persegi untuk melihat siapa orang yang menelepon nya malam-malam begini.
'jeno?'.
Ia menarik tombo hijau untuk menjawab telpon itu.
"Halo?".
"mark, kau di mana?".
Yang di tanya mengernyit bingung mendengar nada khawatir dari seberang sana.
"Aku di rumah".
"jean demam lagi, mark. badannya panas, aku tidak tahu harus menghubungi siapa lagi, orang tua ku tidak ada di rumah, mereka sedang keluar kota".
"D-demam? Kenapa bisa?".
"jean menangis dari kemarin katanya ingin bertemu dengan mu, jean sangat merindukanmu".
"Kenapa Jean tidak di bawa ke sini saja? Aku sudah bilang Jika ingin bertemu temui aku, bahkan jika di rumah sakit pun aku akan menyempatkan diri untuk menemui kalian". Ucap mark sedikit panik.
"m-maaf".
Mendengar kata maaf dari jeno, mark terdiam sejenak, tak sadar ia seperti membentak pemuda itu tadi.
"T-tidak, jangan katakan itu. A-aku hanya khawatir mendengar Jean sakit. Aku akan ke sana". Mark mematikan sambungan telepon tanpa mendengar jawaban dari Jeno.
Rasa lelahnya terlupakan saat tahu bahwa jeano sedang sakit.
Mengganti pakaian dan segera pergi menuju mansion Jung.
__________________________
Seorang maid membukakan pintu untuk mark.
Menuntunnya masuk sampai pada kamar sebelah kanan, itu kamar Jeno.
Maid itu pamit untuk pergi, meninggalkan mark yang diam berdiri di depan pintu berwarna biru.
Ia sudah bisa mendengar isakan jeano dari dalam.
Dengan sedikit keberanian, ia pun membuka pintu tersebut.
Ruangan yang di dominasi warna biru itu membuat dugaan mark benar bahwa Jeno menyukai warna tersebut sama sepertinya.
Yah, Jeno dan mark menyukai warna yang sama.
Terlihat anak kecil itu menangis dalam gendongan sang kakak.
"Hiks".
"Sttt, sayang kakak mau makan, hm?".
Jeano menggeleng, ia kembali menyandar pada Jeno.
Namja tampan itu berdiri dekat jendela menatap keheningan kota di malam hari.
Mereka belum menyadari kehadiran seseorang di belakang sana.
"Jen....".
Sontak mendengar suara lembut dari arah belakang, Jeno membalikkan badan.
Terkejut? Oh tentu, bahkan ia sempat terpaku menatap orang di hadapannya ini.
Manis dan cantik.
"Jen, aku ingin menggendong jeano".
Tak ada sahutan dari Jeno membuat sang adik menepuk bahu kakaknya kesal.
"Kak Jeno!".
"Y-ya".
Mark mengambil alih bocah tampan itu "Jean belum makan?".
Yang di tanya menggeleng pelan, percuma ia makan kalau tak ada rasa.
"Kenapa, hm?".
"Gak mau, gak enak".
Jeano semakin mempererat pelukan di gendongan mark.
Sedangkan Jeno masih berdiri ditempat menatap mereka dalam diam.
Mark membawa anak kecil itu menuju kasur Jeno, membaringkan tubuh jeano di sana.
Tangannya di cekal saat ia ingin berdiri dari duduknya.
"Kak dokter mau kemana?".
"Jean belum makan, kan? Kakak akan mengambilkan makanan untuk jean".
"Tidak perlu, kau di sini saja, aku yang akan mengambilnya". Ucap jeno yang sedari tadi hanya diam menatap keduanya.
Ia melangkah keluar meninggalkan sang adik dengan dokter manis itu.
"Makan ya, sayang. baru minum obat biar cepat sembuh, hm".
Jeano mengangguk di pelukan mark.
Tangan mark terangkat mengusap surai halus anak itu, sentuhan lembut nya mampu membuat jeano nyaman dan hampir terlelap dalam dekapannya.
Nomark
TBC
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Btw, pas mark bilang "Aishiteru" jaehyun langsung peluk mark, kek terharu gitu, terus pas lepas pelukan mukanya langsung berubah😔
Me:terharu&sedih🤧
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.