열아홉

654 68 4
                                    

Jeano berlari menuruni tangga, menghampiri sang kakak yang lagi asik menonton tv di ruang tamu.

"mau ini, kak Jeno".
Ucapnya seraya memperlihatkan layar ponsel.

Jeno mengernyit, kenapa adik ganteng nya ini tiba-tiba meminta sesuatu padanya?

"Lalu, apa hubungannya denganku? Kan Jean bisa beli sendiri".

"Tau kok, tapi masalahnya Jean harus beli 3 baju sekaligus".
Jawabnya seraya mengerucutkan bibirnya saat baju lucu bermotif harimau dengan warna biru itu tidak bisa ia dapatkan karena harus di beli dengan 2 baju yang lebih besar kalau ingin mendapatkan baju yang setara dengan badan kecilnya.

"Ya sudah, beli saja".

"Beneran?".

"Malah nanya, cepetan sebelum aku berubah pikiran".

"Okey".

Jeano melompat kegirangan saat barang itu sudah ia pesan, tinggal nunggu datang maka ia akan segera memakainya.

Melompat dari sofa dan berlari menuju kamar tamu.

Jeno yang melihat itu hanya bisa menggeleng pelan, entah apa yang akan terjadi, sepertinya adiknya ini tengah merencanakan sesuatu.







_______________________

"Kak dokter".

"Eoh, Jean ada apa?".

"Tidak ada".
Bocah tampan itu merangkak naik ke kasur dan mendekati mark yang tadi sibuk dengan ponselnya.

"Kak lihat ini".

Mark memandang layar persegi yang di arahkan padanya.

"Ya?".

"Suka gak?".
Tanya jeano yang butuh jawaban.

"Bajunya cute, kakak suka".

"Nahkan, kak Jeno tadi sempat nolak...tapi tetep di beliin".

"Benarkah?".

Jeano mengangguk lalu tersenyum tipis, mark yang melihat gelagat aneh dari yang lebih muda pun ikut curiga.

"Jean, ngapain senyum-senyum kaya gitu?".

"Gak ada, Jean cuma seneng aja".

Mark mengangguk ragu meski kurang percaya atas penuturan adik dari Jeno ini.






_________________________

Ting tong

"Yeay, sudah sampai".
Tubuh gendutnya di bawa lari menuju pintu utama, menyambut tukang paket mengantarkan pesanan.

"Terima kasih".
Ucapnya seraya menerima kotak besar yang di sodorkan padanya.

Akibat perlakuannya itu, si kurir mengusak rambut halus jeano dengan gemas.

"Sama-sama ".

Selesai menutup kembali pintu utama jeano beranjak pergi menemui dokter kesayangan nya.

"Kak dokter, pakai ini".
Pintanya seraya menyerahkan selembar baju.

"U-untuk apa?".

"Ya...pasang aja, Jean udah beliin bajunya buat kakak, jadi kak dokter harus pakai sekarang juga".

Baru saja mark hendak bertanya, bocah tampan itu langsung lari meninggalkan nya.

"Hhh, apa aku pakai saja ya?".



____________________

Puk

"Kak Jeno".

"Hm".

Anak kecil itu menampilkan wajah kesal saat sang kakak mengabaikannya, ia beralih ke hadapan Jeno membuat si empunya berdecak karena pekerjaannya terganggu.

"Ada apa, Jean? Kakak sibuk".

"Nih, pakai ini".

Jeno membulatkan mata melihat baju bergambar tersebut.

"Gak".

"Ihh, kalo gak pake, Jean aduin ke papa kalo kakak jarang ke kantor dan malas-malasan di rumah".

Hey, itu tidak benar!

Adiknya ini pandai sekali membalikkan fakta, Jeno bisa saja mengadu kembali, tapi masalahnya, sang ayah lebih percaya sama bocah gendut ini daripada dia.

"Gimana?".

"Ck, letakkan saja di atas sofa".

Jeano tersenyum puas, anak itu meletakkan barang tersebut pada sofa yang ada di sana.

Sebelum menutup pintu kerja pribadi sang kakak, Jeano berniat memberitahu terlebih dahulu.

"Kalo udah di pake, susul ke kamar Jean, ya".

"Hm".

Selesai pintu itu di tutup, Jeno memandang baju di sana dengan perasaan dongkol.








_____________________

Jeno kini berada di depan pintu kamar sang adik, matanya menelisik baju yang ia pakai sambil menggerutu kecil.

Beruntung di rumah lagi sepi, jika ada yang melihat ia akan merutuki adiknya itu karena sudah membuatnya malu.

Gagang pintu Jeno putar untuk di buka, segera ia masuk ke kamar jeano.

Namun, sebelum melangkah kembali, kakinya terdiam, terpaku menatap dua orang yang berada di kasur sedang sibuk dengan dunia mereka sendiri tanpa menyadari kehadiran Jeno di sini.

"K-kalian..........."

Nomark

TBC

true love {Nomark}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang