열둘

2.6K 171 0
                                    

07:15 pagi

Ruang makan

"buka mulutnya".

"Aaaaa".

Anak kecil itu menerima suapan dari mark, sarapan paginya lebih baik dari biasanya karena di temani dokter favoritnya.

Hari ini jeano akan sekolah, awalnya mark melarang anak itu untuk beraktivitas mengingat demamnya baru turun namun jeano bersikeras ingin sekolah, terpaksa mark mengiyakan permintaan bocah tampan itu.

Jeno datang menghampiri mereka, jas kerjanya sudah melekat di tubuh tegapnya, mendudukkan diri di kursi untuk ikut sarapan bersama.

Mata tajamnya melirik sang adik yang terlihat senang ketika mark menyuapinya.

Rasanya jeno ingin segera menikahi mark sekarang juga, tapi bagaimana bisa? Perasaannya belum tentu di terima.

"Kak dokter jangan pulang, ya".
Ucap jeano, membuat kedua namja tersebut mengalihkan atensi penuh kepada yang lebih muda.

"Y-ya?".

"Nanti Jean gak punya temen di rumah, kak Jeno belum datang kalau Jean pulang sekolah, mereka juga sibuk semua".
Jari kecilnya menunjuk para maid dan bodyguard di sana.

Membuat yang di tunjuk merasa tidak terima atas penuturan tuan mudanya ini, padahal jeano sendiri yang tidak ingin mereka temani, ia mengatakan alasan yang sangat pantas di mengerti.

"A-apa kalian tak keberatan jika aku di sini?".

"Tidak kok, iyakan kak Jeno".

Jeno mengalihkan pandangan ke arah lain
"H-hah, oh i-iya. Kau bisa tinggal di sini jika kau mau".

"Tapi barang-barang ku...."

"Aku akan menyuruh para bawahan ku untuk mengambil barang-barang mu di apartemen".

Mark hanya bisa mengangguk, ia merasa itu terdengar seperti kalimat perintah bukan kalimat ajakan.

Mungkin tak ada salahnya Jika tinggal bersama dengan mereka di banding tinggal sendirian.

"Baiklah".











____________________________

Sesampainya di sekolah jeano, mereka bertiga turun dari mobil.

"Babay, kak dokter ".

"Bye, sayang".

Jeno mendengus, sepertinya ia yang terlupakan di sini.

Ia berdehem membuat atensi dua orang di hadapannya mengarah padanya.

"Eh, ada kak Jeno".
Ucap jeano berlagak seperti baru melihat sang kakak juga ada bersama mereka.

"Ohh, jadi...Jean gak nganggep kakak ada gitu?".

"Hmmm, mungkin?".

Oh jawaban sang adik semakin membuatnya kesal, kenapa adiknya ini sedikit menyebalkan sekarang?

Mark memperhatikan kedua Jung bersaudara yang kini sedang adu mulut.

"Hei, jaga sopan santun mu, jeano".

"No no, kakak yang gak sopan".

Mark hanya diam sampai jengah pun baru di lerai.

"Jean!".

"Kak dokterrr".

Anak kecil itu mulai mengadu, bersembunyi di balik tubuh namja manis itu.

Mark segera menggendong jeano
"Berhenti, Jen...adikmu baru sembuh".

"Mark, kau membela bocah ini?"

"Ya, aku membelanya".

Terlihat jeano sedang menjulurkan lidahnya mengejek sang kakak dalam gendongan mark.

"Anak nakal".

"Tuh kan, kak Jeno duluan".

"Aish anak ini".

Mulai lagi...

"Berhenti aku bilang, Kalian gak malu? Lihat, orang-orang pada liatin kalian".

Dan benar saja, beberapa orang tua yang juga mengantar anak mereka ke sekolah sedang menatap dua kakak beradik ini.

Ada yang terkekeh ada juga yang merasa gemas.

"Duh, kasian ya..emaknya ngadepin si tampan".

"Gemes banget pasangan ini".

"Andai keluarga ku juga se-harmonis mereka".

"Foto foto, momen langka gak boleh di anggurin ".

Atensi mereka menyebut ketiganya adalah keluarga.

Jeno tersenyum tipis, ia sama sekali tak tersinggung malah senang dikatai seperti itu.

Duhh mark jadi malu, pasalnya ia bukan siapa-siapa di sini.

"Bentar lagi Jean mau masuk kelas kan, ayo pamitan dulu sama kak Jeno".
Ucapnya yang mendapat anggukan dari si empu.

Mark menurunkan tubuh kecil itu membuat jeano segera berlari ke arah sang kakak.

"Kak Jeno, Jean mau sekolah dulu".

"Hm".

"Kak".

"Hm".

Melihat gerak-gerik sang adik yang ingin menangis, Jeno segera mengangkat tubuh jeano ke dalam gendongannya.

"Stt, sayang. Kakak cuma bercanda tadi, maaf hm".
Ucapnya seraya mengusap lelehan air mata sang adik.

Jeano mengangguk lucu, ia kembali di turunkan.

"Babay".

Kedua namja itu tersenyum menatap punggung kecil jeano yang mulai menjauh.

Atensi Jeno beralih menatap orang di sampingnya
"Ayo".

Mark mengangguk, Jeno jalan duluan membuka pintu mobil untuk mark lalu berjalan ke arah kemudi.

Jeno akan mengantar dokter manis ini ke rumah sakit dulu, baru ia berangkat ke kantor nya.

Nomark

TBC

true love {Nomark}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang